Cerita Warga Demak Korban Banjir 2 Meter Bertahan di Atap-Berenang Pakai Galon

Cerita Warga Demak Korban Banjir 2 Meter Bertahan di Atap-Berenang Pakai Galon

Dian Utoro Aji - detikJateng
Jumat, 09 Feb 2024 10:53 WIB
Banjir di Karanganyar Demak, Jumat (9/2/2024).
Banjir di Karanganyar Demak, Jumat (9/2/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Banjir dengan ketinggian mencapai 2 meter merendam permukiman di Desa/Kecamatan Karanganyar, Demak. Warga menceritakan mereka bertahan di atap hingga berenang dengan galon untuk menyelamatkan diri.

Salah satunya dialami Supiah (52) yang kini terpaksa mengungsi bersama suami dan anaknya di Posko Pengungsian Terminal Induk Jati Kudus. Supiah menyebut ketinggian air di rumahnya mencapai dua meter.

Sebelum dievakuasi, Supiah sekeluarga bertahan di rumah tetangganya yang berlantai dua. Baru pukul 23.00 WIB tadi malam dia dievakuasi menggunakan perahu karet menuju Posko Terminal Jati Kudus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jam 23.00 WIB masuk ke pengungsian, dievakuasi pakai perahu karet, ketinggian sampai atap rumah. Saya (ngungsi) di rumah tetangga yang ada tingkatnya," jelas Supiah ditemui di Posko Pengungsian Terminal Jati Kudus, Jumat (9/2/2024).

Supiah menceritakan derasnya banjir masuk ke permukiman warga pada Kamis (8/2) sekitar pukul 12.00 WIB. Menurutnya, banjir datang begitu deras.

ADVERTISEMENT

"Jam 12.00 WIB tapi airnya langsung cepat, mau jalan tidak bisa," jelasnya.

Dia menyebut ketinggian air terus bertambah. Hingga pukul 16.00 WIB, ketinggian air mencapai atap rumahnya.

"Penuh sekitar 16.00 WIB, ya belum bisa menyelamatkan di air, masih seleher, belum ada bantuan," jelasnya.

Banjir di Karanganyar Demak, Jumat (9/2/2024).Banjir di Karanganyar Demak, Jumat (9/2/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Supiah bersama keluarga dengan barang seadanya lalu berenang ke rumah tetangga yang aman. Dia menggunakan galon untuk berenang menuju rumah tetangganya yang dua lantai.

"Saya renang ke rumah tetangga pakai galon. Saya naik galon sama renang, anaknya juga. Sekitar jam 16.00 WIB, kondisi rumah sudah tenggelam," jelasnya.

Dia berharap agar banjir lekas surut. Sebab, barang perabotan rumah tangga miliknya tidak bisa diselamatkan karena kebanjiran.

"Kalau barang semua tidak bisa diselamatkan," kata Supiah.

Warga lainnya, Sudarsih mengalami hal yang sama. Supiah bahkan harus naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri. Dia baru dievakuasi pukul 23.00 WIB ke Posko Pengungsian Terminal Jati Kudus.

"Tinggal rumah saya, dievakuasi jam 23.00 WIB, naik atap sekitar jam 14.00 WIB sampai malam (naik ke atap), tidak makan," jelas Sudarsih saat ditemui di Posko Pengungsian Terminal Jati Kudus.

Menurutnya, banjir tahun ini merupakan yang terparah. Dia berharap agar banjir lekas surut.

"Pernah tahun 1982, bisa menyelamatkan diri, sekarang parah," jelasnya.




(ams/ams)


Hide Ads