Banyak kegiatan yang bisa dilakukan umat muslim sembari menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Salah satunya yakni dengan membaca Al-Qur'an. Seperti halnya yang dilakukan oleh puluhan mantan preman di Kebumen, Jawa Tengah.
Mereka begitu khusyuk membaca setiap ayat Al-Qur'an atau tadarus. Aktivitas itu nampak di Pondok Pesantren Alhasani, Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen. Setiap bulan Ramadan tiba, puluhan mantan preman yang telah insyaf diajak untuk tadarus Al-Qur'an.
Uniknya, tadarus dilakukan di gubuk yang terpisah dengan santri umum lainnya. Dibimbing langsung oleh Pengasuh Ponpes, Gus Asyhary Muhammad Alhasani, satu persatu para mantan preman yang tergabung dalam Forum Anak Jalanan Insyaf Mengaji (Fajim) itu membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Asyhary menuturkan, para mantan anak jalanan ini memiliki masa lalu kelam yang berbeda-beda. Bahkan, sebagian merupakan mantan narapidana dengan kasus narkoba dan kasus lainnya.
![]() |
Tadarus digelar guna memberikan kesempatan kepada mereka agar lebih mendekatkan diri kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadan. Hal ini, sekaligus untuk melatih mereka agar istikamah menjalankan ibadah puasa dan merasakan manfaat spiritual untuk kehidupan sehari hari.
"Jadi kami ingin memberikan kesempatan kepada mereka yang pernah memiliki masa lalu kelam agar lebih mendekatkan diri kepada agama serta memperoleh pahala dan berkah di bulan suci Ramadan," kata Gus Ashary kepada detikjateng, Rabu (13/3/2024) sore.
"Harapannya mereka dapat merasakan manfaat spiritual dan memperoleh pembelajaran yang bermanfaat untuk kehidupan sehari hari," sambungnya.
Tadarus Al-Qur'an tersebut juga dapat menjadi inspirasi di bulan suci yang penuh berkah ini, di mana masyarakat bisa melihat bagaimana seseorang dapat berubah dan lebih mendekatkan diri pada Allah meskipun punya masa lalu yang kelam.
"Kebersamaan dalam tadarus Al-Qur'an juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara sesama umat muslim. Semoga dapat memberikan motivasi dan semangat bagi banyak orang untuk terus meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah ini," imbuhnya.
Ponpes Alhasani merupakan pesantren yang bukan hanya memberikan tempat kepada santri umum saja yang ingin belajar mengaji ilmu agama. Namun, juga memberikan ruang kepada para preman yang ingin insyaf kembali ke jalan yang benar.
![]() |
Tak hanya diberi ilmu agama saja, para preman yang telah insyaf juga diberi bimbingan serta wirausaha. Salah satunya dengan membuat sablon baju dan jas hujan. Para santri khususnya yang berlatar belakang anak jalanan itu nantinya diharapkan bisa lebih semangat belajar ilmu agama dan memiliki keterampilan berusaha.
"Selain ilmu agama, di sini mereka juga kita arahkan untuk bagaimana bisa bekerja mencari rizki yang halal. Salah satunya dengan usaha membuat sablon baju dan jas hujan. Semua ini kita lakukan semata mata agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar dan bisa bermanfaat bagi dirinya," terangnya.
Sementara itu, salah satu mantan anak jalanan Budi, mengatakan telah banyak mengalami perubahan dalam hidupnya selama menimba ilmu agama di Ponpes Alhasani. Sebelumnya, ia mengaku sering terlibat dalam kegiatan negatif. Dengan tekad dan kegigihan, ia kini lebih memilih untuk mendekatkan diri pada agama serta meningkatkan ibadahnya, utamanya di bulan Ramadan ini.
"Alhamdulilah selama belajar di sini, saya banyak menemukan kedamaian, terutama dengan tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadan ini, hati saya menjadi tenang dan alhamdulilah sudah bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dulu terkadang membuat resah masyarakat," ucapnya.
Setelah mengenal Al-Qur'an, Budi menambahkan, kehidupannya menjadi lebih tentram dan penuh kebahagiaan. Sebelumnya, ia sama sekali belum pernah belajar Al-Qur'an.
"Saat saya masih di jalanan, jangankan tadarus Al-Qur'an, puasa pun hampir tidak pernah sama sekali," pungkasnya.
(apl/ahr)