Dalil dan Hadits Puasa Rajab Lengkap dengan Keutamaannya

Dalil dan Hadits Puasa Rajab Lengkap dengan Keutamaannya

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 11 Jan 2024 13:16 WIB
Ilustrasi Muslim Puasa
Ilustrasi puasa Rajab. Foto: Getty Images/iStockphoto/AndreyPopov
Solo -

Bulan Rajab merupakan bulan ke-7 dalam kalender Hijriah. Pada bulan istimewa ini umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Hal ini pun dijelaskan dalam sejumlah hadits tentang keutamaan puasa Rajab.

Menurut KBBI, hadis atau hadits adalah sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum Islam. Hadits juga dikenal sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Quran. Lalu dalil merupakan keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran (terutama berdasarkan ayat Al-Quran).

Salah satu cara untuk memaknai hadirnya bulan Rajab adalah dengan memahami keutamaannya yang tertuang dalam sejumlah dalil dan hadits puasa Rajab. Melalui dalil dan hadits keutamaan puasa Rajab, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah tersebut semata-mata ditujukan kepada Allah SWT dan bertujuan meraih pahala dari-Nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas seperti apa dalil dan hadits puasa Rajab? Simak penjelasannya melalui artikel berikut ini!

Kumpulan Dalil dan Hadits Puasa Rajab

Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama dan buku 'Buku Harian Orang Islam: Agenda Syar'i Muslim/Muslimah Teladan Sepanjang Tahun' oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut kumpulan dalil dan hadits puasa Rajab yang dapat dijadikan referensi bagi seorang muslim:

ADVERTISEMENT

Diketahui bahwa umat Islam dapat melaksanakan puasa sunnah Rajab di bulan ini. Adapun hadits mengenai anjuran berpuasa menyebutkan bahwa:

صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

Artinya: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!" (HR Abu Dawud dan yang lainnya).

Keutamaan berpuasa di bulan Rajab juga disebutkan dalam hadits yang lain. Dijelaskan bahwa keutamaan puasa Rajab salah satunya akan diberikan oleh Allah SWT minuman yang teramat nikmat di surga. Hal tersebut sebagaimana yang ada dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Rasulullah SAW bersabda:

"Bahwasanya di surga ada sebuah sungai Rajab, airnya putih melebihi susu, manis melebihi madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab, pasti Allah memberinya minum dari sungai (bengawan) tersebut" (HR. Bukhari dan Muslim).

Selanjutnya ada hadits lain yang berisikan keutamaan pahala bagi para muslim yang melaksanakan puasa Rajab. Seperti disebutkan oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam kitabnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib bahwa:

مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari."

Bagi seorang muslim yang hendak berpuasa Rajab, terdapat anjuran hari yang bisa dipilih. Hal tersebut seperti ada dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Abbas, ia menyebutkan bahwa:

"Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama 3 tahun, di hari kedua menjadi kafarat selama 2 tahun, di hari ketiga menjadi kafarat selama 1 tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama 1 bulan" (HR. Abu Muhammad al-Khalali).

Terdapat hadits lain yang menjelaskan tentang anjuran berpuasa di bulan Rajab. Terdapat kisah al-Bahili yang menjalankan ibadah puasa. Namun, alih-alih meraih keberkahan dalam hidup, dirinya justru datang di hadapan Rasulullah SAW dalam kondisi cukup memprihatinkan. Adapun hadits yang dimaksud menyebutkan:

عَنْ مُجِيبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ الله أَمَا تَعْرِفُنِي قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيُّ الَّذِي جِئْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلَّا بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِي فَإِنَّ بِي قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

Artinya, "Dari Mujibah al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah (lemah/kurus). Ia berkata, 'Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?' Rasul menjawab, 'siapakah engkau?' Ia menjawab, 'Aku al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam.' Nabi menjawab, 'Apa yang membuat fisikmu berubah padahal dulu fisikmu bagus (segar).' Ia menjawab, 'Aku tidak makan kecuali di malam hari sejak berpisah denganmu.' Nabi berkata, 'Mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri? Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya.' Al-Bahili berkata, 'Mohon ditambahkan lagi ya Rasul, sesungguhnya aku masih kuat (berpuasa).' Nabi menjawab, 'Berpuasalah dua hari.' Ia berkata, 'Mohon ditambahkan lagi ya Rasul.' Nabi menjawab, 'Berpuasalah tiga hari.' Ia berkata, 'Mohon ditambahkan lagi ya Rasul.' Nabi menjawab, 'Berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah.' Nabi mengatakan demikian seraya berisyarat dengan ketiga jarinya, beliau mengumpulkan kemudian melepaskannya" (HR. Abu Dawud).

Selanjutnya, dijelaskan juga dalam salah satu ayat dalam Al-Quran tentang keutamaan bulan suci. Hal tersebut tercantum dalam Surat At-Taubah ayat 36 yang berbunyi:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ۝٣٦

"Inna 'iddatasy-syuhûri 'indallâhitsnâ 'asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba'atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa'lamû annallâha ma'al-muttaqîn."

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Itulah tadi rangkuman dalil dan hadits puasa Rajab yang berisi tentang berbagai keutamaan yang akan diraih oleh siapapun yang menunaikannya. Semoga bermanfaat!




(par/rih)


Hide Ads