Terungkap! Ini Motif Pelaku Order Fiktif Takjil untuk Masjid Zayed Solo

Terungkap! Ini Motif Pelaku Order Fiktif Takjil untuk Masjid Zayed Solo

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 20 Apr 2024 12:30 WIB
Warga menunggu waktu berbuka puasa saat mengikuti kegiatan buka puasa bersama di Masjid Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Selasa (12/3/2024). Badan Pengelola Masjid Raya Syeikh Zayed menyiapkan 10 ribu menu takjil berbuka puasa setiap harinya yang akan berlangsung selama bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/Spt.
Suasana Buka Puasa Bersama di Masjid Syeikh Zayed Solo. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.
Solo -

Pelaku order fiktif makanan dan takjil buka puasa di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo berhasil ditangkap. Pelaku bernama Eko nekat melakukan order fiktif dengan alasan untuk menutupi rasa malu.

Kasat Reskrim Polresta Solo Kompol Ismanto mengatakan, korban dalam kasus itu ada Slamet yang merupakan rekan pelaku, dan Supodo yang merupakan mertua Eko. Dalam prosesnya, Eko sempat melarikan diri ke Ngawi, Jawa Timur.

"Sudah diamankan inisial E (Eko), kemarin malam. Iya (sempat kabur ke Ngawi)," kata Ismanto saat dihubungi awak media, Sabtu (20/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil keterangan pelaku, Ismanto mengatakan, orderan fiktif itu dilakukan oleh pelaku untuk menutupi rasa malu. Karena pelaku sempat sesumbar mendapatkan orderan untuk pengiriman takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama bulan puasa.

Agar makanan dari katering korban bisa masuk, pelaku sempat mengatakan kepada pengurus masjid jika makanan dan takjil itu merupakan sedekah dari hamba Allah.

ADVERTISEMENT

"Keterangannya, dia mendapatkan informasi adanya peluang untuk memasok buka bersama, tapi kemudian tidak ada deal, tapi dia terlanjur ngomong dengan korban bahwa akan ada pesanan. Korban sudah kulakan. Akhirnya, untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak Zayed itu sedekah dari hampa Allah," jelasnya.

Ismanto mengatakan, kasus ini cukup unik. Meski para korban mengaku merugi hampir Rp 1 miliar, namun tidak ada keuntungan materiil yang didapatkan pelaku.

"Sementara seperti, ini sedikit unik ya (karena pelaku tidak mendapatkan keuntungan materiil)," ucapnya.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih terus didalami pihak kepolisian. Proses penyelidikan terus dilakukan.

"Sementara kita masih lanjut. Korban ada dua, kalau keluarga mau (damai), tapi kan pihak Slamet orang luar. Kita lanjut prosesnya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, dua korban ada pemilik katering Vio bernama Kusnadi Slamet Widodo, asa Baki. Dan pemilik katering Adila Supodo, asal Tawangsari. Mereka setiap hari mengirim 400 paket nasi senilai Rp 25.000, dan 400 paket takjil senilai Rp 15.000 ribu ke Masjid Zayed selama 28 hari.

Pengacara korban, Kalono mengatakan, kasus ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo. Kedua usaha katering itu kena prank oleh Eko, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.

"Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua katering itu sekitar Rp 960 juta," kata Kalono.




(apl/apl)


Hide Ads