Objek Wisata Umbul (mata air) Gedaren di Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten, merupakan salah satu objek wisata air di Klaten. Di umbul tersebut ditemukan banyak bebatuan yang konon berkaitan dengan cerita keberadaan Candi Darawati.
Batu-batu tersebut bisa dengan mudah dijumpai di umbul Gedaren. Umbul Gedaren sendiri tidak sulit ditemukan karena berada di tepi jalan raya Klaten-Boyolali, persis di barat kantor desa.
Umbul yang kini ramai menjadi objek wisata itu terdiri dari dua kolam kuno. Kolam utama berada di sisi barat dengan ukuran sekitar 30x20 meter dan kolam kedua dengan ukuran lebih di sisi timurnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mata air kolam utama terlihat jelas dasarnya karena air kolamnya yang jernih. Kolam utama dibiarkan tetap alami dengan batu andesit dan batu cadas di sekeliling.
Kolam utama itu dikelilingi pepohonan berakar tunggang dengan ukuran besar, seperti beringin, spreh dan lainnya. Mata airnya tidak pernah kering sepanjang musim.
Sebuah batu andesit berbentuk lapik berada di permukaan sebelum masuk ke kolam. Di kolam utama pada tepian dikelilingi batu-batu prigen berbagai ukuran, batu- batu bertakik, Yoni dan lainnya.
Parno (65), warga Desa Gedaren mengatakan cerita adanya candi sudah lama diceritakan turun-temurun. Saat ditanya candi namanya apa, dia mengungkapkan warga tidak tahu.
"Tidak tahu, saya kecil sudah tidak ada. Di barat umbul pernah ada ditemukan batu dan arca," katanya kepada detikJateng di lokasi, Sabtu (18/11/2023).
Soal batu-batu di umbul, Parno mengaku tidak mengetahui asalnya. Tetapi sejak dulu kala batu itu sudah ada di lokasi. "Sudah ada sejak dulu. Ya di situ," imbuh Parno.
Candi yang Letaknya Misterius
Kades Gedaren, Kecamatan Jatinom, Udin Diantara membenarkan ada cerita tentang sebuah candi bernama Candi Darawati di desanya. Letaknya sampai sekarang masih misterius.
"Terkait candi yang ada di Gedaren memang ada cerita. Tapi letaknya di mana sampai sekarang belum pasti," ungkap Udin Diantara kepada detikJateng.
![]() |
Menurut Udin, letak candi diperkirakan di sekitar Dusun Derepan. Di lokasi banyak ditemukan bebatuan candinya.
"Ada dua lokasi, salah satunya di Derepan karena ditemukan batu-batunya. Kami bersama tim penelusuran terus mengkaji," imbuh Udin.
detikJateng mencoba menelusuri Dusun Derepan yang jaraknya sekitar 100 meter ke selatan arah Umbul. Di dusun itu ditemukan banyak bebatuan perigen dan bertakik di makam dan pekarangan rumah warga.
Bahkan ada satu Yoni berukuran besar di pekarangan warga tidak jauh dari makam. Batu Yoni itu ukurannya sekitar 1x1 meter lebar maupun tingginya.
Pegiat cagar budaya Kabupaten Klaten, Hari Wahyudi menjelaskan pada catatan peneliti berkebangsaan Belanda, NW Hoepermans tahun 1864-1867 di Desa Gedaren ada candi Darawati. Di lokasi ditemukan arca.
"Dari data NW Hoepermans 1864-1867 di sana ada candi Darawati. Dengan temuan Yoni lapik dan arca Siwa Mahadewa dari logam emas," ungkap Hari kepada detikJateng.
Catatan peneliti Belanda itu dari penelusuran detikJateng berbunyi "even ten oosten van het landhuis Gedaren stond vroeger een Candi waarven het dak gedeeltelijk was ingestort , een metalen ciwa beeld werd hier gevonden bij het graven van een put en opgenomen in dee collektie dieduksman".
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi "Tepat di sebelah timur rumah pedesaan Gedaren dulunya terdapat sebuah Candi yang sebagian atapnya telah runtuh, di sini ditemukan patung logam Ciwa ketika menggali sumur dan termasuk dalam koleksi Dieduksman".
Analis cagar budaya dan koleksi museum Disbudparpora Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung, menyebut dinas sudah mengecek ke Desa Gedaren. Tetapi belum dilakukan pendataan di umbul.
"Belum didata. Tapi kita pernah mengecek temuan batu-batu candi di makam selatan umbul Gedaren," jelas Wiyan kepada detikJateng.
Dinas, sambung Wiyan Ari, belum bisa memastikan candi seperti apa dan letaknya di mana. Meskipun ada catatan peneliti Belanda.
"Belum bisa dipastikan. Tapi tercantum dalam laporan penelitian zaman Belanda," imbuh Wiyan.
(apu/ams)