7 Fakta 2 Katering Tertipu Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo Hampir Rp 1 M

Round Up

7 Fakta 2 Katering Tertipu Order Fiktif Takjil Masjid Zayed Solo Hampir Rp 1 M

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 20 Apr 2024 06:30 WIB
Warga menunggu waktu berbuka puasa saat mengikuti kegiatan buka puasa bersama di Masjid Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Selasa (12/3/2024). Badan Pengelola Masjid Raya Syeikh Zayed menyiapkan 10 ribu menu takjil berbuka puasa setiap harinya yang akan berlangsung selama bulan Ramadan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/Spt.
Ilustrasi katering tertipu order fiktif di Masjid Syeikh Zayed, Solo. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Solo -

Seorang owner katering mengadu ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengenai pembayaran takjil di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo yang tidak lancar. Namun setelah ditelusuri, ternyata order tersebut fiktif dan tak berhubungan langsung dengan Masjid Zayed Solo. Berikut tujuh fakta order fiktif tersebut.

Ngadu ke Gibran

Seorang pemilik katering bernama Erlen Wahyu Ningsih menyampaikan aduan di Unit Layanan Aduan Surakarta (Ulas). Dia dan teman-temannya mengadu jika pesanan takjil dan makanan buka puasa untuk Masjid Zayed belum dibayar.

"Assalamualaikum wr.wb mas gibran, Mas gibran izin lapor terkait pembayaran takjil & makan buka puasa di masjid zayed yang belum terbayarkan ke rekan-rekan catering padahal ini sudah lewat dari perjanjian awal yaitu tiap 1 minggu akan dibayarkan. Kasihan mas ini udah lebaran tapi malah uangnya gak cair. Dan baru cair dp 10jt itupun dulu pas awal puasa. Mas minta tolong diusut terkait uang yang belum dibayarkan ke rekan2 karena nominalnya banyak buat kami Terimakasih," tulisnya seperti dilihat detikJateng, Jumat (19/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Zayed Buka Suara

Dimintai konfirmasi terpisah, Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed, Munajat membenarkan adanya katering yang mengirimkan makanan di Masjid Raya Sheikh Zayed selama bulan puasa. Hanya saja, katering tersebut tidak terdaftar sebagai pemasok takjil resmi Masjid Zayed.

"Iya benar itu. Kronologi sederhana singkatnya, ini baru diklarifikasi ke Polres. Jadi ada E itu membuat pesanan ke mertua, istri, dan Pak Lik serta temannya, atas nama dua katering, Bila dan Vio katering. Dia menunjukkan chat-chat kalau dapat pesanan dari Masjid Zayed," jelas Munajat saat dihubungi awak media, Jumat (19/4).

ADVERTISEMENT

Masjid Zayed Sempat Menolak

Munajat mengatakan awalnya pesanan itu dikirim waktu sahur. Namun dari pihak masjid menolak karena tidak ada agenda sahur bersama, dan adanya hanya buka puasa bersama.

Keesokan harinya, pihak katering mengirimkan makanan lagi saat buka puasa. Saat mengirimkan, kata Munajat, mereka mengatasnamakan sedekah.

"Awalnya ditolak tapi terus memaksa dengan alasan sedekah, si E itu yang pesan dan mengantarkan dia. Katanya sedekah dari hamba Allah. Kita sempat bilang untuk tidak diterima karena takut kenapa-kenapa," ujarnya.

"Kalau makanan yang kita pesan 7 ribu sampai 10 ribu itu berkelas semua. Harganya lumayan untuk Kota Solo kita ambil harga tertinggi Rp 25 ribu," lanjutnya.

Namun, saat ditolak itu E tetap kukuh untuk memberikan makanan tersebut dengan alasan sudah ada yang memesan dengan nama hamba Allah.

"Tapi akhirnya, katanya sedekah masa kita tolak. Itu pun pihak kita sudah menyampaikan untuk diberikan ke masjid lain, karena di masjid Zayed sudah banyak makanan buka puasa, jawabannya dia itu kalau Masjid Zayed magnet. Terus kita ya udah," jelasnya.

Sehari Kirim 800 Dus

Munajat mengatakan E sudah mengirimkan takjil sebanyak 24 kali di Masjid Zayed. Lalu sekali mengirimkan sekitar 800 dus makanan.

Namun, saat Lebaran ada aduan dari Ulas mengenai katering tersebut. Pihaknya juga menampik telah mengorder makanan tersebut.

