Kasus pembongkaran makam gadis berinisial EF (20) di Desa Binangun, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga mengingatkan pada kasus Sumanto pada 21 tahun silam. Sumanto yang merupakan warga Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga ini saat itu juga mencuri mayat dari makam untuk dimakan.
Kejadian tersebut tentunya memberikan rasa takut tersendiri bagi warga sekitar. Terlebih kejadian kanibalisme tersebut juga terjadi di wilayah Purbalingga.
Mira (24), warga Desa Binangun mengaku pernah mendengar peristiwa keji tersebut. Waktu itu dirinya masih usia balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dengar itu waktu masih kecil (kasus Sumanto). Sempat ramai dahulu informasinya. Tapi kan karena masih kecil jadi ga begitu tahu," kata dia saat ditemui, Selasa (21/5/2024).
Dirinya berharap kejadian itu tidak terulang. Apalagi kasus pembongkaran makam gadis yang kemarin terjadi di wilayahnya.
"Tapi kalau itu kejadian lagi sih khawatir ya. Semoga sih motifnya bukan kayagitu ya," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Binangun, Maksum menganggap pandangan tersebut sebagai opini masyarakat. Dirinya tidak bisa menduga-duga sebelum pelaku tertangkap.
"Kalau dalam pandangan sini tidak sampai ke arah kaya Sumanto Kanibal itu kan. Kalau yang saya dengar mereka ga berpikir sejauh itu. Tapi ya saya tidak bisa menyampaikan ini untuk sebuah syarat apa. Tidak bisa menduga-duga," katanya.
"Memang iya mungkin teringat peristiwa kaya Sumanto itu kan. Tapi itu kan kelainan kalau Sumanto. Makanya kami juga kami lagi mencari sebetulnya pelaku itu siapa untuk mencari tahu motif dan tujuannya apa. Menghindari pikiran atau pendapat masyarakat. Namun ternyata untuk menggali atau mencari keterangan butuh waktu" lanjut dia.
Jika dilihat dari mitos yang berkembang di masyarakat sekitar juga menurutnya tidak ada hubungannya kematian gadis dengan pencurian mayat.
"Hal seperti masih gadis meninggal terus tali pocongnya jadi sasaran pencurian itu sih nggak. Mitos kaya gitu biasanya orang yang meninggal karena kecelakaan. Kalau melihat peristiwa ini kan bukan kecelakaan tapi karena sakit," ujarnya.
Dirinya menyebut sempat ada obrolan di masyarakat terkait kematian seseorang di hari tertentu. Namun kepercayaan tersebut tidak berlaku.
"Kemarin sebetulnya ada yang sempat ngobrol kaya gitu (meninggal malam tertentu). Tapi kalau dihitung-hitung harinya atau pasarannya masih ga nyambung juga," jelasnya.
Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat kasus ini semakin liar sebelum pelaku tertangkap. Karena keluarga yang ditinggalkan masih dalam suasana duka.
"Semalam pas saya acara di tahlilan saya sampaikan ke jamaah, kepada masyarakat jangan membuat spekulasi dugaan, kaya Sumanto, pesugihan, atau sebagainya. Karena arahnya bisa jadi fitnah," ungkapnya.
"Yang lebih dipikirkan ke keluarga almarhumah. Yang keluarga berduka banget itu karena dilatarbelakangi anak yang berprestasi. Itu yang membuat keluarga dan masyarakat bela sungkawa mendalam," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui dilansir detikNews, Sumanto memakan mayat Mbok Rinah (81) pada tanggal 11 Januari 2003 malam.
Mayat itu diambil Sumanto setelah 16 jam dikubur. Oleh Sumanto, tulang dan sisa daging mayat Mbok Rinah dikubur di depan rumahnya.
Dalam pemeriksaan kepolisian diketahui bahwa selain Mbok Rinah, Sumanto memakan dua orang lainnya. Akibat tindakannya, pada 27 Juni 2003, warga Desa Pelumutan, Kemangkon, Purbalingga itu, divonis 5 tahun penjara.
(apl/ahr)