Alunan Gamelan Iringi Coblosan di TPS 46 Kampung Gebang Solo

Alunan Gamelan Iringi Coblosan di TPS 46 Kampung Gebang Solo

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 14 Feb 2024 12:46 WIB
Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024).
Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo -

Ada yang unik dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kampung Gebang atau dikenal Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo. Para pemilih bisa mencoblos sambil mendengarkan hiburan berupa nyanyian Jawa.

Pantauan detikJateng di lokasi, tampak para pemilih berdatangan menggunakan pakaian adat Jawa seperti kebaya ataupun batik. Begitu memasuki TPS 46, para pemilih akan disambut among tamu yang mengenakan kostum prajurit, penampilan tari srimpi, dan alunan musik Jawa dari gamelan yang dimainkan warga setempat.

Ornamen di TPS 46 itu pun tampak meriah dengan adanya koleksi kereta kencana hingga kendil-kendil sebagai hiasan. Para petugas KPPS pun tampak mengenakan batik dan belangkon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua RW 16 Gebang, Trimarsudi mengatakan, konsep budaya Jawa tersebut diadakan untuk menarik minat masyarakat dalam gelaran Pemilu 2024 kali ini.

"Jadi TPS 46 ini wilayah di kampung Gebang Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah ini adalah TPS Kampung Njawani. Kami buat konsep Kampung Njawani sebagai daya tarik kepada masyarakat agar masyarakat itu semangat, berbondong-bondong untuk bisa menghadiri TPS ini," kata Trimarsudi saat ditemui detikJateng di TPS 46, Rabu (14/2/2024).

ADVERTISEMENT

"Harapan kami untuk tingkat golput ataupun warga yang tidak mencoblos itu bisa 0 persen dan untuk pencoblos itu harapan kami bisa mencapai 100 persen," sambungnya.

Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024).Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)

Ia mengatakan, masyarakat Kampung Njawani itu sendiri memang sudah diarahkan untuk datang ke TPS mengenakan pakaian adat Jawa. Mereka bisa mengenakan kebaya, lurik, kain batik, ataupun hiasan-hiasan berbau adat Jawa.

"Kita juga ada hiburan untuk para pemilih kita memakai gamelan secara live. Dan ini semua pure dari warga semuanya. Karena ini kita mengoptimalkan potensi wilayah yang ada, khususnya dari warga," tuturnya.

"Prajurit-prajurit dan juga sebagai among tamu, Semuanya kita memakai gendeng-gending Jawa dan juga lagu-lagu Jawa. Harapan saya ini juga sebagai memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat, ternyata budaya Jawa yang adiluhung ini," sambungnya.

Alunan musik Jawa itu sendiri sudah dimainkan sejak pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, warga beserta anggota KPPS juga sempat melakukan kirab dari gapura Kampung Njawani menuju TPS 46, sekitar 10 meter.

Trimarsudi pun berharap Kampung Njawani ini bisa menjadi kampung percontohan bagi kampung-kampung lainnya di Kelurahan Banjarsari. Selain itu, ia berharap presiden-wakil presiden yang nantinya terpilih merupakan pemimpin yang peduli dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.

Salah satu warga setempat yang baru saja memilih, Sarah Adelia (31), mengatakan ikut antusias dengan adanya konsep Jawa di TPS 46 Kampung Njawani. Menurutnya hal tersebut menjadi inovasi bagus yang bisa meningkatkan antusiasme masyarakat.

"Ini kan juga modelan Kampung Jawani, terus dengan pakai baju kebaya, ada hiburan-hiburan itu juga membunuh rasa bosannya kita yang antre. Yang tadinya juga mau golput pulang jadi nunggu dulu saja sambil nonton hiburan," kata perempuan yang akrab disapa Aya itu.

Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024).Suasana di TPS 46 Kampung Njawani, Kelurahan Banjarsari, Solo, Rabu (14/2/2024). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)

Aya yang hadir ke TPS 46 bersama keluarganya itu mengatakan, sangat mengapresiasi warga yang ikut berpartisipasi memeriahkan Pemilu 2024 dengan mengenakan pakaian adat Jawa.

"Masyarakatnya juga partisipasinya bagus, positif aja gitu untuk Kampung Njawani. Semuanya pada kompak-kompak," ungkapnya.

Ia berharap, ke depannya Kampung Njawani juga bisa semakin dikenal masyarakat luas. Terlebih, banyak masyarakat luar kampung yang ikut hadir karena penasaran dengan konsep TPS 46.

"Apalagi sekarang pada pengin sambil bikin konten-konten juga, jadinya pasti meningkatkan antusias," ujarnya.




(rih/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads