Bocah Perempuan Tewas Tenggelam Saat Main di Mata Air Klaten

Bocah Perempuan Tewas Tenggelam Saat Main di Mata Air Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 05 Jun 2024 20:14 WIB
Lokasi tenggelamnya bocah perempuan di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Rabu (5/6/2024).
Lokasi tenggelamnya bocah perempuan di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Rabu (5/6/2024). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Bocah perempuan asal Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, A (6) tenggelam di kolam mata air yang ada di kampungnya. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak terselamatkan.

"Dari pemeriksaan dokter di RS Cakra dinyatakan meninggal dunia. Jadi begitu kejadian dilarikan ke RS," ungkap Kades Nglinggi, Sugeng Mulyadi saat diminta penjelasan detikJateng, Rabu (5/6/2024) sore.

Dijelaskan Sugeng, kejadiannya diperkirakan sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu korban bermain bersama lima temannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu bermain bersama lima temannya, anak kecil semua. Jadi kejadian persisnya seperti apa tidak tahu karena tidak ada orang dewasa di lokasi," jelas Sugeng.

Musibah ini baru diketahui usai anak-anak tersebut berteriak hingga membuat kaget warga yang kemudian mengecek ke lokasi. Warga kemudian mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah sakit.

ADVERTISEMENT

"Oleh RT RW setempat dibawa ke RS tapi akhirnya dinyatakan meninggal. Kolam itu sudah lama digunakan sejak zaman dahulu untuk cuci dan mandi, tapi baru pertama kali ini ada kejadian," sebut Sugeng.

"Rencananya malam ini akan dimakamkan," imbuh Sugeng.

Kasubsektor Klaten Selatan Iptu Imam mengonfirmasi kejadian tersebut. Korban sebelumnya bermain di lokasi bersama temannya.

"Bermainnya memang di situ setiap hari, temannya anak-anak semua. Kemungkinan karena tidak bisa berenang," ungkap Imam.

Menurut Imam dari hasil pengecekan kedalaman kolam sekitar 1,5 meter. Korban diketahui baru mendaftar untuk masuk SD.

"Korban baru mau masuk SD. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan atau kekerasan dari pemeriksaan dokter," katanya.




(aku/ahr)


Hide Ads