Ngeri! Israel Banjiri Terowongan Gaza, Dampaknya Bisa 100 Tahun

Internasional

Ngeri! Israel Banjiri Terowongan Gaza, Dampaknya Bisa 100 Tahun

Fino Yurio Kristo - detikJateng
Jumat, 15 Des 2023 09:04 WIB
FILE PHOTO: A general view shows the interiors of what the Israeli military say is a cross-border attack tunnel dug from Gaza to Israel, on the Israeli side of the Gaza Strip border near Kissufim January 18, 2018. REUTERS/Jack Guez/Pool/File Photo
Penampakan Terowongan Hamas yang Membentang di Jalur Gaza. Foto: (REUTERS/Jack Guez).
Solo -

Aksi militer Israel yang membanjiri terowongan di bawah Gaza, markas pejuang Hamas menggunakan air laut Mediterania mendapatkan kecaman dari para pakar lingkungan. Hal ini karena bisa berakibat sangat fatal bagi warga Palestina di Gaza dan juga lingkungannya.

Mengutip detikInet, Jumat (15/12/2023) Abdel Rahman al Tamimi, direktur di Palestinian Hydrologists Group yang adalah LSM terbesar di Palestina yang mengawasi polusi, memperingatkan membanjiri terowongan di Gaza dengan air laut bisa membuat Gaza berpotensi tak lagi dapat ditinggali.

Dikutip detikINET dari Anadolu Agency, dia menjelaskan jika rencana Israel itu akan membuat air tanah di Gaza yang sebelumnya sudah terkena polusi, semakin terkontaminasi. Belum lagi bahayanya terhadap bangunan di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini (membanjiri terowongan), akan menyebabkan akumulasi garam dan kolapsnya tanah, membuat kerusakan terhadap ribuan rumah Palestina di jalur (Gaza) yang populasinya padat ini," paparnya.

Tamimi juga mengatakan, populasi Gaza akan menderita selama bertahun-tahun dari polusi yang disebabkan tindakan Israel.

ADVERTISEMENT

"Jalur Gaza akan menjadi area yang berkurang populasinya dan akan butuh waktu sekitar 100 tahun untuk menghilangkan dampak lingkungan dari perang ini," lanjutnya.

"Israel membunuh lingkungan di jalur Gaza," cetus Tamimi.

Tamimi bukanlah satu-satunya pakar lingkungan yang mengecam rencana Israel. Bahkan akademisi Israel sendiri juga mengkritik upaya membanjiri terowongan dengan air laut, terutama terkait air tanah di Gaza.

Air di Gaza dipompa berlebihan dan permukaan air di bawah tanah telah turun sedemikian rupa sehingga air laut memasuki akuifer dan bercampur dengan sedikit air yang tersisa. Kualitas air akuifer semakin terkikis oleh limbah dan limpasan bahan kimia pertanian. Bahkan sebelum perang, sebagian besar warga Gaza bergantung pada tanker air swasta dan hasil pabrik desalinasi untuk mendapatkan air minum.

Prof. (Emer.) Eilon Adar dari Zuckerberg Institute for Water Research di Ben-Gurion University of the Negev, mengatakan membanjiri terowongan berpotensi menimbulkan kerusakan ekologi lebih lanjut pada akuifer Gaza.

Jika beberapa juta meter kubik air laut dipompa ke dalam terowongan, dan meresap ke dalam akuifer, dampaknya bisa luar biasa "Dampak negatif terhadap kualitas air tanah akan berlangsung selama beberapa generasi, tergantung pada jumlah yang meresap ke dalam bawah permukaan," katanya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads