7 Tokoh Penting Palagan Ambarawa dan Perannya

7 Tokoh Penting Palagan Ambarawa dan Perannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 19 Nov 2023 16:28 WIB
Patung Jenderal Sudirman Bolong
7 Tokoh Penting Palagan Ambarawa dan Perannya. Foto: Muhammad Abdurrosyid/ detikcom.
Solo -

Di tengah pertempuran sengit Palagan Ambarawa, keberhasilan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) tidak lepas dari peran tokoh-tokoh kunci. Mulai dari Jenderal Soedirman hingga G.P.H Djatikusumo menjadi pilar utama dalam meraih kemenangan.

Namun tidak hanya itu, setidaknya terdapat 7 tokoh penting yang memimpin pasukan pejuang Indonesia dalam memukul mundur sekutu pada medio Oktober-Desember 1945. Siapa saja tokoh penting tersebut?

Berikut adalah informasi mengenai tokoh Palagan Ambarawa yang detikJateng rangkum dari laman resmi Budaya Provinsi DIY, Perpusnas, NU Online, Pemkab Kebumen, serta buku Sedjarah TNI-AD Kodam VII/Diponegoro dan Pengetahuan Sosial Sejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jenderal Soedirman

Dalam Palagan Ambarawa, Jenderal Besar Soedirman memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Inggris pada Desember 1945.

Dalam pertempuran ini, Jenderal Soedirman menerapkan taktik bernama supit udang yang sangat efektif dan cerdik. Taktik ini mampu mengepung musuh dari segala penjuru dan membuat mereka terpojok.

ADVERTISEMENT

Akhirnya, TKR berhasil memutuskan komunikasi antar militer Sekutu serta merusak sistem pertahanannya. Berkat taktik supit udang, Sekutu berhasil dipukul mundur dari Ambarawa dan TKR pun menang pada 15 Desember 1945.

2. Letkol Isdiman

Letkol Isdiman adalah seorang perwira terbaik di bawah komando Kolonel Soedirman. Ia tampil sebagai pemimpin ulung dalam Palagan Ambarawa. Oleh Panglima Divisi V tersebut, ia ditugaskan untuk memimpin pasukan di Ambarawa.

Meski terpercaya oleh Panglima, takdir tragis menimpanya saat desa Kalurahan diserang musuh melalui jalur udara pada tanggal 26 November 1945. Gugurnya Letkol Isdiman merupakan kerugian besar bagi perjuangan, terutama dalam fase kritis pertempuran.

Meskipun kehilangan sosok yang begitu berharga, semangat perlawanan tidak surut. Prinsip "patah tumbuh hilang berganti" menjadi landasan untuk tetap melanjutkan perjuangan.

Untuk mengisi kekosongan pimpinan Komando Pertempuran, dipilihlah Gatot Soebroto, yang ditunjuk berdasarkan surat perintah dari Urip Sumohardjo.

3. Gatot Soebroto

Gatot Soebroto adalah pemimpin pasukan Indonesia di Ambarawa, menggantikan Letkol Isdiman. Sejak 20 Oktober 1945, ia berperan sebagai ahli siasat yang penuh empati. Ia membantu merencanakan strategi dan mengelola situasi di medan Ambarawa.

Ketika Kolonel Soetirto menjadi Panglima Besar, Gatot Soebroto ditugaskan sebagai ajudan, juga berperan sebagai Perwira Siasat dan Penyelidik.

Meskipun pasukan Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk terputusnya bantuan udara setelah pesawat Kalibanteng Semarang jatuh pada 9 Desember 1945, Gatot Soebroto terus mengkoordinasikan serangan dari berbagai arah.

Dengan kepemimpinan strategisnya, Gatot Soebroto berkontribusi pada keberhasilan pasukan Indonesia mendorong musuh keluar dari Ambarawa pada 15 Desember 1945.

4. Surono Reksodimejo

Selama Palagan Ambarawa, Kapten Surono yang menjabat di bawah komando Letnan Kolonel Gatot Soebroto. Surono juga memiliki karier yang cemerlang setelah perang tersebut.

Surono Reksodimejo kemudian menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia.

Sayangnya, tak banyak catatan dan bukti sejarah yang membahas mengenai Surono Reksodimejo.

5. Letkol Sarbini Martodiharjo

H. M. Sarbini adalah seorang Letnan Jenderal TNI Purnawirawan yang dahulu terlibat dalam peristiwa Palagan Ambarawa pada 20 Oktober 1945. Ia memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Kedu Tengah.

Peristiwa Palagan Ambarawa dimulai dengan pendaratan Sekutu di Semarang. Pasukan Indonesia yang berada di bawah kepemimpinan Sarbini berhasil mengepung dan mengusir pasukan Sekutu dari Magelang dan Ambarawa.

Sarbini Martodiharjo terlibat dalam pengejaran dan pertempuran hingga mampu menggagalkan usaha Sekutu menjadikan Ambarawa sebagai pangkalan.

Setelah peristiwa Palagan Ambarawa usai, ia juga sempat menjadi Menteri Pertahanan pada kabinet Dwikora II di era pemerintahan Bung Karno.

6. KH Saifuddin Zuhri

Selain tentara, ada peran ulama juga dalam peristiwa Palagan Ambarawa. Ia adalah KH Saifuddin Zuhri, Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah.

Mengutip laman resmi NU Online, ia memimpin laskar Hizbullah bersama TKR dan rakyat Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Soedirman. Pasukan ini berhasil memukul mundur tentara Sekutu dalam pertempuran selama 20 hari atau dikenal dengan Palagan Ambarawa.

Sebelumnya, ia berperan dalam strategi serangan bersama Letkol M. Sarbini dan Letkol Ahmad Yani di Magelang. KH Saifuddin Zuhri juga menggunakan kata-kata semboyan jaga seperti "Menoreh" dan "Meteseh" sebagai kode pengenal.

7. G.P.H Djatikusumo

Tokoh penting dalam Palagan Ambarawa yang terakhir adalah G.P.H Djatikusumo. Ia bertindak sebagai pemimpin Divisi IV. Tugas utama divisi tersebut adalah mengidentifikasi serta mengepung pasukan asing.

Selama pertempuran yang intens di Ambarawa, Kolonel G.P.H. Djatikusumo menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang luar biasa dengan menjaga agar pergerakan pasukan tetap terkoordinasi dan sesuai rencana.

Demikian informasi mengenai tokoh-tokoh penting dalam Palagan Ambarawa. Semoga bermanfaat, Lur!




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads