Tanjakan Kalijambe di Kabupaten Purworejo, menjadi salah satu jalur tengkorak karena rawan kecelakaan. Pengguna jalan pun diimbau untuk waspada dan berhati-hati.
Jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Purworejo-Magelang di Dusun Sorogenen Lor, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener memiliki tanjakan yang tidak semua orang mampu menaklukkannya. Daerah yang berada tepat di perbatasan Purworejo-Magelang itu terkenal dengan nama tanjakan Kalijambe.
Tanjakan itu, disebut sebagai jalur tengkorak lantaran di lokasi tersebut sering terjadi kecelakaan bahkan hingga merenggut nyawa. Warga setempat pun berbagi tugas selama 24 jam untuk mengatur laju lalu-lintas demi mencegah terjadinya kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya bantu ngatur kendaraan yang muatan berat karena sering macet nggak kuat nanjak. Kemarin ada truk kontainer patah as kemarinnya lagi juga ada. Sini memang sering banget kecelakaan, rawan. Memang jalur tengkorak," kata warga yang setiap hari berjaga di lokasi, Hendri Prasetyo (20) kepada detikJateng, Jumat (17/11/2023) petang.
"Saya ini jaga pagi sampai sore, nanti ganti orang lagi malam sampai pagi. Total petugas yang jaga ya lebih dari 10, gantian gitu. Pokoknya yang jaga 24 jam ada terus," sambungnya.
Selain kecelakaan yang kadang memang tidak bisa dihindari, ia dan teman-temannya tetap berusaha untuk membantu para pengguna jalan. Tak hanya mengatur laju kendaraan besar, mereka juga membantu kendaraan lain yang mogok di tengah jalan.
"Terus misal ada sepeda motor mogok kita dorong, mobil mogok ganjel dulu," imbuhnya.
Namun, di sela-sela usahanya untuk pencegahan kecelakaan, selalu ada saja kendaraan yang susah diatur. Pantauan detikJateng di lokasi, nyaris terjadi kecelakaan ketika mobil Avanza yang meluncur dari arah Magelang diminta untuk berhenti dan menepi namun tetap melaju.
Penjaga jalan yang emosi bahkan sempat melempar bendera ke arah mobil karena membandel. Setelah mengetahui ada kontainer melaju berlawanan arah dari bawah, baru sang sopir Avanza sadar dan segera menepikan kendaraan tepat sesaat sebelum kontainer mengambil jalurnya.
"Kadang memang gitu, ada yang susah diatur gitu, misal ada truk muatan berat dari bawah mau nanjak tapi yang atas nggak mau berhenti. Padahal yang bawah kan ancang-ancang nanjak lewatnya ke jalur kanan, jadi yang dari atas harusnya ngalah dulu menepi berhenti," lanjutnya.
Tanjakan Berkelok yang Ramai Saat Sore-Malam
Tanjakan dengan panjang lebih dari 1 km itu memang sedikit berkelok. Jam sibuk kendaraan biasanya terjadi pada sore dan malam hari, sedangkan pagi hingga siang biasanya terpantau agak sepi. Jika terjadi kemacetan atau kecelakaan di lokasi yang menyebabkan arus lalu-lintas terhambat, para pengguna jalan biasanya diarahkan untuk melewati jalur alternatif.
"Jika macet atau pas ada kecelakaan, biasanya kendaraan yang mau lewat dialihkan lewat kampung bisa. Sepeda motor atau mobil masih bisa tapi kalau kendaraan besar nggak bisa harus putar arah lewat Wonosobo atau Yogyakarta," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Untung Ariono mengungkapkan ke depannya pihaknya berencana akan mengadakan razia tonase terutama kendaraan besar. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan saat menanjak karena kendaraan kelebihan muatan.
"Antisipasinya ya kita nanti adakan razia masalah tonase yang jalur arah ke sana, bisa pakai alat tonase portable, nanti koordinasi dengan Dishub dulu," ungkapnya saat dihubungi detikJateng, petang ini.
(apu/ams)