Kota Solo mendapatkan keistimewaan dari DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) karena diizinkan tidak merapkan sistem Komandante pada Pileg 2024. Lantas berapa perolehan suara di Solo yang disebut 'Dapil Neraka' ini?
PDIP menerapkan komandante stelsel untuk sebagai strategi pemenangannya di Jateng dalam Pemilu 2024 lalu. Belakangan, strategi ini menuai polemik di kalangan internal.
Selain Kota Solo, ada juga Kabupaten Boyolali yang tidak menerapkan sistem Komandante karena perolehan kursinya pada Pemilu 2019 di atas 50 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya tak mengikuti sistem komandante karena berada di dapil neraka. Dia pun mengaku tak tahu menahu ada sejumlah caleg terpilih PDIP mundur gegara imbas sistem komandante ini.
"Kalau tidak menerapkan komandante tidak ada persoalan apa pun. Kalau Solo kan dapil neraka," ujar Rudy saat ditemui di Taman Sunan Jogo Kali, Solo, Sabtu (1/6/2024).
"Di bawah 50 persen saya dengernya ikut komandante, tapi benarnya seperti apa saya gak ngerti. Saya tidak ikut," sambung Rudy.
Perolehan Suara PDIP di Solo
Sebagai informasi, perolehan kursi PDIP Solo anjlok pada Pileg 2024 ini. Mereka hanya memperoleh 20 kursi, dari total 45 kursi. Sedangkan pada Pileg 2019 lalu, PDIP sukses mendapatkan 30 kursi.
Mengacu pada Keputusan KPU Solo Nomor 220 Tahun 2024 tentang penetapan perolehan kursi Parpol Peserta Pemilu anggota DPRD Kota Solo dalam Pemilu 2024, perolehan suara PDIP Solo sebanyak 143.433 suara sah, dengan rincian Dapil 1 meraih 33.949, Dapil 2 meraih 23.069, Dapil 3 meraih 23.829, Dapil 4 meraih 18.750, dan Dapil 5 meraih 43 836.
Berlaku untuk Daerah di Bawah 50%
Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto mengatakan, sistem komandante tersebut hanya berlaku pada daerah yang perolehan suaranya di bawah 50 persen pada pemilu lalu.
"Sistem ini hanya untuk internal kita di Jateng kecuali Solo dan Boyolali, itu adalah peraturan partai Nomor 1 Tahun 2023," kata Sumanto saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Jateng, Selasa (4/6).
(ams/ahr)