Aliansi Mahasiswa Solo Raya Demo Depan Balkot Solo, Diwarnai Bakar Ban

Aliansi Mahasiswa Solo Raya Demo Depan Balkot Solo, Diwarnai Bakar Ban

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Kamis, 08 Feb 2024 17:51 WIB
Suasana unjuk rasa di depan Balai Kota Solo, Kamis (8/2/2024).
Foto: Suasana unjuk rasa di depan Balai Kota Solo, Kamis (8/2/2024). (Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Solo - Sejumlah aliansi mahasiswa Solo Raya yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Solo Raya (Sodara), menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Solo.

Aksi diawali dengan long march dari Benteng Vesrenberg ke Balai Kota Solo, sekira pukul 15.10 WIB. Akibat aksi itu, jalan Jenderal Sudirman dari selatan ke utara macet parah. Sebab, hanya ada satu lajur yang dapat digunakan.

Mahasiswa membawa berbagai spanduk dalam aksi tersebut, yang bertuliskan 'REFORMASI DIKEBIRI', 'SELAMATKAN INDONESIA', dan sebagainya. Dalam aksi itu, massa sempat melakukan aksi membakar ban. Aparat langsung memadamkan ban yang dibakar tersebut.

Salah satu koordinator aksi Fierdha Abdullah Ali mengatakan, salah satu poin unjuk rasa ini untuk memprotes aksi demonstrasi di depan Balai Kota Solo pada Selasa (6/2/2024) lalu. Saat itu, massa ditemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Beberapa hari yang lalu, ada demonstrasi yang kami anggap suatu gimmick belaka. Tidak masuk akal jika ada yang demo, ada yang melakukan protes, melakukan penandatanganan pakta integritas yang sejatinya isi poin-poin itu visi-misi yang diusung dan ada kesepakatan mendukung juga," kara Ali kepada awak media, Kamis (8/2/2024).

Atas aksi itu, pihaknya sempat mencari orang yang melakukan aksi di depan Balai Kota Solo kemarin lusa. Ali mengatakan, aksi itu ada gerakan yang dimodali.

Suasana unjuk rasa di depan Balai Kota Solo, Kamis (8/2/2024).Suasana unjuk rasa di depan Balai Kota Solo, Kamis (8/2/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

"Kesimpulan kami, ada gerakan yang dimodali, untuk menciptakan seolah-olah demo, tapi mendukung salah satu paslon. Ini dilakukan juga di beberapa kota. Ini sangat tidak bijak, dan kami sayangkan. Karena mahasiswa jika turun itu didesak kepentingan masyarakat, dan kepentingan nasional," jelasnya.

Dia menilai, itu dianggap akan merusak gerakan mahasiswa. Sehingga aksi ini untuk menegaskan jika mahasiswa di Solo Raya tidak terkotakkan dalam salah paslon tertentu di Pilpres 2024. Karena mahasiswa independen.

Sebab, mahasiswa berharap demokrasi di Indonesia berjalan dengan damai, dan seperti yang diharapkan, agar menghasilkan pemerintahan yang adil, bersih, jujur, dan makmur.

"Beberapa waktu lalu kami melakukan kajian strategis menyelamatkan demokrasi Indonesia, yang salah satu bahannya kita bawah hari ini. Salah satu poin menyelamatkan demokrasi Indonesia adalah menjaga rel demokrasi, rel konstitusi Indonesia tidak dilanggar," jelasnya.

Dia menjelaskan, mahasiswa pada hari ini dan besok akan turun ke jalan dengan landasan moril yang sama, yaitu menjaga konstitusi dan demokrasi negara tetap memiliki marwahnya.

Ketua GMNI Solo Dean menambahkan, pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dianggapnya mencederai konstitusi. Sebab, banyak pelanggaran etik yang dilakukan.

"Dia mencederai konstitusi itu sendiri, lewat pamannya, lewat keluarganya. Bahkan, tidak ada nilai kenetralitasan dari penguasa kita saat ini. Ketidakjelasan dari cuti, dan beberapa konstitusi yang telah dicederai juga tidak diindahkan oleh Presiden Jokowi, melalui Gibran juga. Pamannya malah mengajukan banding di PN, itu yang kita sesalkan," kata Dean.

Dia menuntut lembaga penyelenggara Pemilu untuk mengadili hal tersebut, untuk menyelamatkan nilai demokrasi sesuai Undang-undang Dasar.


(apu/apu)


Hide Ads