Jemaah Islam Aboge Banyumas Puasa Ramadan Mulai Rabu 13 Maret

Jemaah Islam Aboge Banyumas Puasa Ramadan Mulai Rabu 13 Maret

Anang Firmansyah - detikJateng
Jumat, 08 Mar 2024 23:17 WIB
Masjid Saka Tunggal Baitussalam, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (8/3/2024).
Masjid Saka Tunggal Baitussalam, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (8/3/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Umat Islam penganut kepercayaan Alif Rebo Wage (Aboge) di Kabupaten Banyumas memutuskan mulai puasa Ramadan pada Rabu, 13 Maret 2024. Penetapan awal bulan Ramadan ini menggunakan metode penghitungan kalender Jawa.

Juru kunci Masjid Saka Tunggal Baitussalam Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Sulam mengatakan dengan menggunakan kalender Jawa maka awal bulan Ramadan sudah diketahui sejak jauh hari sebelumnya.

"Mulai puasa hari pertama itu hari Rabu Wage. Sudah tahu dari jauh-jauh hari," kata Sulam (54), Jumat (8/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya awal bulan Ramadan, hari raya Idul Fitri 2024 juga sudah ditentukan sejak jauh hari.

"Tanggal 1 Syawal (Idul Fitri) besok jatuhnya di hari Jumat Wage. Sudah tahu juga," ujar Sulam.

ADVERTISEMENT

Kepala Desa Cikakak, Akim menjelaskan masyarakat penganut Aboge menggunakan metode kalender musim. Ajaran tersebut sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu oleh Kyai Mustolih atau Mbah Tolih, ulama penyebar agama Islam di wilayah setempat.

"Rumusnya sudah paten. Perhitungan 1 Ramadan itu pakai rumus. Contoh besok ini kan mulainya Rabu itu sudah terhitung sejak dari 8 tahun sekali, pasti hari Rabu besok kan Wage, itu namanya tahun Alif. 8 tahun berikutnya itu sama dengan hari Rabu besok. Pasti sama, itu sudah rumus," terang Akim.

"Selama ini seperti itu. Karena hitungannya kan dari hitungan hari, satu minggu, Senin sampai Minggu itu dimulai dari Kliwon, Manis, Pahing, Pon, Wage, Kliwon, lagi. Itu rumusan pasaran," sambungnya.

Jika menggunakan pengamatan sederhana, setiap 35 hari sekali akan jatuh pada hari dan pasaran yang sama.

"Kalau dihitung ada 35 hari ke depan itu sama dengan hari ini. Misal hari Kamis pasarannya Pon, 35 hari lagi itu ketemu Kamis Pon lagi," pungkas Akim.




(dil/dil)


Hide Ads