"Iya kita dirugikan karena mengatasnamakan Masjid Zayed saat pesan katering itu. Setelah di Ulas itu, kita meminta untuk datang ke Masjid soal order fiktif itu. Jadi yang datang istrinya, mertua, dua paman temannya dan yang disubkan ke Vio katering dan mereka menjelaskan," bebernya.

"Si E bilang kalau dapat pesanan dari Zayed. Terus kita jelaskan, kita tanya kok nggak ke Masjid konfirmasi tapi mereka bilang kalau satu pintu dari E," jelas dia.

Sementara itu, pihaknya masih akan konsultasi dengan sesepuh apakah kasus tersebut akan dibawa ke ranah hukum atau tidak karena telah mencatut nama Masjid Sheikh Zayed.

2 Katering Rugi Hampir Rp 1 M

Dua usaha katering asal Sukoharjo, yakni Vio asal Baki dan Adila asal Tawangsari, tertipu pesanan katering yang dikirim ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Akibatnya, kedua katering itu merugi hampir Rp 1 miliar.

Pemilik Vio katering asal Baki, Kusnadi Slamet Widodo mengatakan, awalnya ia mendapatkan pesanan dari temannya bernama E untuk mengirim makanan dan takjil selama Bulan Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Jumlahnya, mereka mengirim 800 paket makanan setiap hari yang dibagi oleh kedua usaha katering itu.

"Dibagi dua, saya 400 sana 400. Pembagiannya paket nasi 400, takjil 400. Saya tidak tahu kalau diprank sama E, saya kirim," kata Kusnadi saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024).

Kusnadi yang sehari-hari pedagang hik, merasa senang mendapatkan pesanan itu. Ia mencari utangan untuk memenuhi pesanan tersebut. Sementara usaha katering satunya milik mertua Eko, warga Tawangsari.

Perjanjian dengan Eko, pembayaran akan dilakukan setiap 7 hari. Lalu ia mengirim nota, selang 3 hari uang cair. Namun di tengah jalan, E mengatakan, jika ada masalah di TU sehingga belum bisa mencairkan uang pembayaran.

"Pada hari Kamis (11/4), saya diundang ke Masjid Zayed untuk pembayaran. Di sana E datang sama mertuanya. E menunggu di pinggir jalan, lalu pamitan ke WC dan sudah tidak kembali lagi, menghilang. Lalu sudah tidak bisa dikontak," ucapnya.

Dia mengaku belum mendapatkan pembayaran atas pesanan itu. Padahal, ia harus mencari utangan untuk memenuhi pesanan tersebut. Kusnadi mengatakan, E sudah diamankan setelah bersembunyi di Ngawi.

Dari hasil pengakuan E, Kusnadi menuturkan jika teman masa kecilnya itu mengaku tidak ada job atau pesanan dari Masjid Zayed. Hal itu, membuatnya malu. Sebab, dia ditagih-tagih untuk melunasi utang.

"Saya pinjam orang semua, saat ini ditagih terus. Saya malu juga sama tetangga," jelasnya.

Pengacara korban Kalono mengatakan, kasus ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo. Kedua usaha katering itu kena prank oleh E, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.

"Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua katering itu sekitar Rp 960 juta," kata Kalono.

Pelaku juga Tipu Mertua

Mertua E, Supodo, mengakui jika dirinya juga tertipu oleh menantunya. Padahal, ia harus berutang untuk memenuhi pesanan itu. Sehari-hari, ia berjualan mie di Semarang.

"Katanya (E) mendapatkan orderan 800 paket, dibagi dua antara anak saya Adila, dan katering Vio asal Baki. Setiap porsi makanan harganya Rp 25 ribu, dan takjil Rp 15 ribu," kata Supodo, saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024).

Demi menyanggupi pesanan tersebut, Supodo hingga harus berutang. Bahkan, hutang tersebut sudah jatuh tempo sebelum Lebaran 2024.

"Modal saya itu berjibaku utang ke pasar, tetangga. Di situ minta jatuh temponya sebelum Lebaran, tapi saya belum bisa melunasi," ucap Supodo.

Keterangan Polisi

Terpisah, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi membenarkan adanya informasi dugaan penipuan tersebut.

"Memang sampai kemarin itu salah satu warga berinisial S datang ke Satreskrim Polresta Solo untuk laporan. Dia merasa dipesani (takjil) oleh E (pelaku)," pungkas Iwan.




(cln/apl)


Hide Ads