Longsor-Tanggul Sungai Jebol di Klaten, 68 Hektare Padi Terendam

Longsor-Tanggul Sungai Jebol di Klaten, 68 Hektare Padi Terendam

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 06 Mar 2024 11:07 WIB
Dampak jebolan tanggul sungai gamping desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (6/3/2024).
Foto: Dampak jebolan tanggul sungai Gamping Desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (6/3/2024). (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Longsor dan tanggul sungai jebol di Klaten bertambah. Tidak hanya di Desa Dukuh, Kecamatan Bayat dan Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas, tanggul jebol terjadi di Desa Bendungan, Kecamatan Cawas yang berbatasan dengan Sukoharjo.

"Jebolnya kemarin sore sekitar pukul 17.30 WIB. Ini juga Sungai Gamping yang jebol," ungkap Kasi Pemerintahan Desa Nanggulan, Sunardi di lokasi kejadian, Rabu (6/3/2024) pagi.

Sunardi menjelaskan air dari sungai langsung menghantam persawahan padi. Luas tanaman padi yang terdampak sekitar 62 hektare.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Luasnya sekitar 62 hektare dengan usia padi 35-40 hari. Ini air terus mengalir ke utara, jika hujan lagi bisa semakin luas," terang Sunardi.

Menurut Sunardi, jika dalam tiga hari tidak surut dikhawatirkan padi akan mati. Aliran sangat deras karena berasal dari tiga sungai.

ADVERTISEMENT

"Ini gabungan tiga sungai dan airnya dari Gunungkidul. Panjangnya yang jebol sekitar lima meter dan tinggi tiga meter, juga ada yang melorot dan melimpas," imbuh Sunardi.

Dampak jebolan tanggul sungai gamping desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (6/3/2024).Dampak jebolan tanggul sungai gamping desa Bendungan, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (6/3/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Kades Nanggulan, Kecamatan Cawas, Suroto menyatakan air sudah surut. Lebar tanggul sekitar tiga meter dan luasan lahan padi yang terdampak sekitar enam hektare.

"Ini ada enam hektare, padi mau berbuah. Asalkan air segera surut tidak mati," ungkap Suroto kepada detikJateng di lokasi.

Untuk penanganan, sebut Suroto, akan dilakukan dengan menggunakan kawat bronjong. Dengan bronjong diharapkan lebih awet.

"Ini kita menunggu bronjong kawat baru diambil dari BBSWBS. Semoga tidak hujan lagi," imbuh Suroto.

Terpisah, Kalak BPBD Kabupaten Klaten, Syahruna mengatakan hujan dengan durasi cukup panjang sekitar 2 jam menyebabkan genangan. Genangan di SMK Rota dengan ketinggian 30 sentimeter.

"Genangan di SMK Rota 30 sentimeter, genangan di Dusun Gunungsari, Desa Tegalrejo, Bayat, di Desa Paseban, Bayat, longsor tanggul sungai di Dukuh Bayat merusak fondasi rumah. Desa kebon terjadi aliran air beserta sedimen tanah dari daerah tambang uruk, tanggul jebol di Sungai Gamping Desa Nanggulan, Cawas, air meluap ke persawahan," papar Syahruna kepada detikJateng.

BPBD, sebut Syahruna, telah mengirim sandbag sejumlah 200 lembar dan logistik permakanan untuk giat penambalan tanggul. Dari beberapa kejadian yang menonjol ini tidak terdapat korban jiwa.

"Tidak ada korban jiwa. Masyarakat kita imbau tetap waspada," ungkap Syahruna.

Diberitakan sebelumnya hujan deras di sebagian Kabupaten Klaten berimbas pada longsornya tanggul sungai di Desa Dukuh, Kecamatan Bayat. Dua titik tanggul sungai yang longsor itu lokasinya dekat permukiman.

"Itu talut pinggir rumah yang dekat sungai longsor di RT 3 RW 11. Longsoran sudah mepet ke fondasi rumah, itu rumah hunian," kata relawan Desa Dukuh, Harry, kepada detikJateng pada Selasa (5/3) malam.

Di Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas, tanggul sungai Gamping juga jebol. Air dari sungai melimpas ke persawahan di sekitarnya.




(apu/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads