"Saya banyak bertemu para pekerja migran Indonesia di Malaysia. Di Johor saya juga bertemu teman saya yang menjadi guru," kata Narendra Wicaksono kepada detikJateng via ponsel, Selasa (23/4/2024) siang.
Narendra mengisahkan, para tenaga migran asal Indonesia itu memiliki solidaritas luar biasa. Selama di Malaysia, banyak orang baik yang berlomba mentraktir dirinya.
"Di sini (Malaysia) orang berlomba-lomba berbuat baik. Yang paling sulit saya hindari adalah membayar makan dengan uang pribadi saya, banyak orang berlomba-lomba untuk bayar makanan saya," ujar Narendra.
Menurut Narendra, sampai saat ini dirinya sudah menempuh jarak sekitar 2.300 kilometer. Seejauh ini dia belum mengalami ban sepedanya bocor.
"Sampai sekarang ban saya belum pernah bocor sekalipun. Memompa ban saya ingat belum ada 15 kali, ini keajaiban. Saat di Jambi alat untuk oper gigi patah, tapi dibantu ojol di Jambi untuk perbaiki sepeda saya,'' kata Narendra.
Narendra tidak mematok target kapan harus tiba di Makkah, mengingat kondisi Timur Tengah saat ini imbas ketegangan Iran dan Israel.
"Saya tidak bisa menjanjikan sampai di Makkah kapan karena eskalasi geopolitik setelah Iran berkonflik dengan Israel. Tapi saya akan mencari jalan untuk bisa sampai ke Makkah segera mungkin," kata Narendra.
Setelah sampai di KBRI Kuala Lumpur, Narendra akan segera ke Kedubes Pakistan dan India untuk meminta izin melintas. Dari Malaysia, dirinya akan melanjutkan perjalanan ke Thailand.
"April sampai 17 Mei di Malaysia, 17 Mei sampai 17 Juni di Thailand, 17 Juni sampai 17 Juli di India, kemudian Pakistan, Iran, Irak, Yordania, dan Saudi Arabia," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, seorang pemuda asal Ceper, Klaten, Narendra Wicaksono (28) memutuskan bersepeda menuju Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji. Pemuda yang bekerja sebagai driver ojol itu baru sampai di Malaysia.
Video perjalanan pemuda tersebut beredar di medsos. Di video itu terlihat Narendra tengah bersepeda di area perkebunan kelapa di Malaysia.
Ayah Narendra, Widodo (60) mengakui anaknya berpamitan pergi haji dengan bersepeda. Narendra telah berangkat sejak Februari lalu.
"Berangkatnya subuh-subuh, malah seingat saya sebelum azan subuh. Bawa uang tapi ndak seberapa," kata Widodo saat ditemui detikJateng di rumahnya, Senin (22/4).
Saat dihubungi detikJateng lewat ponsel, kemarin, Narendra mengakui awalnya dia ingin menunaikan haji. Hanya saja, beberapa kendala teknis membuat dia harus mengubah niatnya dari haji menjadi umrah.
Dia mengaku sudah mempersiapkan diri cukup lama untuk bisa berangkat ke Tanah Suci dengan bersepeda. Bahkan, persiapan sudah dilakukan selama lima tahun ini.
"Betul (awalnya niat haji). Ya (ibu tahunya haji) tapi beliau tidak paham kalau untuk berhaji perlu visa khusus jadi saya akan umrah, musim haji tahun ini jelas tidak akan sampai," kata Narendra kepada detikJateng melalui pesan singkat.
(dil/dil)