Menjelang Hari Raya Idul Adha, terdapat beberapa amalan sunnah yang dapat dikerjakan, salah satunya adalah puasa. Terdapat 3 puasa yang dapat dikerjakan, yakni puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Dikutip dari laman Baznas, puasa sunnah sebelum Idul Adha tersebut memiliki banyak keutamaan, seperti dilipatgandakan pahala hingga dihapuskan dosa-dosanya. Puasa tersebut dilaksanakan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Hal ini didasarkan pada Hadits Riwayat Ahmad dan Nasai sebagai berikut.
Dari Hafshah RA, ia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu, puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh." (HR Ahmad dan An Nasa i)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan pada 1-7 Dzulhijjah, kemudian puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, dan puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah tepat sebelum Hari Raya Idul Adha dilaksanakan. Berikut ini penjelasan lebih lengkap terkait ketiga puasa tersebut lengkap dengan niat dan keutamaannya yang dikutip dari laman Baznas dan NU.
3 Puasa Sunah Sebelum Idul Adha
1. Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, tepatnya pada tanggal 1-7 Dzulhijjah atau 8-14 Juni 2024. 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari yang agung di sisi Allah dan apabila melaksanakan amal ibadah di hari-hari tersebut maka akan lebih disukai Allah sebagaimana hadits berikut.
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya dari pada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).
Kemudian puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga akan mendapatkan keutamaan dilipatgandakan pahalanya. Satu hari puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah setara dengan satu tahun puasa sunnah sebagaimana hadits berikut.
"Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar" (HR At-Tirmidzi).
Berikut ini bacaan niat puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta'âlâ."
2. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2024. Puasa Tarwiyah ini menjadi penanda awal rangkaian ibadah haji. Pada waktu ini jemaah haji sedang mempersiapkan untuk melakukan wukuf di arafah.
Puasa Tarwiyah memiliki keutamaan mendapatkan pahala, seperti pahala yang didapatkan Nabi Ayub. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al Majalis Wa Muntakhab Al Nafais sebagai berikut.
"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barang siapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam,"
Berikut ini bacaan niat puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'âlâ."
3. Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, tepatnya pada tanggal 16 Juni 2024 sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa pada hari ini memiliki keutamaan dibebaskannya dari siksa neraka, sebagaimana hadits berikut.
Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).
Selain itu puasa Arafah juga dapat menghapuskan dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang. Menurut mayoritas ulama, dosa yang dihapuskan berupa dosa-dosa kecil.
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu" (HR Muslim).
Berikut ini bacaan niat puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Larangan Puasa di Hari Tasyrik
Hari Tasyrik adalah hari setelah Idul Adha, yakni pada 11, 12, 13 Dzulhijjah. Pada hari-hari ini umat Islam dilarang berpuasa karena pada hari ini dijadikan sebagai hari makan dan minum. Hal ini didasarkan pada penjelasan Syeikh Abu Zakariya dalam kitab Asnal Mathalib sebagai berikut.
قوله (وَكَذَا أَيَّامُ التَّشْرِيقِ) وَهِيَ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَ يَوْمِ الْأَضْحَى لِلنَّهْيِ عَنْ صِيَامِهَا فِي خَبَرِ أَبِي دَاوُد بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ وَفِي خَبَرِ مُسْلِمٍ أَنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya, "(Demikian juga hari tasyrik), yaitu tiga hari setelah Idhul Adha karena larangan puasa pada hadits riwayat Abu Dawud dengan sanad sahih dan pada hadits riwayat Muslim, 'Bahwa itu semua adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah swt,'" (Syekh Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 314).
Demikian informasi lengkap 3 puasa sunnah sebelum Idul Adha, yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah.
Artikel ini ditulis oleh Syifa`ul Husna peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(par/aku)