Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir datang ke Balai Kota Solo untuk bertemu Gibran Rakabuming Raka. Dalam kedatangannya, Abu Bakar Ba'asyir turut membawa sepucuk surat yang ditujukan khusus untuk Prabowo Subianto.
Menurut pantauan detikJateng, Senin (20/11/2023), Abu Bakar Ba'asyir tiba di Balai Kota pada pukul 10.06 WIB. Tak sendiri, ia ditemani pengurus pondok pesantren Al-Mukmin.
Abu Bakar Ba'asyir mengungkapkan tujuannya datang ke Balai Kota Solo untuk menyampaikan nasihat pada calon pemimpin negara. Nasihat tersebut mengenai pemimpin muslim wajib mengatur negara ini dengan hukum Allah atau hukum Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tadi mau menyerahkan surat tateqiroh namanya, jadi kewajiban Allah, Allah mewajibkan umat Islam yang mengerti agama harus berusaha menyampaikan nasihat kepala kepala Negara, jadi itu kewajiban saya harus menyampaikan nasihat," kata Baasyir ditemui di Balai Kota Solo, Senin (20/11/2023).
Tokoh agama berusia 85 tahun itu mengatakan nasihat bakal diberikan pada ketiga capres, yakni Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
Untuk Prabowo, nasihat berupa surat itu sudah dititipkan pada Gibran. Sedangkan untuk Anies Baswedan sudah dikirim dan rencananya dia akan mengirimkannya ke Ganjar Pranowo di Semarang.
"Nanti dari tiga capres dan cawapres upaya mengamalkannya. Tiga capres kita kasih surat, tentunya nasihat bagi yang menjadi Presiden, tapi tiga-tiganya kita kasih. Yang Pak Anies sudah sampai di Jakarta, ini Pak Prabowo kita harapkan nanti yang menyampaikan wakil beliau Mas Gibran. Nanti Pak Ganjar kita usahakan di Semarang," ungkapnya.
"Karena surat ini kewajiban agama, jadi yang mengerti Islam, ustaz atau ulama wajib memberi nasihat kepala presiden supaya dalam melaksanakan tugas bisa menyelamatkan negara dengan baik," lanjut Abu Bakar Ba'asyir.
![]() |
Isi Nasihat
Menurut Abu Bakar Ba'asyir, pemimpin muslim wajib mengatur negara dengan hukum Allah atau hukum Islam meski mendapat tentangan dari pihak lain. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan agar Indonesia mendapat keselamatan.
"Ya nasihat itu sebagai seorang presiden, orang Islam itu wajib mengatur negara ini dengan hukum Islam, dengan hukum Allah. Supaya selamat begitu, baik secara langsung atau secara sedikit demi sedikit," jelasnya.
"Jadi presiden yang beragama Islam itu mempunyai kewajiban itu (menerapkan hukum Islam) itu yang kita ingatkan. Memang banyak penentangan dari non-muslim tapi itu tidak usah diperhatikan memang itu sudah sunatullah. Jadi kewajiban seorang presiden orang beragama Islam wajib mengatur negaranya dengan hukum Islam, hukum Allah itu, karena itulah yang bisa menyelamatkan nanti," tambah Abu Bakar Ba'asyir.
Respons Gibran
Gibran tak menanggapi banyak terkait kedatangan Abu Bakar Ba'asyir ke kantornya. Ia hanya mengatakan akan membaca terlebih dahulu surat yang diberikan padanya.
"Ya nanti saya baca isi suratnya dulu ya," kata Gibran, pada Senin (20/11).
Selain itu, dirinya juga akan menjadwalkan waktu untuk bertemu Abu Bakar Ba'asyir. Diketahui, awalnya Abu Bakar Ba'asyir ingin memberikan surat itu langsung pada Gibran, namun tak bertemu.
"Ya nanti saja, kami jadwalkan nggih (ya). Ya, nanti aja nggih," ucapnya.
(cln/ams)