Mengenal Candi Gunung Wukir, Tanda Keberhasilan Raja Sanjaya di Magelang

Mengenal Candi Gunung Wukir, Tanda Keberhasilan Raja Sanjaya di Magelang

Marcella Rika Nathasya - detikJateng
Kamis, 23 Nov 2023 13:05 WIB
Sewu or Manjusrighra is a Buddhist temple built in the 8th century within only eight hundred meters to the north of Prambanan. Sewu is the second largest Buddhist temple complex after Borobudur in Central Java. Sewu older than Borobudur and Prambanan. Although originally had 249 temples, the temple community is called
Ilustrasi candi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Yamtono_Sardi
Solo - Candi Gunung Wukir, sebuah peninggalan sejarah yang mengagumkan dan menjadi saksi bisu perjalanan zaman kerajaan di Magelang. Terletak megah di lereng Gunung Wukir, candi ini menawarkan keindahan arsitektur kuno yang mencengangkan dan misteri yang menyelubungi sejarahnya.

Dengan rincian relief yang halus dan struktur batu yang kokoh, candi ini menjadi jendela bagi kita untuk memahami kejayaan peradaban masa lampau. Candi Gunung Wukir merupakan candi Hindu yang ditandai dengan adanya Yoni dan arca Nandi.

Yoni bersama sebuah lingga adalah sebagai lambang Dewa Siwa. Namun lingga dimaksud sekarang tidak ada lagi. Sedangkan arca Nandi (lembu) adalah kendaraannya.

Bagi Anda yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Candi Gunung Wukir, simak artikel di bawah ini.

Sejarah Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir merupakan candi Hindu tertua yang memiliki sejarah panjang. Ditandai dengan penemuan sebuah prasasti yang dikenal dengan Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M.

Berdasarkan Prasasti Canggal yang ditemukan pada tahun 1879 di reruntuhan Candi Gunung Wukir, pembangunan candi ini diduga pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataran Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).

Mengutip dari kebudayaan.kemendikbud.go.id, menyatakan, pada prasasti itu antara lain disebutkan tentang Raja Sanjaya yang gagah berani dan berhasil menaklukkan musuh-musuhnya. Ia adalah pengganti pamannya yaitu Raja Sanna yang gugur di medan perang.

Atas keberhasilannya itu ia kemudian mendirikan sebuah Lingga di atas sebuah bukit. Kemungkinan lokasi yang dimaksud adalah di candi ini. Prasasti ini memuat banyak informasi terkait dengan Kerajaan Medang atau Mataram Hindu.

Berdasarkan prasasti ini, Candi Gunung Wukir diduga memiliki nama asli Siwa Lingga di Kunjarakunja. Nama "Gunung Wukir" sendiri diambil dari nama bukit tempat candi ini berada; kata "wukir" dalam Bahasa Jawa sudah berarti gunung atau bukit, sehingga nama ini sebenarnya redundan.

Lokasi Candi Gunung Wukir

Candi Gunung Wukir terletak di atas Gunung Wukir, bukit kecil yang berada di di Desa Canggal, Kecamatan Salam, Kab. Magelang. Untuk dapat mencapai lokasi candi ini, pengunjung harus mendaki sebuah bukit dengan lingkungan yang sangat khas.

Struktur Candi

Candi Gunung Wukir memiliki struktur yakni terdiri dari satu candi utama dan tiga candi perwara yang berhadapan satu sama lain. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1937-1939), Candi Gunung Wukir pernah direstorasi, tetapi hanya berhasil memugar bagian dasar candi utama karena kehilangan batu-batu aslinya.

Candi tersebut awalnya dikelilingi oleh pagar bata. Candi utama menghadap ke timur dan pada bagian dasarnya terlihat lapik/batur berupa bingkai rata, tanpa adanya bingkai atau hiasan lain pada kakinya.

Sebagian gerbang candi utama masih ada, dengan tangga dan pipi tangga berbentuk ikal lemah (volunt), dan salah satu pipi tangga masih memiliki ukiran makara.

Daya Tarik Candi Gunung Wukir

1. Candi tertua era mataram kuno

Candi Gunung Wukir merupakan candi bercorak hindu tertua yang dibangun sejak masa pemerintahan raja Sanjaya yakni pada tahun 732 M (654 tahun Saka). Hal tersebut menjadi daya Tarik tersendiri bagi pengunjung karena banyak menyimpan informasi sejarah zaman kerajaan di Indonesia.

2. Memiliki empat bagian dengan arsitektur menarik

Candi Gunung Wukir memiliki empat bagian yakni Satu candi induk dan tiga perwara. Meskipun sekarang bagiannya sudah tidak selengkap dahulu, namun keunikan arsitektur setiap bagian candi mampu menarik perhatian masyarakat dari dalam maupun luar negeri.

3. Spot foto yang menarik

Struktur candi yang unik serta letaknya yang berada di atas bukit dengan pepohonan di sekelilingnya membuat lokasi candi ini menjadi spot foto menarik, tak jarang pengunjung yang berwisata ke candi tersebut berfoto dengan berlatar belakang candi yang indah nan menawan itu.

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya peserta program magang bersertifikat di detikcom.


(apl/rih)


Hide Ads