Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan pihaknya mengantisipasi kemungkinan bergabungnya paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Cak Imin dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md saat putaran kedua. Pihaknya bersama Koalisi Indonesia Maju fokus untuk memenangkan pemilihan presiden satu putaran.
"Memang dalam politik semuanya serba mungkin jadinya, yang kita anggap wah gak mungkin terjadi. Misalkan menggabungkan kekuatan antara 01 dengan 03, tapi dalam politik semuanya serba mungkin," kata AHY di Hotel Amantis Demak, Selasa (16/1/2024) malam.
"Saya anggap sesuatu yang wajar saja, yang jelas kami Koalisi Indonesia Maju tetap memiliki tujuan untuk bisa menang satu putaran. Kami ingin fokus benar dengan berbagai upaya yang memang dibutuhkan di minggu-minggu terakhir ini. Karena apa? Karena memang untuk menyakinkan kemenangan di satu putaran ini butuh kerja keras. Kami sepakat bahwa tidak boleh merasa bahwa sudah unggul, apalagi sudah menang, karena itu hanya akan membuat lengah," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa dalam kampanyenya di berbagai wilayah belakangan ini memastikan semua bekerja secara efektif. Baik partai, caleg, dan sebagainya.
"Yang jelas kami semua termasuk partai Demokrat ingin menyakinkan bahwa semua bekerja dengan efektif, mesin partai bekerja dengan efektif, para caleg juga bekerja secara simultan, secara paralel, selain memenangkan Pileg juga memenangkan Pilpresnya," terangnya.
Ia menuturkan bahwa sebagai partai pengusung Prabowo-Gibran pihaknya tetap waspada dengan berbagai kemungkinan bergabungnya nomor urut 1 dan 3. Pihaknya mengatakan telah memiliki strategi untuk itu.
"Yang jelas kita selalu waspada dengan segala kemungkinan. Artinya kita juga punya strategi, tidak mungkin kita jelaskan di sini. Strategi yang bisa semakin memperkuat posisi," terangnya.
"Saat ini Prabowo dan Mas Gibran berada di posisi paling unggul memang di berbagai survei. Tetapi beliau Prabowo juga mengingatkan kami semua tidak boleh merasa cepat puas, dan masih ada ruang untuk menambah kans kemenangan itu," sambungnya.
Ia menambahkan bahwa masih ada peluang menyakinkan masyarakat untuk kemenangan. Yakni masyarakat yang belum menentukan pilihannya.
"Misalnya ada sebagian yang belum menentukan pilihan, Swing voter atau massa mengambang ini masih bisa kita menangkan hati dan pikirannya," terangnya.
"Melalui narasi narasi yang memang diperlukan oleh mereka. Jadi semua format pertemuan, kampanye, termasuk penampilan kita di berbagai kegiatan, termasuk debat dan kegiatan lapangan itu harus bisa menyakinkan masyarakat yang belum menentukan pilihannya, agar memberikan suaranya pada pasangan yang kami usung yaitu Prabowo-Gibran," imbuhnya.
Sebelumnya dikutip dari detikNews, Rabu (10/1), Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla (JK) menjawab soal peluang kubu capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Prabowo berkoalisi. JK memandang koalisi baru biasanya tergantung urutan pemenang partai politik (parpol) dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Biasanya yang selalu bersatu itu, yang nomor, artinya partai yang rankingnya ya bukan nomornya, ranking 2 dan 3 biasanya itu sehingga bikin koalisi baru. Saya juga dulu waktu 2004 kan banyak partai itu ada koalisi baru tapi kita tetap menang," kata JK saat ditemui di kediamannya, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Saat ditanya soal keyakinan koalisi baru terbentuk, JK kembali menegaskan semua itu tergantung keputusan parpol. Menurutnya, parpol berhak menentukan arah partainya berlayar.
"Ya tergantung partai masing-masing dan selalu begitu. Ini asal level 3 maka yang menentukan suara itu yang terakhir di mana diarahkan partainya," tegasnya.
JK juga merespons Ketua DPP Puan Maharani yang menyalami paslon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Cak Imin. Meskipun mendukung paslon nomor urut 1, JK mengaku tak tahu menahu soal komunikasi antar-partai.
"Saya tidak tahu, komunikasi itu biasanya dari partai ke partai," jawabnya singkat.
Sebelumnya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan buka suara soal momen salaman dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani usai mengikuti debat ketiga yang diselenggarakan KPU. Anies mengatakan nantinya akan menceritakan soal isi obrolannya dengan Puan Maharani pada momen itu.
"Ya, nantilah ceritanya," kata Anies dilansir Antara, Selasa (9/1).
Anies menjelaskan dirinya bersama dengan Cak Imin hanya fokus menyalami semua yang ada di lokasi debat.
"Selesai debat kami salaman dengan semua yang ada di situ, ya kalau tidak ada di situ (sekitar area debat, red), saya tidak salaman, karena otomatis mau cari di mana, jadi semua yang ada di situ kami salami termasuk ada Mbak Puan," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
(apu/apu)