Saat Mantan Pasien Tangisi Kepergian Dokter Lo: Saya Sudah Dianggap Keluarga

Saat Mantan Pasien Tangisi Kepergian Dokter Lo: Saya Sudah Dianggap Keluarga

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 10 Jan 2024 22:04 WIB
Upacara Mai Song untuk Dokter Lo, yang digelar di Rumah Duka Thiong Ting diikuti puluhan pelayat.
Upacara Mai Song untuk Dokter Lo, yang digelar di Rumah Duka Thiong Ting diikuti puluhan pelayat. Foto: Arina Zulfa Ul Haq
Solo -

Suasana haru menyelimut upacara Mai Song, atau malam kembang Dokter Lo Siauw Ging di Rumah Duka Thiong Ting yang digelar malam ini. Dalam upacara itu, beberapa pelayat tampak meneteskan air mata, menangisi kepergian Dokter Lo.

Sudah sejak pagi para pelayat yang didominasi mengenakan pakaian putih itu datang silih berganti. Suasana ruang yang dipenuhi kerabat keluarga, kolega, dan para pasien Dokter Lo itu pun dipenuhi isak tangis.

Salah satu pelayat, Maria Perhatianti (59), tampak menitikkan air matanya saat mengikuti upacara Mai Song, yang menjadi upacara menjelang pemberangkatan jenazah Dokter Lo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan hanya sebagai pasien, saya juga sudah dianggap keluarga. Sudah sekitar 30 tahun saya kenal (Dokter Lo). Saya masih bujang itu sekolah SMA, S1, S2, sekolah pendeta, semua biaya dari Pak Dokter," ungkap perempuan yang akrab disapa Yanti itu kepada detikJateng, Rabu (10/1/2024).

Yanti yang tidak memiliki hubungan darah dengan Dokter Lo itu mengungkapkan, hingga menginjak umur 59 dan sudah berkeluarga, Yanti masih beberapa kali mendapatkan pemberian dari Dokter Lo.

ADVERTISEMENT

"Sejak saya masih muda, sampai saya menikah, sampai hari ini, detik ini, semua dari Pak Dokter Lo. Dibelikan rumah, dibelikan mobil, dan semuanya," ungkap Yanti.

"Waktu kuliah itu dibelikan motor, sudah keluarga dibelikan mobil. Sampai dua kali, pertama mobilnya suruh ganti ya kami ikut aja. Ganti mobil, kemudian sampai rumah," sambungnya.

Upacara Mai Song Dokter Lo di Solo.Upacara Mai Song Dokter Lo di Solo. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Dengan nada sedih sambil sesekali terisak, Yanti bercerita bahwa semasa hidupnya, setiap berulang tahun Dokter Lo selalu bagi-bagi uang kepada para pasien sesuai jumlah umurnya.

"Misal usia Pak Dokter Lo ini 87 tahun, itu yang dibagi Rp 8.700. Itu semua dari anak sekolah minggu, saya sekeluarga, satu Rumah Sakit Kasih Ibu, itu dari dokter. Semuanya tuh dapat uangnya itu, sudah dibungkus plastik," tuturnya.

Yanti sendiri juga ikut menyaksikan Dokter Lo sejak awal sakit hingga wafat Selasa (9/1/2024) siang kemarin. Menurutnya, selama 90 tahun, Dokter Lo sudah sangat berjasa bagi masyarakat Kota Solo.

"Saya juga melihat dari awal Bapak sakit sampai meninggal itu kasihan, sampai sepuh. Sekarang ya sudah bersyukur. Karena bapak itu sudah nggak sakit lagi," ujarnya.

Mengikuti upacara Mai Song malam itu, ia berharap jenazah Dokter Lo bisa selalu membekas di benak masyarakat Solo.

"Umur 90 tahun itu sudah bonus dari Tuhan yang luar biasa," tuturnya.

Menurut pantauan detikJateng, hingga pukul 20.52 WIB masih banyak pelayat yang hadir di ruang persemayaman Dokter Lo di ruang E Ie See Yiauw. Tampak istri Dokter Lo, Maria Gan Mey Kwee, sibuk melayani para pelayat yang datang silih berganti.




(cln/apu)


Hide Ads