Geger Surat Suara Simulasi Pilpres Cuma 2 Paslon, Rudy: KPU Harus Minta Maaf

Geger Surat Suara Simulasi Pilpres Cuma 2 Paslon, Rudy: KPU Harus Minta Maaf

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 06 Jan 2024 10:57 WIB
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (6/1/2024).
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (6/1/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan KPU RI harus meminta maaf terkait simulasi surat suara Pilpres yang hanya menampilkan dua pasangan calon capres-cawapres.

"Harusnya diulang lagi (sosialisasinya) dan KPU harus minta maaf itu, buat surat perintah salah, enak-enak saja. Mestinya yang protes pertama KPU Kota/kabupaten, karena pertama yang menerima dan ditugasi untuk sosialisasi," kata pria yang akrab disapa Rudy itu kepada awak media, Sabtu (6/1/2024).

Karen adanya kekeliruan simulasi surat suara pilpres tersebut, menurut Rudy, sosialisasi semestinya tidak dilakukan terlebih dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudi mengaku kaget saat menerima simulasi surat suara itu, sehingga dia meminta kadernya, Liasion Officer (LO) PDIP Solo, YF Sukasno untuk melakukan protes secara terbuka.

"Harusnya itu tidak boleh (disosialisasikan), mau dengan dalih apapun. KPU Kota/kabupaten harus melakukan protes terlebih dahulu. Karena surat perintahnya untuk sosialisasi kan hanya dengan dua paslon, harusnya berani menolak. Mestinya tidak menunggu kita protes, mestinya harus segera melaporkan ini tidak benar," ujar Rudy.

ADVERTISEMENT

Rudy yang juga mantan Wali Kota Solo itu berharap KPU tetap independen dalam kontestasi Pemilu 2024.

"Komisioner itu independen, bukan berpihak. Mau itu (soal simulasi surat suara cuma berisi dua paslon) dikatakan berpihak atau tidak, saya tidak mengurus itu, tapi itu salah. Salah mestinya tidak diberikan kepada orang yang melakukan sosialisasi. Kok malah dilakukan sosialisasi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPU Solo siap menggelar simulasi ulang pemilihan umum usai adanya protes mengenai surat suara pilpres yang hanya berisi dua kolom paslon.

Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan, Jati Narendra mengatakan pihaknya menunggu petunjuk dari KPU Pusat.

"Terkait simulasi ulang kita menunggu petunjuk teknis dari KPU Pusat. Cuma mulai kita siapkan tapi kita masih menunggu," kata dia saat dihubungi detikJateng, Kamis (4/1/2024).

Pihaknya juga masih menunggu dan mengamati TPS yang akan ditunjuk sebagai lokasi simulasi.

"(Rencana kapan) Saya ini masih menunggu petunjuk, ya mungkin Januari. (TPS ditunjuk?) Kita masih menunggu juknisnya," ujar Jati.

Ditanya mengenai kolom surat suara yang baru, Jati menyebut kemungkinan akan bergambar tiga paslon. Saat itu dia belum bisa memastikan karena surat suara tersebut belum turun.

Dilansir detikNews, KPU RI menegaskan simulasi surat suara pilpres cuma berisi dua paslon itu terjadi lantaran human error.

"Terkait hal tersebut itu terjadi human error yang tidak disengaja, tidak ada motif lainnya, kecuali memang kekhilafan yang terjadi," kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik kepada wartawan, Rabu (3/1).

Idham menuturkan pihaknya ketika mengetahui hal tersebut, langsung meminta kepada KPU di daerah untuk menghentikan kegiatan simulasi dengan surat suara tersebut. Dia juga menegaskan KPU RI telah meminta kepada KPU daerah untuk melakukan simulasi kembali dengan surat suara tiga pasangan calon.

"Pada 29 Desember 2023 saya sudah minta kepada seluruh KPU di daerah agar tidak menggunakan dummy surat suara tersebut," ujar Idham.

"KPU akan memerintahkan kepada KPU di daerah yang telah melakukan simulasi dengan surat surat dua pasang calon dengan melakukan simulasi kembali dengan minimal tiga pasang calon," sambung dia.




(dil/dil)


Hide Ads