Seorang buruh penyadap karet, Tukimin (72) merasa bersyukur bisa menjadi calon jemaah haji yang berangkat tahun ini. Dia, bahkan tak pernah menyangka bahwa dirinya bisa naik haji.
Tukimin menjadi salah satu jemaah dari Semarang yang akan menuju Asrama Haji di Donohudan, Boyolali, hari ini. Dia sudah berangkat pagi-pagi buta agar tak terlambat mengikuti acara pelepasan dan pembekalan di UIN Walisongo, Semarang.
"Ke sini sendiri, dari jam 5 naik trans terus dari sana (gerbang UIN) jalan," katanya saat ditemui di lokasi, Kamis (9/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tukimin bercerita bahwa dirinya bisa duduk di tengah-tengah calon jemaah lain hari ini karena 12 tahun lalu dia dipaksa mendaftar haji oleh anaknya. Tukimin bahkan tak tahu bahwa dia akan didaftarkan haji. Saat itu, anaknya hanya meminta untuk diantar ke sebuah bank.
"Aku didaftar ini nggak tahu, corone rahasia tahu-tahu berangkat sini. Pokoknya anak-anak suruh libur sehari, diminta ke Bank BTN. Kan aku sibuk to, nggak mau tapi dipaksa, terus yaudah ke sana," jelasnya.
Di bank itu, anaknya menyetorkan uang sebesar Rp 40 juta. Tukimin baru tahu bila dirinya didaftarkan haji setelah mengurus berkas di kantor pendaftaran haji.
"Aku nggak tahu kalau itu daftar haji, tahu-tahu difoto di kantor bupati, Habis itu baru dikasih tahu kalau buat haji, dijelasin," tambahnya.
Menurutnya, bila 12 tahun lalu dirinya tak didaftarkan haji oleh anaknya, belum tentu Tukimin akan mendaftar haji sampai saat ini. Dia bahkan tak pernah berpikir akan bisa naik haji.
"Nggak tahu (daftar atau nggak), nggak kepikiran," ujarnya.
Sehari-hari Tukimin bekerja sebagai penyadap karet di daerah Mijen. Hal itu sudah dilakoni sejak dia berumur 17 tahun.
"Saya sudah nyadap karet, dulu bayaran saya pertama belum ada Rp 500," lanjutnya.
Meski begitu, dia bisa menyekolahkan empat anaknya. Bahkan, dua dari empat anaknya menempuh pendidikan tinggi.
"Alhamdulillah, sekolahnya sampai MI, terus dua orang kuliah itu biaya sendiri," kata Tukimin.
Karena itu dia merasa bahagia bisa ikut ibadah haji tahun ini. Selain bisa menunaikan kewajiban, Tukimin juga menilai ibadah haji ini bukti kepedulian anak-anaknya terhadap dirinya.
"Alhamdulillah, ya bahagia, ya senang, alhamdulillah," pungkasnya.
(afn/rih)