Mal Tertua di Purwokerto Dinyatakan Pailit, Warga Serbu Diskon Cuci Gudang

Mal Tertua di Purwokerto Dinyatakan Pailit, Warga Serbu Diskon Cuci Gudang

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 20 Nov 2023 15:41 WIB
Warga berbelanja di Moro Purwokerto yang sudah dinyatakan pailit, Senin (20/11/2023).
Warga berbelanja di mal Moro Purwokerto yang sudah dinyatakan pailit, Senin (20/11/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Mal tertua di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Moro telah dinyatakan pailit. Mal yang sudah berdiri sejak tahun 1997 itu kini cuci gudang besar-besaran untuk menghabiskan stok barang.

Hal tersebut berdasarkan putusan Pengadilan Niaga Semarang Nomor 25/Pdt.Sus-PKPU/2023/PN.Niaga.Smg tertanggal 16 November 2023.

Tim Kurator PT Bamas Satria Perkasa (pengelola mal), Aan Rohaeni menjelaskan kepailitan ini dikarenakan tidak adanya kesepakatan antar 8 orang pemegang saham Moro Purwokerto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Moro bukan hanya milik satu keluarga tapi ada 8 pemegang saham. Dan tidak ada kesepakatan antara 8 orang itu," kata Aan kepada wartawan, Senin (20/11/2023).

Menurutnya, Moro mulai mengalami naik-turun pemasukan sejak pandemi Covid-19. "Pasca-Covid, kena imbasnya dan ada tunggakan yang tidak bisa dibayar," terangnya.

ADVERTISEMENT

Hingga saat ini total karyawan Moro ada sebanyak 431 orang. Sementara tanggungan untuk sejumlah karyawan ini sebesar Rp 12 miliar.

"Nanti akan dibayarkan setengah dulu Rp 6 miliar untuk PHK karyawan. Saat ini masih ada 160 yang aktif dipekerjakan sampai November 2023. Nanti setelah itu pakai 13 orang sampai aset terjual. Sejak pailit utang aset semua tanggung jawab kurator," jelasnya.

Sementara itu, pantauan detikJateng, ratusan warga berburu barang barang sisa yang dijual dengan potongan harga mencapai 70 persen. Beberapa barang sisa yang dijual seperti pakaian, sepatu, sembako, serta berbagai macam pernak-pernik.

Salah satu pembeli asal Kecamatan Patikraja, Banyumas, Emisa, mengaku sengaja memanfaatkan momentum diskon besar untuk berbelanja.

"Saya dengar mau tutup terus ada diskonan sampai 70 persen juga jadi saya gunakan untuk belanja. Kebetulan saya dapat baju dan sepatu, sekalian belanja sembako," kata Emisa di lokasi.

Sementara itu salah satu supplier UMKM, Ita menjelaskan dirinya datang untuk mengambil sisa produk di Moro. Sebab masih ada barang yang masih bisa dicairkan.

"Ada produk yaitu stik jahe saya di sini dan ada kontra bon yang masih bisa dicairkan. Masih ada retur dan beberapa pieces tersisa. Biasanya laris tapi memang ada sisa karena akan tutup," jelas Ita.

Ia mengaku sedih karena akhirnya Moro akan tutup setelah 25 tahun beroperasi. Ia mengenang sering berbelanja di Moro sejak kecil.

"Tentu sedih ya. Karena dahulu saya sering belanja di sini dari kecil," pungkasnya.




(cln/rih)


Hide Ads