Desak DPR RI Pakai Hak Angket, Massa di Banyumas Gelar Aksi 'Tapa Pepe'

Desak DPR RI Pakai Hak Angket, Massa di Banyumas Gelar Aksi 'Tapa Pepe'

Anang Firmansyah - detikJateng
Rabu, 06 Mar 2024 12:55 WIB
Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas menggelar aksi tapa pepe menolak hasil pemilu di Alun-alun Purwokerto, Rabu (6/3/2024).
Foto: Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas menggelar aksi 'tapa pepe' menolak hasil pemilu di Alun-alun Purwokerto, Rabu (6/3/2024). (Anang Firmansyah/detikJateng)
Banyumas -

Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas menggelar aksi 'tapa pepe' (tapa berjemur) di Alun-alun Purwokerto. Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan sejumlah persoalan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.

Pantauan detikJateng, massa ini membawa poster bertuliskan 'dorong DPR gunakan hak angket, tolak pemilu curang'. Mereka juga membentangkan kain kafan putih dan melantunkan puji-pujian, doa, dan tembang Jawa dengan duduk sebagai bentuk tapa berjemur.

"Pada intinya kita menolak hasil pemilu. Gunakan hak angket sampai turunnya pemakzulan Jokowi. Dalam proses Pemilu Presiden, KPU gagal," kata koordinator aksi, Bayu Aji kepada wartawan, Rabu (6/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka memandang banyak masyarakat yang tidak puas dengan hasil pemilu. Terlebih dengan adanya kekisruhan hasil Sirekap yang membuat gaduh masyarakat.

"Kita semua tahu bahwa ada situasi di mana masyarakat tidak puas. Sirekap error belum lagi quick count terlalu cepat," terangnya.

ADVERTISEMENT
Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas menggelar aksi 'tapa pepe' menolak hasil pemilu di Alun-alun Purwokerto, Rabu (6/3/2024).Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas menggelar aksi 'tapa pepe' menolak hasil pemilu di Alun-alun Purwokerto, Rabu (6/3/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Sementara itu, Yantinah (53) salah satu peserta aksi menilai pemerintah saat ini juga gagal dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok. Saat ini banyak harga kebutuhan pokok melambung usai pemilu.

"Saya kaget usai pemilu harga beras usai pemilu mahal. Masa sekarang Rp 17 ribu per kilogram. Apa-apa serba mahal beras, telur, mahal. Bansos malah diberikan pada yang mampu," ujarnya.

Pada akhir aksi ini massa melaksanakan makan bersama dengan menu tiwul, singkong rebus, dan makanan tradisional lainnya. Makanan ini dipilih sebagai bentuk simbolis karena mahalnya harga beras.




(apu/rih)


Hide Ads