Nasib apes dialami Supodo pemilik katering Adila asal Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo. Ia ditipu oleh menantunya sendiri bernama Eko. Akibatnya, Supodo terlilit utang hingga merugi ratusan juta rupiah.
Kejadian bermula saat menantunya mengaku mendapatkan pesanan makanan menu buka puasa di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Jumlahnya yang banyak, membuatnya senang pada awalnya.
"Katanya (Eko) mendapatkan orderan 800 paket, dibagi dua antara anak saya Adila, dan katering Vio asal Baki. Setiap porsi makanan harganya Rp 25 ribu, dan takjil Rp 15 ribu," kata Supodo, saat ditemui awak media di Mapolresta Solo, Jumat (19/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap hari Adila mengirimkan 400 makanan, dan Vio juga mengirimkan 400 makanan ke Masjid Zayed Solo untuk menu buka puasa. Makanan itu juga diterima oleh petugas.
Dia mengatakan, setiap minggu diminta mengirimkan nota. Pembayaran akan dilakukan pada 3 hari kemudian. Namun, sejak minggu pertama, tak ada yang dibayarkan ke kedua usaha katering itu.
"Saya percayanya itu dari Masjid melalui Eko. Saya sudah yakin, karena dia (Eko) sering keluar-masuk masjid, kayaknya seperti ada kerja sama itu," ucapnya.
Keyakinan Supodo itu diperkuat dengan aktivitas menantunya sering berada di Masjid Zayed Solo. Padahal, dia sendiri tidak tahu hubungan antara Eko dan pengurus masjid.
Hingga akhirnya dia mengetahui jika dirinya hanya ditipu oleh menantunya sendiri. Sebab dia hanya mendapatkan invoice, tanpa ada uang yang dibayarkan.
Tanpa adanya pembayaran, dia tidak memiliki uang untuk diputarkan. Supodo akhirnya mengambil pinjaman untuk memenuhi pengiriman paket makanan seperti yang diminta Eko.
"Setelah 12 hari itu saya kehabisan modal. Modal saya itu berjibaku utang ke pasar, tetangga. Di situ minta jatuh temponya sebelum lebaran, tapi saya belum bisa melunasi," jelasnya.
Kini dia hanya berharap mendapatkan pembayaran dari pengirimannya untuk menutup utang-utangnya. Dia yang bekerja sebagai penjual mie di Semarang, mengaku kesulitan melunasi semua utangnya.
"Saya mengirimkan makanan itu untuk mencari rejeki. Harapan saya dapat rejeki dari kiriman itu," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Pengacara korban Kalono mengatakan, kasus ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo. Kedua usaha katering itu kena prank oleh Eko, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.
"Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua katering itu sekitar Rp 960 juta," kata Kalono.
Terpisah, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi membenarkan adanya informasi dugaan penipuan tersebut.
"Memang sampai kemarin itu salah satu warga berinisial S datang ke Satreskrim Polresta Solo untuk laporan. Dia merasa dipesani (takjil) oleh E (pelaku)," pungkas Iwan.
(ahr/cln)