Bupati Pekalongan Minta Pabrik Biang Banjir Bandang Beri Ganti Rugi ke Warga

Bupati Pekalongan Minta Pabrik Biang Banjir Bandang Beri Ganti Rugi ke Warga

Robby Bernardi - detikJateng
Kamis, 14 Mar 2024 19:43 WIB
Bupati Pekalongan,  Fadia Arafiq, bersama Sekda, BPBD Kabupaten Pekalongan, melakukan pengecekan Embong milik pabrik sepatu di pada Kamis Sore (14/3/2024).
Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, bersama Sekda, BPBD Kabupaten Pekalongan, melakukan pengecekan Embung milik pabrik sepatu di pada Kamis Sore (14/3/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng.
Pekalongan -

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq menyebut banjir bandang yang terjadi pada Rabu (13/3) malam disebabkan tanggul di embung milik salah satu perusahaan yang jebol. Hal ini dipicu tanggul yang tidak kuat menampung air akibat intensitas hujan tinggi.

"Curah hujan yang terlalu tinggi yang cuma dalam waktu 1 jam, itu bisa menyebabkan terjadinya banjir bandang, di mana memang tanggul dari salah satu PT yang ada di Kabupaten Pekalongan ini jebol, dan mengakibatkan sekitar 73 rumah rusak berat dan juga ringan," kata Fadia di sela melakukan pengecekan di lokasi tanggul embung, Kamis (14/03) sore.

Atas hal inilah, Fadia langsung melakukan pemanggilan pada pihak perusahaan untuk bertanggung jawab sepenuhnya. Yakni memberikan ganti rugi atas apa yang terjadi di Desa Wangandowo pada Rabu malam kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah memanggil dari pihak perusahaannya untuk bertanggung jawab dan dari perusahaanya juga siap bertanggung jawab, siap mengganti rugi kerusakan masyarakat kita dan siap kita minta untuk bisa membuat tanggul sesuai dengan persyaratan teknis yang seharusnya," ungkap Fadia.

Ia menegaskan apapun alasannya, pihak perusahaan tidak diperbolehkan meneruskan dan membuat tanggul yang sifatnya sementara yang justru akan membahayakan permukiman warga yang ada di bawahnya. Kalau tidak, pihaknya mengancam perusahaan tersebut untuk menghentikan pembangunan pabrik sepatu di wilayahnya.

ADVERTISEMENT

"Tidak boleh membuat tanggul yang sifatnya hanya untuk darurat, tapi harus sesuai teknis karena bencana kan tidak menunggu waktu. Kita tidak tau itu kapan. Jadi kalau tidak seperti itu, PT-nya tidak kita perbolehkan untuk berjalan lagi pembangunannya," tegas Fadia.

Dalam kesempatan itu, Fadia, meminta warga masyarakat untuk tenang dan tetap berhati-hati, adanya prediksi curah hujan yang masih tinggi di Bulan Maret ini.Sebelumnya, Fadia Arafiq, melakukan peninjauan di posko pengungsian, untuk memastikan kebutuhan logistik warga Desa Wangandowo, tercukupi.

PT HAI Siap Tanggung Jawab

Alex Sapri, perwakilan dari PT Hardases Abadi Indonesia (HAI) mengaku siap akan bertanggung jawab atas peristiwa banjir bandang tersebut.

"Prinsipnya, kami bertanggung jawab sepenuhnya. Apapun yang terjadi," ungkapnya.

Diakuinya, penampungan air di lokasi pabrik sepatu tersebut merupakan sebuah danau buatan yang disiapkan untuk kebutuhan air. Namun ia akui belum selesai pengerjaannya.

"Tadinya itu danau. Untuk penampungan air. Cuman pada saat ini, memang belum selesai pekerjaannya. Itu untuk penampungan air, danau buatan, tangkapan air, Resapan air," ungkapnya.

Meski begitu, Alex tidak mau ini disebut sebagai kelalaian perusahaannya saat membangun penampungan air, tidak memperhatikan kondisi di awalnya penuh dengan permukiman..

"Kalau dibilang kelalaian, ini curah hujan. Faktor alam. Bukan saya menyalahkan faktor alam. Kondisi saat ini memang seperti itu," katanya.




(apl/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads