Kampung Masih Kebanjiran, Warga Kedungbanteng Demak Nekat Balik ke Rumah

Kampung Masih Kebanjiran, Warga Kedungbanteng Demak Nekat Balik ke Rumah

Mochamad Saifudin - detikJateng
Senin, 25 Mar 2024 11:02 WIB
Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024)
Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng.
Demak -

Sebagian warga Kampung Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Padahal, banjir masih merendam jalan perkampungan hingga ketinggian 70 sentimeter.

Pantauan detikJateng di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB, gang Dukuh Kedungbanteng tersebut terendam mulai dari gerbang hingga ke dalam permukiman warga sejauh sekitar 1 kilometer. Sementara warga yang mengungsi kembali ke rumah untuk mengecek kondisi dan membersihkan rumah.

"Ini dari ngekos di Kudus, sekitar satu mingguan. Ada 8 orang, semula ada 4 KK, orang 16. Kemudian ada yang pindah ke pengungsian, anaknya yang minta ke pengungsian, deket kerjaan lah," kata Nur Ali di lokasi, Senin (25/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024)Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024) Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Ia menuturkan, rumahnya masih tergenang banjir sekitar 60 sentimeter. Sementara jalan kampung ketinggian air mencapai 70 sentimeter.

"Kira kira 60 cm di rumah. (Jalan kampung) kira-kira 70 cm jalan. Soalnya tinggian rumah dibanding jalan kampung. Jalannya rendah," ujar Ali warga RT 4 RW 3 itu.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, jalan kampung tersebut memang paling lama surutnya. Ia menghitung pada periode banjir pertama akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan, Kamis (8/2) surutnya hingga 20 hari.

"Lama kira-kira 20 hari. Iya kira-kira segitu. Paling belakangan surutnya," terangnya.

Senada diungkapkan warga lain, Laila (34). Dirinya kembali dari tempat kos Kudus ke rumahnya di RT 5 RW 3 meski banjir belum sepenuhnya surut. Ia berencana menempati rumahnya hari ini lantaran di rumahnya sudah selesai dibersihkan.

"Ngekos di Kudus, 10 harian. Baru pulang, rumahe udah bersih jadi pulang. Kemarin masih masuk rumah, nggak berani pulang," terang Laila.

"Ini udah bersih, dua hari kemarin sudah dibersihke, udah bersih pulang," sambungnya.

Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024)Banjir di Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak, Senin (25/3/2024) Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Laila nekat kembali ke rumah meskipun jalan kampungnya masih terendam banjir. Pasalnya, banjir di jalan kampungnya memang paling akhir surutnya.

"Kalau nunggu airnya surut ya bisa sampai Lebaran, lama. Sini itu paling terakhir, soalnya pembuangan dari Tugu, Karangturi ngalir ke sini semua. Terus ke Siphon Gajah, sini paling terakhir," terangnya.

Warga lainnya, Mulyani mengatakan, banjir kali ini lebih parah. Ia menyebut air masuk di wilayah Kedungbanteng hingga 1,5 meter lebih.

"Lebih parah ini, kemarin kan sampai 1,5 meter, ini lebih lagi," ujar Imbuh.

Dirinya banjir kedua akibat jebolnya Tanggul Sungai Wulan, Minggu (17/3) mengungsi di mertuanya di Prambatan Kudus. Ia menerangkan, perabotan rumahnya kembali terendam banjir lagi.

"Dalam rumah berantakan semua, kulkas, apa hanyut semua. Sudah dua kali ini," terangnya.

Ia mengungsi sejak Jumat (15/3). Ia mengantisipasi lantaran sebelumnya dirinya pernah terjebak saat banjir tanggul jebol pertama.

"Iya, sebelum jebol. sudah antisipasi. Ngungsi sajalah, kemarin kita terjebak mau ke sana kemari nggak bisa," terangnya.

Sementara itu Camat Karanganyar, Ungguh Prakoso mengatakan, di wilayahnya yang masih terendam banjir yaitu dua kampung. Yaitu Dukuh Norowito, Desa Ketanjung dan Dukuh Kedungbanteng, Desa Wonorejo.

"Norowito dan Kedungbanteng mas," kata Ungguh.




(apl/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads