Mengenang Mbah Ma'shoem, Ulama Dermawan Pendiri Ponpes Tertua di Lasem

Mengenang Mbah Ma'shoem, Ulama Dermawan Pendiri Ponpes Tertua di Lasem

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Senin, 18 Mar 2024 06:55 WIB
Lukisan foto Mbah Ma’shoem dan istri, Nyai Nuriyyah Ma’shoem, di Ponpes Al-Hidayat, Desa Soditan, Lasem, Kabupaten Rembang, Minggu (17/3/2024).
Lukisan foto Mbah Ma'shoem dan istri, Nyai Nuriyyah Ma'shoem, di Ponpes Al-Hidayat, Desa Soditan, Lasem, Kabupaten Rembang, Minggu (17/3/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang -

Salah satu tokoh ulama legendaris asal Lasem, Rembang, almarhum Kiai Haji Ma'shoem alias Mbah Ma'shoem Lasem dikenal sebagai sosok alim yang dermawan. Semasa hidupnya, Mbah Ma'shoem pernah menjadi anggota MPR dan gajinya habis dibagikan ke fakir miskin.

Hal itu diungkapkan salah satu cucu Mbah Ma'shoem, Nyai Hajah Maria Ulfa dan suaminya Gus Affan Martadi saat berbincang dengan detikJateng di kediamannya di Desa Soditan, Lasem, Rembang, Minggu (17/3).

Lukisan foto Mbah Ma'shoem dan istri, Nyai Nuriyyah Ma'shoem, di Ponpes Al-Hidayat, Desa Soditan, Lasem, Kabupaten Rembang, Minggu (17/3/2024).Nyai Hajah Maria Ulfa (cucu Mbah Ma'shoem) saat mengajar para santrinya di Ponpes Al-Hidayat, Soditan, Lasem, Rembang, Minggu (17/3/2024). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

"Mbah Ma'shoem pernah berpesan siapa saja yang mau ngaji (mondok), punya uang atau tidak supaya tetap diterima," kata Ulfa, Minggu (17/3/2024). Pesan tersebut hingga kini masih dipegang erat oleh keluarganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, Mbah Ma'shoem merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayat. Ponpes Al-Hidayat didirikan Mbah Ma'shoem pada tahun 1916 di Desa Soditan. Al-Hidayat merupakan ponpes tertua di Lasem.

Pernah Menjabat Anggota Kontituante/MPR

Kedermawanan Mbah Ma'shoem juga dituturkan oleh suami Ulfa, Affan Martadi (Gus Affan). Dia bilang Mbah Ma'shoem pernah menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, Mbah Ma'shoem tak menjabat sampai selesai atau tak sampai habis satu periode.

ADVERTISEMENT

Selama menjabat sebagai anggota MPR, kata Gus Affan, Mbah Ma'shoem selalu menghabiskan gajinya untuk dibagikan ke fakir miskin yang dijumpainya dalam perjalanan pulang.

"Setelah merdeka, Mbah Ma'Shoem termasuk Anggota MPR atau Anggota Konstituante. Hebatnya, gaji dari anggota MPR itu tidak pernah masuk ke gerbang rumah. Karena uangnya dikasih ke fakir miskin," tutur Gus Affan.

"Dulu itu sering naik kereta api. Kalau turunnya pas di Pamotan dibagikan di Pamotan. Jadi kalau sampai rumah (gajinya) sudah habis. Mbah Ma'shoem jadi Anggota Konstituante tidak sampai selesai periode. Alasannya tidak ada yang tahu. Menurut saya mungkin karena beliau sudah sibuk mengelola pesantren," imbuh Gus Affan.

Sering Bertemu Bung Karno

Gus Affan menambahkan, Mbah Ma'shoem sering melakukan pertemuan dengan Presiden RI pertama, Bung Karno, dan berbagai tokoh nasional lainnya.

"Mbah Ma'shoem dulu sering melakukan dialog dengan Bung Karno. Itu membahas apa saya kurang tahu. Dulu itu juga sama Mbah Wahab Chasbullah. Pertemuan itu pascakemerdekaan," ungkap Gus Affan.

Sebagai informasi, Mbah Ma'shoem lahir pada tahun 1870 dan wafat di usia 102 tahun atau pada 1972. Mbah Ma'shoem menikah dengan Nyai Nuriyyah dan dikaruniai 13 orang anak, namun hanya lima anak yang tumbuh hingga dewasa. Sedangkan delapan anak lainnya meninggal saat masih kecil.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads