Unik! Pasar di Kudus Ini Namanya Tokiyo Jepang, Begini Asal-usulnya

Unik! Pasar di Kudus Ini Namanya Tokiyo Jepang, Begini Asal-usulnya

Dian Utoro Aji - detikJateng
Kamis, 07 Des 2023 13:33 WIB
Suasana Pasar Tokiyo Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus Kamis (7/12/2023).
Foto: Suasana Pasar Tokiyo Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus Kamis (7/12/2023). (Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Sebuah pasar di Kabupaten Kudus diberi nama yang cukup unik yakni 'Tokiyo', mirip dengan Ibu Kota Jepang, Tokyo. Lalu seperti apa ceritanya?

Pasar Tokiyo berada di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo. Lokasi pasar berada di pinggir jalan. Pantauan detikJateng di lokasi, Kamis (7/12/2023), suasana pasar begitu ramai.

Pedagang menempati kios dan los di pasar yang dibangun pada tahun 2021 ini. Ada ratusan pedagang melakukan transaksi jual beli sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Pasar Tokiyo

Kepala Desa Jepang, Indarto mengatakan awalnya banyak pedagang kali lima (PKL) berjualan di pertigaan desa. Jumlahnya ada 100-an lebih. Mereka berjualan setiap pagi saja.

"Jadi Pasar Tokiyo Desa Jepang ini sebetulnya adalah pengembangan kawasan penataan PKL yang dibangun oleh pemerintah Desa Jepang pada tahun 2004, lha itu awalnya banyak pedagang tiban di pertigaan Desa Jepang sebelah selatan," jelas Indarto ditemui di lokasi, Kamis (7/12/2023).

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Pemdes Jepang merelokasi pedagang yang semula berjualan di pertigaan jalan desa. Lalu mereka dipindah di tanah bengkok desa yang kosong. Total saat itu ada 146 PKL yang direlokasi ke tanah lapang tersebut.

"Setelah itu tahun 2004 Pemdes Jepang merelokasi pedagang yang selama ini berjual di pertigaan Desa Jepang di lokasi ini. Pada saat pembukaan tahun 2004 itu ada 146 pedagang," ungkap ia.

Indarto mengatakan pemdes lalu mengusulkan pembangunan pasar kepada Pemkab Kudus tahun 2020 silam dan disetujui. Pihaknya mendapatkan bantuan dari pemkab sebanyak Rp 2 miliar. Lalu pihak desa menambah Rp 1 miliar lebih. Total ada Rp 3,7 miliar dihabiskan untuk membangun pasar desa.

"Dalam perkembangannya selanjutnya tahun 2020 sudah ada 300 pedagang, karena ada tambah terus tidak mungkin pedagang kita biarkan, dengan kondisi semrawut banyak pedagang menempati lahan sebetulnya tidak pada peruntukannya, sehingga tahun 2021 kita membangun pasar desa yang murni dan dikelola pendapatan masuk ke desa," terang Indarto.

"Kita diberikan bantuan dua tahun Rp 2 miliar, anggaran itu kita tambah dengan pendapatan asli desa sehingga kita laksanakan pembangunan, sampai hari ini pasar menelan Rp 3,7 miliar," Indarto melanjutkan.

Suasana Pasar Tokiyo Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus Kamis (7/12/2023).Suasana Pasar Tokiyo Desa Jepang Kecamatan Mejobo, Kudus Kamis (7/12/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Nama Tokiyo

Terkait nama, kata Indarto mirip dengan nama ibu kota sekaligus pusat ekonomi Negara Jepang yakni Tokyo. Hanya penulisan pasar ditulis 'Tokiyo'.

Menurutnya hal tersebut untuk lebih mengenal pasar yang ada di Desa Jepang. Sebab, desanya diidentikkan warga luar daerah sama dengan Negara Jepang.

"Ini kebetulan desa kami adalah Jepang, dan ini pasar desa yang ada di Desa Jepang kami pengin untuk membuat ikon yang masyarakat mudah mengingat. Kita coba mencari nama yang hampir senada terkenal di luar Negeri, seperti itu," ujarnya.

Indarto menambahkan pemerintah desa saat ini berencana menambah bangunan di Pasar Tokiyo. Rencananya tahun 2024 mendatang akan diresmikan oleh Pemdes Jepang.

"Proses pembangunan belum selesai, mohon doanya nanti kami rencanakan di tahun akhir ini jalannya kita beton, Insyaallah awal tahun 2024 kita resmikan dan launching terkait dengan e-retribusi dan e-sewa," ungkapnya.

Indarto menambahkan Pasar Tokiyo sendiri berada di luas tanah 6 ribu meter persegi. Pasar Tokiyo mampu menampung ratusan pedagang. Pasar Tokiyo pun sudah terisi oleh semua pedagang yang totalnya mencapai 300 an. Mereka berjualan sembako hingga kuliner.

"Untuk sewanya mulai kios Rp 2,5 juta per tahun, untuk los per meter Rp 250 ribu per tahun. Kami targetkan Rp 600 juta per tahun," jelasnya.

Salah satu pedagang Kahono (57) mengaku bangga dengan Pasar Tokiyo. Sebab namanya unik mirip seperti Ibu Kota Jepang, Tokyo.

Kahono berjualan di pasar tersebut dua tahun ini. Ia berjualan sayur-sayuran di pasar.

"Waktu itu belum ada namanya, warga mengenal Pasar Setan karena menurut sejarah itu jualan pagi hari, jualan habis subuh sampai jam 7 pagi sudah selesai, terus dinamakan Pasar Setan, Pasar Setan kurang bagus, terus sekarang ada Pasar Tokiyo lokasinya di Desa Jepang, untuk menarik pembeli," ungkap Kahono ditemui di lokasi.




(apu/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads