Bagi warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pasti sudah tidak asing lagi dengan Bioskop Rajawali. Bioskop legendaris ini menjadi salah satu yang masih mempertahankan struktur bangunan asli.
Bioskop ini juga kerap kali menjadi perbincangan warganet. Bahkan beberapa kali viral karena mempertahankan karakteristik poster yang digambar menggunakan lukisan.
Ya, bioskop ini masih mempertahankan lukisan manual untuk promosi film yang sedang dan akan diputar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari awal bioskop ini berdiri tahun 1980, lukisan poster film di Bioskop Rajawali masih menghiasi hingga saat ini. Hal inilah yang kemudian menjadi karakter kuat Bioskop Rajawali Purwokerto.
Humas Bioskop Rajawali, Eny Kuswati menjelaskan adanya lukisan poster film menjadi pembeda dengan bioskop terkenal lainnya. Karakter kuat inilah yang kemudian menjadi perbincangan karena dinilai unik.
"Karena ini kan unik ya. Sekaligus menjadi pembeda bioskop lain. Agar ada nilai seninya tersendiri. Jadi karakternya kuat," kata Eny kepada detikJateng, Minggu (8/10/2023).
![]() |
Selain memiliki karakter kuat, penggunaan lukisan poster film juga dinilai lebih ramah lingkungan. Pasalnya, penggunaan poster cetak digital tidak bisa dipakai kembali.
Sebelum menggunakan triplek, Bioskop Rajawali juga pernah menggunakan media kain. Namun seiring berjalannya waktu dan untuk menekan angka pengeluaran, triplek menjadi pilihan tepat digunakan hingga saat ini.
"Kalau pakai papan triplek ini bisa digunakan hingga 6-7 judul film. Setelah film selesai, langsung ditimpa pakai cat hitam dan digambar lagi film yang mau tayang. Ya bisa digunakan sampai setengah tahun lah," terangnya.
Keunikan bioskop ini tak cukup sampai di situ. Sebab konstruksi bangunannya masih asli sejak awal pertama kali berdiri. Namun untuk interior gedung bioskop sudah mengalami renovasi untuk kenyamanan pengunjung.
Dari yang awalnya kursi besi, hingga saat ini sofa dengan kapasitas penonton 150-400 tempat duduk. Tiap studionya berbeda jumlah tempat duduk. Yang terbesar adalah Studio 1 dan paling kecil berada di Studio 4.
"Harga tiket di sini untuk hari biasa dipatok Rp 30 ribu, Jumat Rp 35 ribu dan pada akhir pekan atau hari libur nasional jadi Rp 40 ribu," jelasnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
Meskipun dalam beberapa tahun terakhir sudah ada bioskop lain di sekitar Purwokerto, namun pihaknya tidak merasa ada saingan. Justru pihaknya menganggap bioskop lain sebagai teman bisnis.
"Kita nggak merasa bersaing karena kita berjalan bersama-sama. Kalau strategi pemilik bioskop itu bekerja sama dengan PH bagaimana untuk meningkatkan biar penonton itu ramai. Sesekali adain promo," ungkapnya.
"Kadang ada promo harga tiket Rp 10 ribu kadang juga beli tiket 1 gratis 1. Tergantung film dan pemilik film. Itu harus ada persetujuan. Diumumkan 1 hari sebelumnya, jamnya tidak tentu kadang pagi saja atau malam saja," lanjutnya.
Kenyamanan dan keramahan karyawan terhadap pengunjung juga termasuk strategi lainnya. Pun dengan perkembangan teknologi yang digunakan di dalam pemutaran film.
"Kita melayani dengan hati. Jadi pelayanan yang utama, kita ada untuk mereka jadi bisa bertahan sampai selama ini. Terus biarpun kita di kota kecil tapi kita tidak ketinggalan untuk masalah teknologi. Sekitar tahun 2011-an itu sudah mulai peralihan ke digital setelah direnovasi. Mesin proyektor itu sudah teknologi laser, itu lebih tinggi dari Dolby. Jadi gambarnya lebih jernih dan bagus," pungkasnya.