Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo melakukan safari politik ke Kabupaten Purbalingga. Dalam pertemuannya dengan relawan, Ganjar sempat galau ingin memberikan hadiah handphone (HP).
Di Purbalingga, Ganjar bertemu dengan kelompok tani, pegiat UMKM, tokoh agama, dan generasi muda se-Kabupaten Purbalingga. Awalnya Ganjar menyinggung permasalahan netralitas yang terjadi di wilayah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
"Dunia digitalnya sudah luar biasa. Kemarin di Kabupaten Batubara terekam suara terindikasi aparatur berpihak pada satu pasangan. Saya bicara terbuka, inilah yang tidak fair, harus diluruskan. Kesempatan dari tokoh agama dan masyarakat juga mengingatkan kepada mereka, kasih lah ruang untuk kontestasi yang baik dan benar. Sehingga nantinya kita bisa fair, jujur, dan adil," kata Ganjar di hadapan relawan Purbalingga, Senin (15/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai memberikan penjelasan tersebut, Ganjar kemudian bertanya siapa di antara relawan yang hadir belum memiliki handphone (HP). Ada salah satu relawan yang mengangkat tangan.
"Karena teknologi digital begitu masifnya, maka semua orang punya handphone. Ada yang nggak punya handphone? Nggak punya Mas? Beli," ujar Ganjar.
Ganjar mengaku sudah menyiapkan ponsel dan uang. Namun dalam aturan kampanye, hal tersebut tidak diperbolehkan. Ganjar pun sempat menyinggung pihak yang membagikan susu juga diperiksa.
"Saya biasanya kalau gini kasih tebak-tebakan hadiahnya handphone. Ada Panwas nggak? Saya sudah siap sebenarnya, handphone ada. Mengko diwei handphone regane larang-larang, wingi ana sing ngewehi susu baen diperiksa (Nanti dikasih handphone, harganya mahal, kemarin ada yang memberikan susu saja diperiksa)," ucap dia.
Kemudian Ganjar menyuruh seorang Panwascam untuk maju ke panggung memberikan edukasi kepada masyarakat. Terjadi dialog antara Ganjar dan Panwascam itu di panggung.
"Ada Panwas, lapor Ndan, umpama saya mau kasih handphone kepada mereka yang tanya boleh nggak? Njenengan (Anda) kasih edukasi. Ini pertanyaan umum saja, jangan takut. Umpama saya kasih handphone atau uang Rp 100 ribu di acara kaya gini melanggar nggak?" tanya Ganjar.
"Selama itu nanti tidak mengarahkan untuk mencoblos bapak berarti boleh," jawab Panwascam tersebut.
Ganjar pun menegaskan jika hadirin dalam pertemuan ini merupakan relawannya, sehingga otomatis pendukungnya.
"Lha ini kumpulan saya ya berarti mencoblos saja. Saya kalau kasih gitu melanggar atau tidak? Panwasnya malah ora jelas iki (justru tidak jelas ini)," sahut Ganjar.
"Itu money politik Pak," jawab Panwascam tersebut.
Akhirnya Ganjar mengurungkan niatnya untuk memberikan hadiah ke relawannya. Hal ini menurutnya sebagai bahan edukasi politik yang baik.
"Melanggar ya, untung saya sudah tidak di komisi 2. Dengar ya bapak ibu, ora sida (tidak jadi), sumpah demi Allah saya bawa uang disangoni bojoku (diberi uang saku istri saya). Saya ikhlas, tapi Panwas ya nggak ikhlas. Pentingnya ada Panwas gitu, ada edukasi," pungkas Ganjar.
(ams/dil)