- Contoh Teks Negosiasi #1 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup (Persetujuan)
- Contoh Teks Negosiasi #2 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup (persetujuan)
- Contoh Teks Negosiasi #3 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup (persetujuan)
- Contoh Teks Negosiasi #4 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #5 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #6 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #7 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/Persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #8 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #9 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #10 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #11 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #12 Orientasi
- Contoh Teks Negosiasi #13 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #14 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #15 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #16 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #17 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #18 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #19 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
- Contoh Teks Negosiasi #20 Orientasi Isi (pengajuan dan penawaran) Penutup/persetujuan
Negosiasi atau tawar menawar merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang kepentingannya berbeda. Teks negosiasi menunjukkan keterlibatan antara dua pihak, baik dalam bentuk percakapan maupun narasi.
Teks ini terdiri dari 3 struktur utama, yaitu orientasi atau pembukaan, isi, serta penutup. Bagian isinya terdiri dari pengajuan dan penawaran antar dua pihak yang bernegosiasi. Sedangkan penutup umumnya berisi persetujuan.
Kali ini, detikJateng akan memberikan beberapa contoh teks negosiasi lengkap dengan strukturnya. Contoh ini dihimpun dari beberapa buku, antara lain Teks Negosiasi Bahasa Indonesia Paket C Setara SMA/MA, Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia, Bahan Ajar Teks Negosiasi, Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA, Cermat Berbahasa Indonesia, Bahasa Indonesia SMA Kelas X, dan Pasti Bisa Bahasa Indonesia Kelas X.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Teks Negosiasi #1
Orientasi
PA: "Salak pondoh, Mas. Untuk cemilan, tujuh ribu lima ratus saja tidak sepuluh ribu."
Isi (pengajuan dan penawaran)
PB: "Lima ribu boleh tidak, Bu?"
PA: "Tidak. Tidak bohong, Mas. Di warung itu sepuluh ribu segini, sekilo."
PB: "Biasanya juga lima ribu."
PA: "Itu yang kecil-kecil, ini besar-besar."
PB: "Boleh memilih atau tidak?"
PA: "Boleh, pilih saja ini. Gini saja, Mas. Beli 3 dua puluh ribu, untuk oleh-oleh."
PB: "Beli 1 lima ribu aja, Mas."
PA: "Ohh tidak boleh. Ini sudah dikasih kurang."
PB: "Ya sudah beli 1 saja, tapi tujuh ribu boleh atau tidak?"
Penutup (Persetujuan)
PA: "Ya sudah boleh."
Contoh Teks Negosiasi #2
Orientasi
Pak Bagus: "Selamat siang, Pak Bagas. Maaf, saya mau membahas tentang suara bengkel Bapak yang mengganggu istirahat siang bayi saya."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pak Bagas: "Oh, iya, Pak Bagus. Saya minta maaf karena sudah mengganggu Bapak. Saya sedang mengusahakan untuk mengganti mesin las ini dengan yang baru. Suara mesin las baru lebih kecil dibandingkan dengan yang lama."
Pak Bagus: "Oh, begitu. Terima kasih sudah mempertimbangkan hal tersebut, Pak. Saya meminta maaf karena telah datang dan menegur Pak Bagas seperti ini."
Pak Bagas: "Tidak apa-apa, Pak, tidak masalah. Memang sudah seharusnya usaha saya tidak mengganggu siapapun. Namun, saya juga mempunyai solusi untuk Bapak. Pak Bagus dapat memindahkan bayi Bapak ke ruang yang letaknya lebih di dalam."
Penutup (persetujuan)
Pak Bagus: "Iya, Pak, nanti saya akan memindahkan bayi saya ke ruang belakang. Terima kasih sudah memahami kondisi saya, Pak."
Pak Bagas: "Sama-sama, Pak."
Contoh Teks Negosiasi #3
Orientasi
Pihak Bank: "Selamat siang, pak. Silakan duduk."
Pengusaha: "Selamat siang. Ya, terimakasih."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pengusaha: "Begini mbak. Saya mempunyai usaha-usaha furnitur. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang."
Pihak Bank: "Bisa saya lihat proposalnya?"
Pengusaha: "Eeee... Silakan mbak."
Pengusaha: "Usaha ini sudah turun temurun dari kakek saya. Saya berencana memperluas penjualan sampai luar negeri karena sudah ada permintaan dari luar negeri."
Pihak Bank: "Begini pak. Untuk proposal ini tidak ada masalah, cuma untuk Rp800.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp500.000.000,00 dengan bunga 5 %."
Pengusaha: "Tidak bisa tambah mbak? Saya yakin usaha ini akan sangat sukses."
Pihak Bank: "Mungkin jika tambah sedikit bisa."
Pengusaha: "Jika Rp700.000.000,00 bagaimana mbak?"
Pihak Bank: "Maaf pak, kami maksimal hanya mampu..." (pembicaraan di sela oleh pengusaha)
Pengusaha: "Pokoknya saya mau Rp700.000.000,00! Usaha furnitur saya pasti akan sukses mbak, jangan khawatir."
Pihak Bank: "Maaf pak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kami hanya bisa menyediakan Rp650.000.000,00."
Penutup (persetujuan)
Pengusaha: "Eee... Baiklah mbak Rp650.000.000,00 tidak apa-apa."
Pihak Bank: "Silakan pak menunggu sebentar."
Pihak Bank: "Ini pak uangnya Rp650.000.000,00 dengan bunga 5 %."
Pengusaha: "Iya mbak. Terimakasih. Selamat siang."
Pihak Bank: "Selamat siang."
Contoh Teks Negosiasi #4
Orientasi
Pengusaha: "Selamat pagi, Pak. Saya ingin membicarakan terkait peminjaman modal yang ingin saya ajukan."
Pegawai Bank: "Selamat pagi juga, Pak. Kami telah membaca proposal peminjaman modal yang anda ajukan. Menurut kami, usaha toko roti yang akan Bapak buat ini cukup menarik."
Pengusaha: "Iya, Pak. Saya hendak beralih profesi dari karyawan kantor menjadi pengusaha roti."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pegawai Bank: "Telah dijelaskan beserta rinciannya pada proposal Bapak bahwa dana yang dibutuhkan sebesar 80 juta. Berdasarkan pengalaman perusahaan kami, atas pengajuan modal serupa oleh pengusaha lain, sebenarnya modalnya cukup 70 juta saja. Sedangkan pengembalian angsuran, sebesar 4 juta per bulan termasuk bunganya. Bagaimana, Bapak?"
Pengusaha: "Apa tidak bisa dinaikkan lagi nominal peminjamannya, Pak. Saya merasa 70 juta masih kurang untuk melengkapi usaha roti saya."
Pegawai Bank: "Bagaimana jika 75 juta, Pak? Itu nominal maksimal untuk pengajuan seperti ini dengan jaminan sertifikat tanah yang akan dibangun toko roti tersebut."
Penutup/persetujuan
Pengusaha:" Baik Pak, saya rasa itu nominal yang cukup."
Pegawai Bank: "Baik jika begitu, Pak. Silakan baca berkasnya secara teliti, dan tanda tangani jika setuju."
Pengusaha: (setelah menandatangani) "Baik Pak, saya setuju. Saya sangat berterima kasih."
Pegawai Bank: "Sama-sama, Pak."
Contoh Teks Negosiasi #5
Orientasi
Anak: "Permisi, selamat siang."
Penjaga: "Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, nak?"
Anak: "Iya, saya mencari buku novel Siti Nurbaya."
Penjaga: "Sudah mencari di rak novel?"
Anak: "Sudah Pak, tapi tidak ada."
Penjaga: "Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu ya."
Anak: "Baik Pak, terima kasih."
Penjaga: "Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya."
Anak: "Berapa harga buku ini, Pak?"
Isi (pengajuan dan penawaran)
Penjaga: "Rp58.000 saja, nak."
Anak: "Harga itu terlalu mahal untukku Pak, bolehkan saya menawar?"
Penjaga: "Boleh, silakan saja."
Anak: "Bisa tidak Pak, harga jadi Rp45.000 saja?"
Penjaga: "Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah."
Anak: "Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp48.000 saja? Saya harap bapak mau membantu. Ini untuk tugas sekolah saya."
Penjaga: "Itu terlalu murah, bagaimana kalau Rp55.000 saja? Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada lagi."
Anak: "Tapi uang saya hanya Rp50.000."
Penjaga: "Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp50.000. Bagaimana?"
Penutup/persetujuan
Anak: "Baiklah Pak! Saya beli bukunya."
Penjaga: "Ini bukunya."
Anak: "Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya."
Penjaga: "Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya."
Anak: "Selamat siang, Pak."
Penjaga: "Selamat siang."
Contoh Teks Negosiasi #6
Orientasi
Polisi: (meniup peluit...prit...prit)..."Menepi mas...menepi mas"
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pengendara: (menepi)"Kenapa ya Pak?"
Polisi: "Maaf ya mas, itu mas nggak pakai helm".
Pengendara: "Astagfirullah, maaf banget pak, saya lupa, tadi buru-buru soalnya, mau ujian".
Polisi: "Masnya punya SIM gak"?
Pengendara: "Punya kok Pak".
Polisi: "Surat kendaraannya lengkap"?
Pengendara: "Lengkap juga pak".
Polisi: "Boleh saya periksa"?
Pengendara: "Boleh sih Pak, tapi saya terburu-buru nih".
Polisi: "Maaf sekali Mas, tapi ini sudah kewajiban saya".
Pengendara: "Ini SIM dan STNKnya".
Polisi: "Ya, sudah lengkap mas, tapi mohon maaf masnya tetap saya tilang karena tidak menggunakan helm di jalan raya".
Pengendara: "Aduh, Pak...maaf, ini juga karena buru-buru kalau jalan damai saja gimana Pak"?
Polisi: "Damai gimana maksudnya Mas"?
Pengendara: "Ya saya bayar uang tilang di sini".
Polisi: "Wah, Mohon maaf Mas, sekarang ini untuk pembayaran tilang cuma bisa lewat ATM, gampang dan lebih cepat kok mas, mas tinggal transfer ke no rekening ini, terus bukti transfer langsung diserahkan ke saya, saya tugas di pos sampai jam 12 Mas. Semisal saya nanti sedang tidak ada di pos, bisa lewat rekan saya juga boleh. Sementara itu SIM Masnya saya tahan dulu, ngambilnya tetap di pos jaga".
Pengendara: "Masak nggak bisa sih Pak, bayar langsung ke bapak saya nggak keberatan kok".
Polisi: "Maaf sekali Mas, saya tidak ada hak untuk itu".
Pengendara: "Ya sudah, saya pasrah aja Pak".
Polisi: "Ini surat tilang buat Mas, nanti setelah transfer, silahkan ke pos jaga lagi buat ambil SIM punya masnya".
Pengendara: "Tapi nanti tiba-tiba saya ketilang lagi gimana dong Pak"?
Polisi: "Ya makanya jangan lupa pakai helm".
Penutup/persetujuan
Pengendara: "Ya udah deh pak, saya pergi ke kampus dulu, lalu saya ke pos polisi nemui bapak".
Polisi: "Siap Mas, sekali lagi maaf, dan saya akan tunggu di pos jaga".
Pengendara: "Permisi ya pak."
Polisi: "Hati-hati di jalan ya mas, di seberang ada toko helm silahkan beli aja nanti malah di tilang polisi yang ada di pos selanjutnya."
Pengendara: "Iya pak, terimakasih pak".
Contoh Teks Negosiasi #7
Orientasi
Bu Neni: "Siang Bu Dewi, ibu tahu tidak, akhir-akhir ini kucing ibu hampir memakan kucing saya. Kalau ikan saya dimakannya, apa ibu mau tanggung jawab?"
Bu Dewi: "Siang juga Bu Neni, tenang dulu Bu, coba jelaskan pelan-pelan".
Isi (pengajuan dan penawaran)
Bu Neni: "Begini Bu, saya sering kali melihat kucing Bu Dewi menghampiri akuarium di depan rumah saya. Saya takut jika ikan di akuarium saya dimakan. Oleh sebab itu, saya meminta ibu untuk melarang kucing ibu ke rumah saya".
Bu Dewi: "Bu Neni, sebenarnya kucing adalah hewan yang memang suka berkeliaran. Sulit untuk dilarang. Namun, akan saya coba nanti melarangnya ke rumah Bu Neni. Di samping itu, jika ibu ingin ikan akuarium ibu aman. Mengapa tidak memindahkannya saja ke dalam?"
Penutup/Persetujuan
Bu Neni: "Sepertinya itu solusi yang bagus juga, Bu. Mengingat akuarium saya mudah kotor saat di luar. Baiklah saya akan memindahkannya, Bu. Terima kasih atas sarannya. Kalau begitu saya pamit dulu, Bu".
Bu Dewi: "Sama-sama, Bu".
Contoh Teks Negosiasi #8
Orientasi
Fitri: "Fat, kamu baik-baik saja kan?" (Membantu Fatimah untuk berdiri)
Fatimah: "Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?"
Fitri: "Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!" (Menunjuk orang yang terjatuh)
Dhila: "Orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?"
Lala: "Aduhhh... Sakit" (Merintih kesakitan)
Dhila: "Bagian mana yang sakit, Tir?"
Lala: "Kakiku sakit, bantu aku berdiri!"
Dhila: (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) "Duduk di sini ya, La!" (Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.)
Isi (pengajuan dan penawaran)
Dhila: "Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi."
Fitri: "Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?"
Dhila: "Rp1.000.000,00"
Lala: "Dhil, kamu mau merampok ya?"
Fitri: "Hah, Rp1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah."
Dhila: "Sepedanya kan juga rusak."
Fitri: "Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!"
Lala: "Baiklah, kami minta Rp800.000,00 saja mbak."
Fatimah: "Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu."
Dhila: "Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?"
Fitri: "Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp300.000,00 saja. Boleh kan?"
Lala: "Uang segitu tidak cukup Mbak."
Fatimah: "Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami."
Dhila: "Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan."
Fatimah: "Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan."
Lala: "Ya, tidak apa-apa."
Fitri: (mencari dan menelepon) "Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?"
Fatimah: "Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!" (menyodorkan Hpnya)
Fitri: (menyalin nomor telepon) "Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?"
Kak Gike: "Iya, ini siapa?"
Fitri: "Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak?"
Kak Gike: "Ya, ada yang bisa kakak bantu?"
Fitri: "Begini Kak. Anu.. ee, itu kak"
Kak Gike: "Kamu tenang dulu baru bicara!"
Fitri: "Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kami menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukup untuk mengganti rugi."
Fatimah: (meminta HP) "Aku boleh bicara dengan kak Gike?"
Fitri: "Iya, tentu saja, Fat."
Fatimah: "Kak, segera ke sini cepat."
Kak Gike: "Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana."
Dhila: "Berapa lama lagi kami harus menunggu?"
Fatimah: "Sebentar lagi, saya mohon. Tunggu sebentar!"
Tidak lama kemudian, kak Gike datang ke tempat kejadian untuk membantu Fatimah dan Fitri
Kak Gike: (datang dan menghampiri Fatimah) "Kamu tidak apa-apa Fatimah?"
Fatimah: "Aku baik-baik saja kak, tetapi dia kak." (menunjuk Lala)
Kak Gike: (menghampiri Lala bersama Fitri dan Fatimah) "Maafkan adik saya ya! Bagaimana? Mau ganti rugi atau mau saya bantu ke Rumah Sakit?"
Dhila: "Saya meminta ganti rugi Rp1.000.000,00 kak."
Kak Gike: "Maaf ya Dek uang Rp.1.000.000,00 tidak sedikit, kami juga tidak mempunyai uang sebesar itu. Bisa dikurangi sedikit"
Dhila: "Baiklah Rp800.000,00 saja"
Kak Gike: "Itu masih terlalu banyak"
Lala: "Ya Kak, Kakak punya uang berapa sekarang?"
Dhila: "Ya udah, berapapun tidak apa-apa, ibu kakak kan juga di rumah sakit pasti juga membutuhkan uang yang banyak untuk berobat."
Fatimah: "Terima kasih ya kamu sudah mau mengerti keadaan kami"
Fitri: "Iya, terima kasih. Kalian baik deh."
Penutup/persetujuan
Kak Gike: "Kalau begitu sepakat ya, kakak hanya punya uang Rp.450.000,00" (mengambil uang di tas dan memberikan ke Tiara)
Lala: "Terima kasih ya Kak."
Kak Gike: "Iya sama-sama. Maafkan adik kakak ya, karena adik kakak menyerempet kamu."
Dila: "Ya ,kami maafkan lain kali hati-hati dalam berkendara walaupun anda dalam keadaan terburu."
Kak Gike: "Benar itu, keselamatan nomor satu. Baiklah, kami permisi dulu ya."
Lala: "Iya, hati-hati ya"
Fitri: "Iya, sampai jumpa lagi." (melambaikan tangan)
Lala: "Iya, sampai jumpa juga" (melambaikan tangan).
Contoh Teks Negosiasi #9
Orientasi
Penjual: "Selamat siang."
Anton: "Selamat siang."
Penjual: "Mau beli apa, Mas?"
Anton: "Ini, mbak, mau beli kerudung untuk ibu saya."
Penjual: "Cari yang modelnya bagaimana, Mas?"
Anton: "Yang biasa saja, Mbak."
Penjual: "Silakan, Mas, kesini."
Setelah sampai di dalam toko...
Penjual: "Silakan, Mas, dipilih. Banyak pilihannya."
Anton: "Saya suka yang hijau, Mbak, kalo dilihat segar."
Penjual: "Iya, Mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Anton: "Ini berapa, Mbak?"
Penjual: "Rp50.000,00."
Anton: "Wah, kok mahal, Mbak? Rp30.000,00 boleh tidak?"
Penjual: "Tidak boleh, Mas, itu bahannya bagus soalnya."
Anton: "Tidak bisa kurang, Mbak?"
Penjual: "Rp45.000,00 deh, Mas."
Anton: "Rp40.000,00 ya, Mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya."
Penjual: "Benar-benar tidak boleh, Mas. Nanti toko saya bisa bangkrut."
Penutup/persetujuan
Anton: "Ya sudah, mbak, Rp45.000,00, saya ambil yang ini."
Penjual: "Mau beli apa lagi, Mas?"
Anton: "Itu saja, mbak. Ini uangnya, Mbak."
Penjual: "Uangnya Rp50.000,00, kembali Rp5.000,00. Terima kasih ya, Mas."
Anton: "Iya, mbak, sama-sama."
Contoh Teks Negosiasi #10
Orientasi
Suatu hari di sebuah pasar tradisional, terdapat sebuah transaksi jual beli.
Penjual: "Silakan Bu, mau beli apa?"
Pembeli: "Kaos sepak bola untuk anak-anak ada?"
Penjual: "Oh ada Bu. Ini silakan dipilih sendiri." (sambil mengeluarkan beberapa pilihan kaos bola).
Pembeli: "Kaos yang Real Madrid kok gak ada?"
Penjual: "Sebentar saya cari dulu."
Pembeli: "Yang ukuran M ya, Mbak."
Penjual: "Ini adanya ukuran L, Bu."
Pembeli: "Waduh, ukuran anaknya kecil Mbak. Kalau segini kebesaran."
Penjual: "Nanti kan bisa dikecilkan Bu. Ini juga bisa dipakai sampai anaknya besar."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pembeli: "Harganya berapa, Mbak?"
Penjual: "Yang ini Rp35.000, Bu."
Pembeli: "Mahal sekali Mbak. Rp20.000 ya Mbak?"
Penjual: "Ya gak boleh Bu. Tambah Rp12.000 ya?"
Pembeli: "Gak mau. Kalau mau Rp25.000."
Penjual: "Kalau segitu saya gak dapat untung dong, Bu. Tambah Rp5.000 ya?"
Penutup/persetujuan
Pembeli: "Ya sudah. Ini uangnya." (sambil memberikan uang).
Penjual: "Terima kasih Bu. Gak sekalian sama sepatu bolanya Bu?" (memberikan sebungkus tas kresek yang berisi kaos).
Pembeli: "Sama-sama. Tidak, tadi sudah beli." (meninggalkan toko baju)
Contoh Teks Negosiasi #11
Orientasi
Pembeli: "Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?"
Isi (pengajuan dan penawaran)
Penjual: "Tiga puluh ribu, Bu. Murah."
Pembeli: "Boleh kurang kan, bang?"
Penjual: "Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan karbitan. Matang pohon." Pembeli: "Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?"
Penjual: "Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu."
Pembeli: "Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?"
Penjual: "Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi."
Pembeli "lya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk."
Penjual: "Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan."
Penutup/persetujuan
Pembeli: "Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak."
Contoh Teks Negosiasi #12
Orientasi
Penjual: "Silakan buah yang manis dan murah meriah."
Pembeli: "Berapaan harganya. Bang?"
Penjual: "Murah, Bu. Satu kilonya cuma 15 ribu aja."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pembeli: "Dua kilo 25 ribu aja, boleh?
Penjual: "Belum dapat, Bu. Kalau segitu mah, saya belum dapat untung."
Pembeli: "Wah... kalau 15 ribu satu kilo itu kemahalan, Bang."
Penjual: "Bisa kurang kok, Bu. Tapi jangan banyak-banyak, nanti saya rugi."
Pembeli: "Gimana kalau 13 ribu satu kilo. Boleh enggak, Bang?"
Penjual: "Naikin lagi, Bu. Kalau segitu untung saya mepet, Bu."
Pembeli: "Tawaran terakhir nih, Bang. Empat belas ribu satu kilo, bisa?"
Penjual: "Bolehlah, Bu. Hitung-hitung buat penglaris hari ini."
Pembeli: "Jadi, boleh 14 ribu satu kilo?"
Penutup/persetujuan
Penjual: "Boleh, buat Ibu saya kasih murah ajalah."
Pembeli: Terima kasih, Bang. Ini uangnya."
Penjual: "Terima kasih juga, Bu. Besok-besok mampir lagi ya, Bu."
Contoh Teks Negosiasi #13
Orientasi
Pagi itu penjual ikan keliling yang biasa mengelilingi kompleks perumahan di mana Bu Wati tinggal datang. Bu Wati yang memang sudah berlangganan dengan penjual ikan kemudian menghampiri dan mulai mencari ikan yang hendak dibeli. Langsung saja Bu Wati memilih jenis ikan yang dibawa oleh penjual. Ketika hendak menentukan jenis ikan yang akan dibeli, antara ikan bandeng dan ikan baronang, Bu Wati menanyakan kepada penjual mengenai kualitas kedua jenis ikan tersebut.
Isi (pengajuan dan penawaran)
Sang penjual mengatakan, bahwa semua ikan yang dibawanya kesegarannya terjamin, karena baru Subuh tadi di ambil dari tempat pelelangan ikan. Karena ikan baronang tampak lebih baik daripada ikan bandeng, maka Bu Wati memilih membeli ikan baronang. Namun ia tiba-tiba teringat dengan suaminya yang sangat ingin memakan ikan Bandeng, maka ia memutuskan untuk membeli ikan bandeng.
Setelah memutuskan membeli ikan bandeng. Bu Wati kemudian menanyakan berapa harga yang ditawarkan oleh penjual ikan tersebut. Seekor ikan bandeng dihargai Rp15.000,00, namun jika membeli sebanyak empat ekor harganya hanya Rp50.000,00 saja. Bu Wati merasa harga yang ditawarkan penjual terlalu mahal, mengingat ikan bandeng yang sering ia beli di pasar harganya hanya Rp10.000,00 per ekornya.
Maka, Bu Wati menawar ikan bandeng tersebut dengan harga Rp40.000,00 untuk empat ekor. Sang Penjual menolak dengan alasan ia tidak mendapatkan keuntungan jika menjual ikannya dengan harga yang ditawarkan Bu Wati. Kemudian, penjual ikan menurunkan sedikit dari harga semua yakni Rp47.000,00. Namun, Bo Wati merasa jika harga tersebut masih tergolong mahal untuk ikan bandeng.
Penutup/persetujuan
Bu Wati kemudian menaikkan sedikit tawarannya menjadi Rp43.000,00. Si penjual ikan menyetujui penawaran kedua Bu Wati karena dia merasa harga ini sudah cocok dan bisa mendapatkan sedikit keuntungan. Di sisi lain, Bu Wati juga merasa harga ini pantas untuk ikan bandeng. Kalaupun ada perbedaan harga dari ikan yang sering ia beli di pasar, hanya Rp3.000,00 saja. Setelah harga disepakati, Bu Wati membayar ikan bandeng yang dibelinya.
