Kemensos Beri Bantuan Usai Viral Pemilik Panti Rehabilitasi di Cilacap Sambat

Kemensos Beri Bantuan Usai Viral Pemilik Panti Rehabilitasi di Cilacap Sambat

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 04 Des 2023 21:46 WIB
Bantuan yang diberikan kepada Panti Rehabilitasi Sosial Sosial Gangguan Jiwa dan Narkoba Tanbihul Ghofilin di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Senin (4/12/2023).
Bantuan yang diberikan kepada Panti Rehabilitasi Sosial Sosial Gangguan Jiwa dan Narkoba Tanbihul Ghofilin di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Senin (4/12/2023).Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Cilacap -

Usai video keluhan pemilik panti rehabilitasi jiwa di Cilacap viral, Kementerian Sosial mendatangi lokasi Panti Rehabilitasi Sosial Gangguan Jiwa dan Narkoba Tanbihul Ghofilin di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Kedatangannya dilakukan untuk mendata sekaligus memberikan bantuan.

Kepala Sentra Satria Baturraden, salah satu UPT Kementerian Sosial yang ada di Jawa Tengah, Darmanto menjelaskan hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pendataan dan assessment.

"Setelah video viral kemarin kami dari Kementerian Sosial langsung ke sini. Pertama kali yang kita lakukan koordinasi dan asesmen. Kaitannya dengan penerima manfaat yang ada di sini kejadiannya seperti apa," kata Darmanto saat ditemui di panti tersebut, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil asesmen yang dilakukan pihaknya mendata ada 36 orang pasien yang ada disini. Dari jumlah segitu yang 16 merupakan kiriman dari Bandung.

"Tetapi tadi pagi diambil 13 terus yang 1 kabur yang 2 masih di sini karena kehendak keluarga," terangnya.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, pihak Kementerian Sosial juga melakukan rekam data pasien. Total yang masih tersisa sebanyak 22 orang.

"Total ada 22, tadi kami lakukan perekaman data ada 15. Yang tidak terekam 7, jadi kami izin ke Pak Jasono untuk dimasukkan ke KK beliau. Ini ke depannya kalau sudah terekam bisa legal. Sudah masuk BPJS dan sebagainya," jelasnya.

Menurutnya, pasien yang ada di panti tersebut rata-rata menderita penyakit. Oleh sebab itu, mereka langsung dibawa ke dua RS untuk mendapat penanganan kesehatan.

"Tadi setelah perekaman yang mengalami gejala parah kami bawa ke RSUD Cilacap ada 3 orang untuk diberikan perawatan kesehatan fisik maupun jiwa. Terus yang 10 dibawa ke RS Margono. Karena rata-rata di sini mengalami gatal," ungkapnya.

Bagi yang masih tersisa 9 orang, nantinya akan dilakukan penanganan kesehatan bergilir. Hal ini karena terbatasnya bangsal yang ada di RS.

"Terus yang 9 orang nanti bergilir mendapat perawatan karena keterbatasan bangsalnya," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan pakaian untuk pasien. Bantuan juga mengalir dari beberapa donatur berupa makanan.

"Kita juga bantu berikan pakaian. Terus dari donatur ada yang datang. Yang tidak kalah pentingnya adalah sebenarnya perawatan kesehatan jiwa. Karena ini kan ODGJ," katanya.

Darmanto mengaku tidak memiliki hubungan dengan Satgantar (Satuan Tugas Penanganan Keterlantaran dan Disabilitas) yang mengirim 40 pasien ODGJ ke panti tersebut. Sebab itu sudah di luar wilayah kewenangannya.

"Kami kalau dengan Dinas Sosial di sana (Bandung) tidak ada hubungan. Di sana kami juga ada UPT. Mereka yang berhubungan," terangnya.

"Kami dapat cerita ternyata mereka merujuk ke sini kadang tidak izin ke dinas sosial. Ada yang tadi bilangnya dari Satgantar itu katanya pertama-tama permisi. Tapi lama-lama tidak izin. Sama Pak Jasono pun kadang tidak terekam," pungkasnya.




(cln/aku)


Hide Ads