Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030. Menurut Jokowi, bonus demografi itu menjadi salah satu penentu apakah suatu negara bakal menjadi maju atau tidak.
"Kita berharap di tahun 2030-an kita akan mendapatkan bonus demografi. Dalam peradaban sebuah negara, itu hanya sekali akan kita peroleh. Dan biasanya kalau sebuah negara dapat (bonus) demografi akan melompatkan negara maju atau tidak," kata Jokowi saat menghadiri ground breaking kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Kabupaten Banyumas, Rabu (3/1/2024).
"Di negara Amerika Latin tahun 50-an, 60-an, 70-an, mereka sudah masuk ke negara berkembang. Tetapi sudah 50 tahun, 60 tahun, mereka tetap menjadi negara berkembang, tidak bisa melompat menjadi negara maju. Karena tidak menggunakan kesempatan saat diberikan bonus demografi pada saat itu, usia-usia produktif pada tahun itu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menekankan, untuk menjadi negara maju kuncinya ada pada pembangunan sumber daya manusia. Dia berharap Indonesia tidak melewatkan kesempatan ini.
"Kita di tahun 2030 atau 2035-an akan mendapatkan bonus demografi, yang kita harapkan bisa mengambil manfaat dan bisa melompatkan negara ini menjadi negara maju. Kuncinya ada di pembangunan sumber daya manusia," ujar Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan bahwa kepemimpinan Indonesia di masa mendatang sangat menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara maju.
"Saya berkali-kali menyampaikan betapa pentingnya kepemimpinan nasional tahun 2024, 2029, dan tahun 2034, karena di situlah kunci yang menentukan negara ini bisa melompat menjadi negara maju atau tidak. Dan pimpinan nasional itu tahu, mau membawa negara ini maju dengan cara apa. Dia harus ngerti, dia harus tahu. Sehingga saya sampaikan berhati-hati. Karena ini kesempatan yang hanya diberikan sekali dalam sebuah peradaban negara," ucap Jokowi.
Jokowi menambahkan, 'jalan' yang dibangun Indonesia untuk menjadi negara maju sudah ada. Tinggal bagaimana pemimpin selanjutnya bisa mengambil kesempatan tersebut.
"Gerbangnya sudah kelihatan. Tinggal buka dan ngisinya benar dan tepat, itulah negara maju. Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai. Dan universitas Muhammadiyah khususnya UMP bisa menjadi bagian dari itu. Jadi bukan urusan skill saja, bukan urusan talent saja, tapi urusan karakter. Building itu juga menjadi kunci bagi pembangunan sumber daya manusia seutuhnya," pungkasnya.
(dil/aku)