Cerita Pengungsi di Sayung Demak Terjang Banjir 1 Meter demi Salat Jumat

Cerita Pengungsi di Sayung Demak Terjang Banjir 1 Meter demi Salat Jumat

Mochamad Saifudin - detikJateng
Jumat, 15 Mar 2024 16:17 WIB
Warga terjang banjir untuk salat Jumat di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Demak, Jumat (15/3/2024).
Warga terjang banjir untuk salat Jumat di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Demak, Jumat (15/3/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak -

Warga Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Demak harus menerjang banjir dengan ketinggian sekitar 80 cm hingga 1 meter. Wilayah tersebut terendam banjir dua hari ini akibat tanggul Sungai Dombo yang jebol.

Nampak sejumlah warga berangkat dari titik pengungsian ke Masjid Al-Muttaqin untuk melaksanakan salat Jumat. Masjid tersebut seratus meter ke dalam dari Gedung Olah Raga (GOR) balai desa yang saat ini menjadi pusat tempat pengungsian.

"Oh iya, ini kan sebagian warga masih ada yang bertahan di rumah, sebagian yang ada di GOR itu jalan ke sini, jadi masih terjangkau," kata imam salat Jumat, Aunul Rofiq, Jumat (15/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian lagi di Gedung Madrasah lantai 2," sambungnya.

Ia menuturkan bahwa kegiatan Ramadan terus berjalan di masjid tersebut. Yaitu salat tarawih, tadarus, dan salat berjemaah seadanya.

ADVERTISEMENT

"Kegiatan ramadan tetap, tarawih, tadarus, salat berjamaah seadanya," terangnya.

Kondisi masjid tersebut relatif masih baru dan masih proses pembangunan. Warga dapat salat di dalam masjid tersebut secara aman lantaran fondasinya yang ditinggikan satu meter.

Ia menuturkan bahwa masyarakat Desa Prampelan sudah terbiasa adanya banjir. Pihaknya juga mendirikan bangunan masjid baru lantaran sudah empat kali terdampak banjir.

"Kayaknya sudah terbiasa. Ini banjir yang ke empat masuk dalam masjid (yang lama). Lha ini sudah ada yang baru (bangunan), jadi tertolong oleh ini," ujarnya.

"Pembangunannya masih jalan. Ini kalau nggak banjir tukangnya masih kerja," sambungnya.

Ia menambahkan bahwa ketinggian air di wilayah tersebut cenderung surut dibandingkan sehari sebelumnya.

"Banjir sejak kemarin, Kamis (14/3). Ini cepet naiknya nggak seperti biasanya, karena sungai di daerah Menur itu jebol ke arah timur, terus air bergerak ke utara, sampai ke sini," ujarnya.

Ia menerangkan bahwa masjid tersebut bukanlah satu-satunya di desanya. Yakni ada satu lagi masjid dekat jalan raya.

"Ini ditinggikan satu meter, kemarin tinggal 40 cm (sisa rendaman banjir). Ini sudah surut," imbuhnya.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads