Ada beberapa hari yang haram untuk berpuasa, antara lain Hari Raya idul fitri, Idul Adha, Hari Tasyrik, dan Hari Syak. Apa itu hari syak dan mengapa dilarang untuk menjalankan puasa?
Mengutip dari buku 'Rahasia Puasa Ramadhan' yang ditulis oleh Yasin T. Al Jibouri dan Mirza Javad Agha Maliki Tabrizi, syak adalah bahasa Arab yang berarti ragu. Di dalam setahun, hanya ada satu hari yang diragukan.
Mari simak penjelasan tentang hari syak berdasarkan informasi yang detikJateng himpun dari buku 'Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya' oleh R. Syamsul B. dan M. Nielda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Hari Syak?
Hari Syak adalah hari ke-30 bulan Syaban dalam kalender hijriah yang digunakan umat Islam. Pada hari ini, kita mempertimbangkan kemungkinan masuknya bulan Ramadhan, meskipun belum ada bukti pasti melalui kesaksian langsung tentang melihat bulan baru (hilal).
Bulan dalam kalender bulan Hijriyah bisa berlangsung selama 29 atau 30 hari. Cara kita menentukan awal bulan baru adalah dengan melihat hilal pada malam hari ke-29. Jika terlihat, maka hari berikutnya dianggap sebagai awal bulan baru (Ramadhan). Tetapi jika hilal tidak terlihat, maka hari ke-30 dianggap sebagai hari terakhir bulan yang sedang berjalan (Syaban).
Sistem penentuan awal bulan ini menyebabkan keraguan pada hari ke-30 bulan Syaban. Pada saat matahari terbenam di hari ke-29, kita mungkin mendengar kabar bahwa hilal terlihat. Tetapi kesaksian tersebut belum cukup kuat atau tidak memenuhi syarat. Maka dari itu, bulan Syaban diperpanjang menjadi 30 hari, dan hari ke-30 tersebut disebut sebagai Hari Syak.
Larangan di Hari Syak
Pada hari syak, kita dilarang untuk menjalankan puasa. Hal ini didukung oleh hadits riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah berikut.
إِذَا كَانَ النِّصْفُ مِنْ شَعْبَانَ فَلَا صَوْمَ حَتَّى يَجِيءَ رَمَضَانَ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ
Artinya:
"Jika telah memasuki setengah akhir bulan Syaban, maka janganlah berpuasa sehingga datang bulan Ramadhan." (HR Ibnu Majah)
Selain itu, ada satu hadits lain yang menjelaskan dengan lebih gamblang mengenai larangan berpuasa pada hari syak. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi. Berikut ini bunyi haditsnya.
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يَشْكُ فِيهِ النَّاسُ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ
Artinya:
"Barangsiapa berpuasa pada hari yang manusia meragukannya (hari Syak), maka dia telah bermaksiat terhadap Abul Qasim (Rasulullah) SAW." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
Namun, pada hadits lain dijelaskan bahwa larangan berpuasa pada hari syak ini memiliki pengecualian. Mereka yang memiliki kewajiban puasa qadha Ramadhan, nazar, atau kafarah, orang yang terbiasa menjalankan puasa sunnah secara rutin, serta sudah berpuasa sejak sebelum 15 Syaban, diperbolehkan menjalankan puasa di hari syak.
Pengecualian ini tercantum di dalam hadits riwayat Abu Hurairah berikut.
لَا تُقَدِّمُوا صَوْمَ رَمَضَانَ بِيَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُوْمُ صَوْمًا فَلْيَصُمه. روه البخاري و مسلم.
Artinya:
"Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang telah berpuasa maka berpuasalah." (HR. Bukhari & Muslim)
Jadwal Hari Syak 2024
Berdasarkan pengertian yang sudah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui bahwa hari syak jatuh pada tanggal 30 Syaban. Lalu kapan tanggal tersebut akan tiba?
Jika kita lihat pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 yang diterbitkan oleh Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, 30 Syaban 1445 H jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Muhammadiyah juga telah menetapkan bahwa tanggal 11 Maret 2024 sebagai awal puasa 1 Ramadhan 1445 H. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak berpuasa di hari terakhir bulan Syaban tersebut.
Demikian penjelasan lengkap mengenai hari syak, lengkap dengan pengertian, larangan, dan jadwalnya. Semoga bermanfaat!
(par/cln)