Contoh Teks Negosiasi #14
Orientasi
Guru: "Anak-anakku sekalian, bagaimana kalau minggu depan kita laksanakan ulangan harian bab terakhir ini ya. Ulangan ini digunakan untuk menambah nilai kalian selama semester genap ini."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Siswa: "Jangan minggu depan, Bu. Tugaskan sudah banyak. Ditambah mapel lain juga banyak tugas."
Guru: "Jadi kelas ini keberatan kalau ulangan hariannya diadakan minggu depan?"
Siswa: "Iya, Bu. Apalagi Ibu sudah memberikan tugas juga barusan."
Guru: "Kalau begitu diundur saja. Kapan kalian siap untuk ulangan harian?"
Siswa: "Dua minggu lagi saja, Bu."
Guru: "Baiklah. Tapi, karena materi bab terakhir ini sudah selesai, apa kalian punya ide apa yang akan kita lakukan minggu depan?"
Siswa: "Minggu depan kita praktik saja, Bu. Kebetulan kan materinya mengenai teks drama, bagaimana kalau diadakan pentas drama secara berkelompok. Satu kelas dibagi jadi tiga kelompok untuk memainkan drama pendek. Gimana, Bu?"
Penutup/persetujuan
Guru: "Wah... wah. Ide bagus ini, Ibu sangat setuju."
Contoh Teks Negosiasi #15
Orientasi
Pembeli: "Baju yang ini ukuran L ada enggak?"
Penjual: "Ada mas, sebentar saya ambil."
Pembeli: "Iya."
Penjual: "Ini mas yang ukuran L."
Pembeli: "Berapa harganya mas?"
Penjual: "Itu 300 ribu, pas nya 290 ribu."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pembeli: "Bisa 260 enggak pak?"
Penjual: "Tidak bisa mas, paling kurangi 5 ribu jadi 285 ribu."
Pembeli: "Ya 280 ribu deh pak, langsung saya beli."
Penutup/persetujuan
Penjual: "Iya baiklah."
Contoh Teks Negosiasi #16
Orientasi
Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada Ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.
Isi (pengajuan dan penawaran)
Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP.
"Yah... Rani benar-benar perlu HP. Belikan ya Yah?" kata Rani pada ayahnya. "Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula kan
sudah ada telepon rumah," kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja. "Tapi, Yah semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orang tuanya saat terpaksa pulang telat."
"Lha kalau begitu kamu jangan pulang telat," kata ayah lagi. Rani hampir saja menangis.
"Tak hanya itu, Yah Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah," kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu Ayahnya.
Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.
"Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?"
Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.
"Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak. Bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP"
"Hm... Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal...." ayah seakan sengaja menggoda Rani.
"Asal apa, Yah?" tanya Rani tak sabar.
"Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif."
Penutup/persetujuan
"Rani janji, Yah. Makasih ya Ayah," janji Rani sambil memeluk Ayahnya.
Contoh Teks Negosiasi #17
Orientasi
Ayah : "Nak, ke sini. Ayah mau bicara."
Anak : "Ada apa, Yah?"
Ayah : "Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?"
Anak : "Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Ayah : "Kejuruan? Gak salah Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik."
Anak: "Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga."
Ayah: "lya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang Ayah sarankan ke SMA saja, ya!"
siap. Jadi, "Waduh, Ayah gimana sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah? Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif." Anak :
Ayah : "Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?"
Anak: "Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita."
Penutup/persetujuan
Ayah : "Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya."
Anak: "Iya, yah."
Contoh Teks Negosiasi #18
Orientasi
Edy: "Silakan duduk Bapak dan Ibu. Selamat pagi. Boleh saya tahu bapak dan ibu ini berasal dari mana?"
Kepala Desa: "Saya Arifin, Pak. Kepala Desa Sejahtera. Ini Bu Suci, sekretaris desa, dan satu lagi Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh mewakili warga desa kami.
Edy:"Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan senang hati, sebagai direktur saya akan mendengarkan aspirasi warga demi kebaikan bersama".
