Dengan tekad kuat dan kedisiplinan menabung, seorang tukang batu di Boyolali akhirnya bisa menunaikan ibadah haji. Setelah belasan tahun menabung, mimpi Hantoro Parwono Sarwono (46), naik haji bakal terwujud tahun 2024 ini.
Warga Dukuh Sarimulyo, Desa Sambon, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali ini masuk kelompok terbang 94 Embarkasi Solo. Dia dijadwalkan berangkat pada Rabu, 5 Juni 2024 pekan depan.
Hantoro berangkat naik haji sendirian. Sedangkan istrinya yang kerja sebagai penjahit, bertugas menjaga rumah, dan mengasuh anak selama dia pergi haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di rumahnya, Hantoro menceritakan perjuangannya untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut.
"Di pengajian-pengajian itu kan sering diceritakan kefadholan-kefadholan haji, pahala-pahala haji seperti apa. Lha itu awal mula menggugah saya untuk bagaimana caranya agar saya bisa naik haji," kata Hantoro Parwono kepada para wartawan ditemui di rumahnya, Kamis (30/5/2024).
Terlebih, lanjut dia, di tahun 2009 sering mengantar mertuanya mengikuti manasik haji. Hal itu yang membuat dia semakin kuat dan semangat untuk dapat melaksanakan ibadah haji.
![]() |
"Lha berhubung sering mengantar ibu mertua manasik haji, itu membuat saya makin lebih kerentek, lebih semangat untuk bisa naik haji," ujar dia.
Kemudian Hantoro membuka tabungan haji di sebuah bank pada bulan Maret 2012 lalu. Uang tabungan yang dimilikinya akhirnya mantap digunakan untuk membuka rekening tabungan haji.
"Saya membuka rekening haji. Saya punya uang sedikit, punya tabungan sedikit. Ternyata ada program talangan haji. Syaratnya apa, saya penuhi syarat-syarat itu. Alhamdulillah lancar. Dari situ saya dapat porsi haji sampai sekarang itu," jelasnya.
Hantoro mendaftar haji menggunakan dana talangan dari bank tersebut sebesar Rp 25 juta. Dana sebesar itu harus dia cicil selama tiga tahun. Besaran cicilan Rp 600 ribu per bulan.
Setelah dana talangan haji lunas, dia pun juga terus berusaha menabung setiap minggunya. Uang upah sebagai tukang batu dia sisihkan sebagian untuk ditabung dengan dimasukkan ke kaleng. Setelah satu bulan, uang tabungan itu disetorkan ke rekening tabungan di bank. Uang tabungan ini dia persiapkan untuk melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH).
"Untuk menutupi kekurangan, saya nyicil. Saya nabung tiap minggu. Jadi setiap hari Sabtu saya dapat uang itu saya sisihkan. Masukkan ke celengan kaleng, setiap bulan saya setorkan ke bank. Untuk nyicil sampai terpenuhi, minimal mendekati ONH (ongkos naik haji)," katanya.
Dalam setiap bulannya, besaran uang yang ditabung pun berbeda-beda, Tergantung pendapatannya dan kebutuhan keluarga. Bahkan, terkadang juga tidak menabung, karena uang digunakan untuk kebutuhan keluarga dulu.
Hantoro akhirnya bisa berangkat naik haji tahun ini. Dia akan bergabung di Kloter 94 dari Kabupaten Boyolali yang akan berangkat pada tanggal 5 Juni 2024.
Setelah diberitahu dari Kemenag Boyolali, dia langsung mengecek saldo di tabungannya untuk melunasi biaya haji. Ternyata masih kurang.
"Alhamdulillah, dari Kemenag memberi tahu besok (tahun ini) saya berangkat. Saya lihat saldonya masih kurang, tapi tidak begitu banyak sekali. Saya cari kanan kiri-kanan kiri, pinjaman tapi kekurangannya itu nggak banyak banget," imbuh dia.
"Saya kan tukang batu, kalau dihitung cukup nggak, berhubung ini ibadah ya mau nggak mau saya sekuat tenaga, bagaimana caranya saya bisa nutupi ini. Kebutuhan anak istri saya juga tidak begitu. kebetulan istri saya bantu cari rezeki dalam bentuk jahit. Anak saya juga kerja, bisa sedikit membantu," sambungnya.
Bapak empat anak ini juga mengaku tidak banyak membawa bekal. Yang penting adalah pakaian ihram, obat-obatan serta beberapa pakaian dan barang kebutuhan pribadi. Seperti perlengkapan mandi dan sabun cuci pakaian.
(apu/ams)