Seorang warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo berinisial SH (60), diduga meninggal dunia karena virus Leptospirosis. Kabar itu pertama kali diunggah pada akun X @afifahafra79.
"Hasil penelusuran ke beberapa pihak terkait termasuk keluarga. Nama pasien yang meninggal inisial SH, warga Kadipiro, Solo. Beliau dirawat di sebuah RSU di Solo (bukan Muwardi seperti yang sempat disebutkan masyarakat). Awalnya dikira DB, ternyata bukan. Pihak keluarga menyebutkan bahwa pasien meninggal karena sakit akibat tikus. Belum jelas apakah itu pes atau leptospirosis. Mungkin pes adalah asumsi keluarga dan masyarakat saja. Yang jelas, di sekitar tempat beliau ada yang mengalami penyakit dengan gejala sama," tulis akun @afifahafra79, seperti yang dilihat detikJateng, Jumat (22/4/2024).
Diketahui, Bakteri Leptospirosis disebarkan melalui urin binatang pengerat seperti tikus, yang terkena Leptospira interrogans. Bakteri itu biasanya bersarang di lokasi basah, dan masuk ke tubuh manusia melalui luka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi, Camat Banjarsari Beni Supartono Putro, membenarkan hal itu. Awalnya, SH sempat dirawat di rumah sakit dengan diagnosa Demam Berdarah (DB).
Namun saat pemeriksaan medis lebih lanjut, ternyata SH terkena bakteri Leptospirosis. SH dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (21/3/2024).
"Awalnya seperti diagnosa DB, tapi ternyata Lepstospirosis," kata Beni saat dikonfirmasi awak media, Jumat (22/3/2024).
Atas temuan kasus ini, pihak Pemerintah Kecamatan langsung berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan Kelurahan untuk melakukan pencegahan. Pasalnya, saat ini Kota Solo masih memasuki musim penghujan.
"Kami akan koordinasi dengan teman-teman medis di tingkat puskesmas, baru kemarin kami membuat edaran berkaitan dengan pencegahan DB dengan mengerahkan kader didampingi teman-teman puskesmas," terang Beni.
Pihaknya juga mengaku baru pertama kali ini mendapati ada warga yang meninggal akibat penyakit tersebut. "Jadi hal ini masih baru kami dapati di Solo," pungkasnya.
(cln/cln)