Edy: "Begini Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak investor akan tetap melanjutkan pembangunan hotel dan berjanji akan tetap menjaga kelestarian sumber air Panguripan. Jadi, ada masalah apa lagi?"
Isi (pengajuan dan penawaran)
Warga I: "Bagaimana mungkin kelestarian sumber airnya dapat dijaga, Pak? Pembangunan hotel tepat di atas mata air tersebut pasti akan mematikan mata airnya. Awalnya, karena pembangunan hotel tersebut akan menuntut ditebangnya pepohonan di sana, maka daerah resapan air akan berkurang. Hal ini mengancam kelestarian mata air kami."
Warga II: "Sekali lagi saya tegaskan, Pak. Kami tidak akan pernah menyetujui pembangunan hotel atau apa pun di atas sumber mata air, sumber penghidupan kami itu!"
Kepala Desa: "Sabar dulu, Pak Rahmat. (Sambil memegang pundak Pak rahmat). Benar Pak kami belum pernah menyetujui dan tidak akan pernah menyetujui kesepakatan itu, Pak. Bagi kami, sumber mata air Panguripan adalah gantungan kehidupan kami. Tak hanya untuk makan dan minum, sawah kami juga membutuhkan air."
Warga II: "Kami selamanya akan terus menolak pembangunan hotel tersebut! Bahkan kami akan bertindak lebih keras bila tuntutan kami tidak segera dipenuhi!"
Edy: "Bapak dan Ibu jangan khawatir. Sebenarnya, Wali Kota sudah mengeluarkan surat perintah penghentian pembangunan hotel."
Warga I: "Kalau begitu tunggu apalagi?"
Edy: "Masalahnya, saya masih mencari lahan pengganti. Bagaimanapun saya tidak mau kehilangan kesempatan bisnis di kota ini."
Penutup/persetujuan
Kepala desa: "Bila benar demikian, sebagai kepala desa, saya akan membantu Bapak menemukan lahan baru yang tidak terlalu jauh dari sumber Panguripan."
Edy: "Kalau memang Pak Lurah bisa mengusahakannya, saya akan sangat berterima kasih. Hari ini juga saya akan memerintahkan anak buah saya menghentikan pembangunan hotelnya."
Kepala desa: "Terima kasih atas kerja sama ini."
Edy: "Saya juga berterima kasih karena Pak Lurah berhasil menghentikan demo warga."
"Terima kasih, Pak."
Contoh Teks Negosiasi #19
Orientasi
Pembeli: "Pak, berapa harga mangga 1 kg?"
Penjual: "Ini 1 kg Rp15.000,00, Neng."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Pembeli: "Terlalu mahal, Pak! Rp8.000,00 boleh?"
Penjual: "Harga mangga sekarang memang masih mahal, Neng. Belum musim panen."
Pembeli: "Rp10.000,00 ya, Pak. Saya mau beli 10 kg."
Penjual: "Belum boleh, Neng. Harga pas saja Rp12.000,00, ya."
Penutup/persetujuan
Pembeli: "Ya, sudah, saya beli 10 kg."
Penjual: "Baik, Neng."
Contoh Teks Negosiasi #20
Orientasi
Anak: "Hari ini. Mama masak apa? Ayam goreng, ya, sepertinya?"
Ibu: "Iya, tapi kamu harus makan sayur bayam juga."
Isi (pengajuan dan penawaran)
Anak: "Yah. Kemarin, aku pesan cuma ayam atau daging, kan?"
Ibu: "Mama suruh kamu makan sayur itu supaya kamu sehat."
Anak: "Tapi, aku tak suka sayur bayam, Ma."
Ibu: "Ya, sudah. Hari ini, kamu boleh tak makan sayur hayam."
Anak: "Begitu, dong,"
Ibu: "Tapi, jangan terlalu senang dulu."
Anak: "Maksudnya?"
Ibu: "Hari ini, tak makan sayur bayam, tapi besok dan seterusnya, harus mau makan sayur, ya?"
Penutup/persetujuan
Anak: "Iya, janji."
Setelah membaca contoh di atas, sekarang sudah lebih paham tentang teks negosiasi kan, detikers? Semoga informasi ini bermanfaat ya!
(par/par)