Dua orang tewas usai banjir bandang menyapu permukiman warga Desa Wangandowo, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, beberapa hari lalu. Banjir akibat jebolnya embung milik sebuah pabrik sepatu itu juga menyebabkan sejumlah rumah warga rusak.
Korban Ibu dan Anak
Korban diketahui bernama Warsilah (38) dan anaknya SF (10), ditemukan meninggal dunia setelah hanyut terbawa arus banjir. SF ditemukan 10 meter dari lokasi penemuan jasad ibunya.
"Ya, untuk korban bernama SF umur 10 tahun sudah ditemukan, laporan lengkap menyusul," kata relawan SAR Bumi Santri, Nindhomudin, saat dihubungi detikJateng, Rabu (13/3/2024) malam.
Jenazah ibu dan anak itu dimakamkan berdampingan di pemakaman desa setempat. Kedua jenazah sempat disemayamkan di Balai Desa Wangandowo sebelum diantar ke peristirahatan terakhir.
Suami dan ayah korban, Wasturi, sudah berupaya menolong keduanya. Tapi arus saat itu terlalu deras.
"Arus begitu besar, kayak ombak. Tiga ponakan saya terbawa, satu selamat dua meninggal. Yang lakinya (suaminya), kepalanya luka. Saat kejadian mereka berupaya menyelamatkan diri," ujar salah satu kerabat korban, Sipon Karso (52).
Kronologi
Cipto (47), warga wilayah RT 01/RW 01 mengatakan peristiwa terjadi usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Menurutnya, air berasal dari bendungan buatan yang jebol milik PT Hardases Abadi Indonesia (HAI) yang tidak jauh dari permukiman setempat.
Bendungan tersebut tidak mampu menampung air hujan dan akhirnya melimpas ke permukiman, pada Rabu (13/3/2024), sekitar pukul 19.00 WIB. Ia sendiri sempat terjebak di dalam rumah dengan ketinggian air dan material lumpur hingga satu meter.
"Sekitar jam 19.00 WIB, sebelumnya memang hujan sejak sore deras, berhenti lalu hujan lagi. Saya masih di dalam rumah, tiba-tiba, ada suara gemuruh, warga terdengar pada panik teriak, tahu-tahu air sudah masuk ke rumah-rumah. Aku sendiri terperangkap di dalam, nggak bisa keluar, air deras bersama material lumpur," ungkap Cipto kepada detikJateng, Rabu (13/3/2024).
Selain membawa lumpur, air juga membawa material rumah yang hancur dari atas akibat terjangan banjir bandang yang cukup deras tersebut.
"Di dalam satu meter. Airnya deras, sampai jebol bangunan belakang. Barang elektronik dan belanjaan sembako, basah semua," ungkapnya.
Akibat banjir bandang tersebut, sejumlah rumah warga hilang. Demikian juga ada warga yang dilaporkan hanyut tersapu banjir bandang.
"Rumah-rumah yang di atas hilang nggak tahu jumlahnya berapa. Ada warga yang hilang dua, iya ibu dan anak, masih dalam pencarian. Puluhan rumah rusak terutama yang di bawah sini," ungkapnya.
Dikatakan Cipto, sebelumnya tidak pernah terjadi banjir bandang seperti ini. Genangan banjir dengan kondisi air yang cukup deras terjadi selama 30 menitan.
"Selama nenek moyang kami ada di sini, tidak pernah terjadi banjir bandang seperti ini. Kemungkinan di atas lokasi pembangunan pabrik, kayak ada bendungan, terus jebol," ungkapnya.
"Sekitar 30 menitan. Kita takut semua," tambahnya.
Embung Terbuat dari Tanah
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menyatakan tanggul jebol itu menjadi penyebab banjir bandang di Pekalongan.
Ia juga mengungkapkan embung itu berukuran panjang 300 meter dan lebar 80 meter. Kedalamannya sekitar 4 meter, hanya terbuat dari tanah.
"Sementara analisa (penyebab) kenapa kolam retensi ini jebol karena tanggul masih terbuat dari tanah yang dipadatkan sehingga mengakibatkan melimpahnya air yang melebihi kapasitas hingga tanggul jebol ini yang mengakibatkan banjir bandang dan melimpas ke permukiman," katanya saat berkunjung ke Pekalongan, Kamis (14/3).
Dia mengaku sudah memanggil pengelola pabrik dan mempertemukan dengan warga. Pihak pabrik juga sudah menyatakan kesiapannya untuk memberikan ganti rugi.
Selain itu, Nana menyebut bahwa pabrik tersebut baru tiga tahun proses pembangunannya.
"Untuk kawasan di sana ada kawasan industri untuk pabrik sepatu, yang memang sedang dibangun oleh investor. Pembangunan ini (pabrik sepatu) memang sudah berjalan kurang lebih tiga tahun dan di sana memang sudah dibuat semacam kolam resistensi atau kolam penampungan berukuran 300 meter x 80 meter x 4 meter," ungkapnya, Kamis (14/3/2024).
Berdasarkan pantauan detikJateng, Jumat (15/3/2024), embung tersebut kini telah dipasangi garis polisi. Warga juga dilarang mendekat ke lokasi.
Tidak terlihat adanya penguat beton di sekeliling embung tersebut. Di salah satu sisi masih terlihat tanggul yang jebol. Adapun air di embung itu kini hanya tinggal sisa-sisa.
Warga Blokir Akses Pabrik
Puluhan warga desa yang terdampak banjir bandang di Pekalongan, memblokir jalan menuju ke area pembangunan pabrik sepatu, PT Hardases Abadi Indonesia (HAI). Mereka menuntut pihak pabrik untuk bertanggung jawab dan ikut membantu membersihkan material lumpur yang terbawa banjir bandang akibat jebolnya penampungan air pabrik tersebut.
Pantauan detikJateng di lokasi, aksi warga ini membuat kendaraan-kendaraan yang membawa material untuk pembangunan pabrik sepatu tersebut tertahan di akses masuk. Warga berkukuh tidak akan membuka blokir sebelum pihak pabrik membantu membersihkan lumpur, baik di jalan desa maupun di rumah-rumah warga.
Baca artikel selengkapnya di halaman berikut.
(cln/dil)