Pencarian Korban Longsor Kismantoro Dihentikan, Basarnas Ungkap Temuannya

Pencarian Korban Longsor Kismantoro Dihentikan, Basarnas Ungkap Temuannya

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Senin, 11 Des 2023 21:04 WIB
Upaya pencarian tim gabungan di lokasi longsor di Kismantoro, Wonogiri, pada hari ketujuh, Senin (11/12/2023).
Foto: Upaya pencarian tim gabungan di lokasi longsor di Kismantoro, Wonogiri, pada hari ketujuh, Senin (11/12/2023). (Dok.Sekdes Ngroto)
Wonogiri -

Upaya pencarian korban hilang akibat tanah longsor di Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, dihentikan pada hari ketujuh. Basarnas mengungkapkan jika tidak ada tanda-tanda apapun hingga kendala yang dihadapi.

Diketahui, korban yang hilang adalah Mijem (63), warga Dusun Mendang Desa Ngroto Kismantoro. Ia dinyatakan hilang sejak Selasa (5/12).

"Ya untuk proses pencarian (Mijem) kami hentikan, sudah tujuh hari. Sesuai SOP berjalan dan ditetapkan pemerintah di UU kami. Selama 7 hari ini kami tidak menemukan tanda-tanda apapun," kata Koordinator Basarnas Surakarta Tri Puji Sugiharto saat dihubungi detikJateng Senin (11/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, seluruh lokasi dan titik datum sudah diobservasi oleh tim gabungan untuk mencari korban. Namun selama tujuh hari tidak ada hasil alias nihil.

"Sampai hari ketujuh ini sudah clear. Sampai atas, di bawah titik longsor," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

Tri menuturkan, selama proses pencarian tim gabungan menemukan sejumlah barang. Namun setelah dicocokkan dengan keluarga ternyata hal itu bukan sebuah petunjuk.

"Kami menemukan baju wanita. Ternyata baju itu dulu digunakan korban untuk orang-orangan di sawah. Kita temukan botol air mineral, tapi kata anaknya tidak membawa," jelas dia.

Tri menerangkan, ada beberapa kendala atau faktor yang dihadapi tim gabungan selama mencari korban. Pertama karena minim data dari saksi. Sebenarnya ada dua saksi. Satu saksi berjarak 100 meter dari lokasi kejadian. Satu saksi berjarak 350 meter dari lokasi kejadian.

"Tetapi saksi paling dekat 100 meter tidak melihat saat tanah meluncur. Hanya dengar gemuruh kencang. Akhirnya saat balik arah tanah sudah longsor. Posisi terakhir korban tidak ada yang melihat sama sekali," terangnya.

Diketahui, di bawah lokasi longsor terdapat sungai kecil yang mengalir ke sungai besar. Menurut Tri, korban tidak mungkin hanyut di sungai. Sebab saat itu hujan di sekitar lokasi kejadian masih jarang.

"Info dari warga kalau sungai situ tidak pernah ada luapan. Kecuali sungai bawah (sungai besar). Yang di bawahnya pas jarang ada air bah," kata dia.

Tri menjelaskan, pihaknya telah berdialog dengan keluarga korban. Pihak keluarga mengucapkan terima kasih dan sudah ikhlas dengan apapun yang terjadi.

"Sifat manusia tentu inginnya jasad ketemu. Untuk menghormati jasad dalam keadaan apapun. Tapi kami punya batasan kekuatan dan pikiran. Sudah berjuang," kata Tri.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads