Soal Peluang Mangkunegara X di Pilkada Solo, Pakar UNS Singgung Kode Gibran

Soal Peluang Mangkunegara X di Pilkada Solo, Pakar UNS Singgung Kode Gibran

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 14 Mar 2024 13:00 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) berjalan bersama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPPA) Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (kanan) seusai mengikuti upacara peringatan HUT ke-279 Kota Solo di Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/2/2024). Peringatan HUT ke-279 Kota Solo yang digelar dengan bahasa Jawa Krama Inggil tersebut mengusung tema Rangkai Harmoni Tumbuh Bersinergi. ANTARA FOTO/Maulana Surya/nz.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Mangkunegara X. (Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Solo -

Nama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X muncul sebagai salah satu calon Wali Kota Solo menggantikan Gibran Rakabuming Raka. Munculnya nama Mangkunegara X tak terlepas dari kedekatan Gibran dengan penguasa Puro Mangkunegaran itu.

Kedekatan Gibran dan Mangkunegara X memang sudah terjalin sejak lama. Bahkan, Gusti Bhre, sapaan Mangkunegara X itu dua kali menggantikan Gibran sebagai inspektur upacara baik saat HUT RI dan HUT Kota Solo.

Pada akhir bulan Februari lalu, Gibran sempat bertemu dengan Mangkunegara X bersama organ relawan Gibran. Pertemuan Gibran, relawan dan Mangkunegara X itu terjalin di Pracima Tuin, Puro Mangkunegaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Moh Abdul Hakim menyebut Mangkunegara X sangat berpeluang maju dalam Pilkada Solo 2024. Menurutnya ada beberapa faktor yang membuat Mangkunegara X berpeluang maju di Pilwalkot Solo.

Menurut dosen psikologi politik ini, sejak nama Mangkunegara X muncul, masyarakat Kota Solo tidak tidak mempersoalkan. Justru, masyarakat Solo telah melihat perkembangan dan terobosan bahkan tidak ada penolakan.

ADVERTISEMENT

"Betul. Saya melihat Mas Gibran sudah memberi kode-kode awal, siapa kandidat yang akan dia usung. Sejauh ini pilihan utamanya Gusti Bhre," katanya dihubungi detikJateng, Kamis (14/3/2024).

Menurutnya, Gusti Bhre sudah mengantongi dua aspek, yakni popularitas dan tingkat kesukaan masyarakat.

"Kalau saya simpulkan memang, sejauh ini di Kota Solo, kalau dilihat dari dua aspek popularitas dan tingkat kesukaan itu, Gusti Bhre bisa dikatakan lebih unggul dibanding nama lainnya muncul. Jadi peluang cukup besar," ujarnya.

Mengenai pertemuan dengan Gibran dan relawan, Abdul Hakim menegaskan bahwa pertemuan itu tidak terlepas dari isu Pilkada. Dirinya menilai bahwa itu bagian dari koordinasi relawan Gibran untuk menyiapkan diri mendukung Mangkunegara X.

"Walaupun di publik Gusti Bhre mengatakan bukan acara beliau, beliau hanya menyambut sebagai tuan rumah tetapi secara politik saya kira tidak bisa dilepaskan dari isu Pilkada. Dan kalau saya membaca bagian dari koordinasi relawan Gibran untuk menyiapkan diri mendukung Gusti Bhre," bebernya.

Dengan pertemuan relawan itu, juga dinilai untuk membantu Gusti Bhre dalam bertemu masyarakat. Karena, kata dia, Gusti Bhre mempunyai kelemahan dalam bertemu masyarakat.

"Dari segel elektabilitas masih kurang, Mengapa? Karena elektabilitas itu dipengaruhi oleh jejaring dia akar rumput dan ini satu hal yang belum dimiliki Gusti Bhre. Dia mungkin populer, dia mungkin banyak disukai tetapi selama ini dia belum menyentuh masyarakat akar rumput. Untuk daerah kecamatan, Jebres kemudian Pasar Kliwon itu belum tampak," ucapnya.

"Jadi kelemahan dia ada di situ. Jadi sangat butuh jejaring relawan, yang sudah punya infrastruktur yang baik itu Gibran ya. Itu penting banget itu jadi faktor ketiga untuk mengunci kemenangan kalau mau maju Pilkada," lanjutnya.

Menurutnya, Gusti Bhre mempunyai tiga skenario bila harus maju ke Pilkada Solo. Salah satunya diusung oleh partai politik yang mendukung Gibran di Pilpres.

"Sejak muncul Gusti Bhre saya memikirkan, skenario pertama kecil kemungkinan Gusti Bhre dan Gibran untuk cari dukungan PDIP, secara di Pilpres dan Pileg meninggalkan sakit hati. Skenario kedua mendapatkan dari partai kecil di Kota Solo. Gerindra, PSI, Golkar itu menarik walaupun nanti pengaruh tidak terlalu kuat," jelasnya.

Skenario lain, Gusti Bhre bisa maju secara independen. Hal itu, terlihat dari pernyataan Gibran yang menyampaikan pemimpin sekarang dan masa depan tergantung relawan yang berbasis kemanusiaan.

"Dan di situ menunjukkan pernyataan itu menunjukkan kesan ketidakpercayaan Gibran pada parpol. Kalau saya melihat ini, ini calon independen. Faktor ketiga Gusti Bhre lemah harus diperkuat. Tetapi balik lagi kaitan Pilkada dan Pilpres dengan adanya jarak waktu tidak jauh jadi faktor Gibran effect memungkinkan Gusti Bhre ambil calon independen," bebernya.

Disinggung mengenai 12 nama yang menjadi bursa calon Wali Kota Solo usai dirilis oleh Solo Raya Polling, Abdul Hakim menyebut hanya ada dua nama yang menonjol, yakni Mangkunegara X dan Kaesang Pangarep.

"Pencalonan Kaesang bisa berdampak negatif, kita melihat reaksi cek ombak di Sleman Erina Gudono, Pilkada Sleman. Itu akan berdampak persepsi masyarakat dinasti politik, efeknya tidak terlalu positif," ucapnya.

"Kalau pemilih saya kira Gusti Bhre lebih positif di masyarakat dibanding Kaesang tapi balik lagi dinamika politik sangat berubah, asal tidak melawan Gusti Bhre," pungkasnya.




(aku/apu)


Hide Ads