Misteri, pelaku jual kaveling trotoar di Pasar Baru Wiradesa, Pekalongan, untuk dijadikan lapak jualan mulai terungkap. Nama pelaku disebut sudah dikantongi Pemkab Pekalongan.
Sekda Pekalongan, M Yulian Akbar mengungkap, pihaknya telah mengantongi nama penjual trotoar di Pasar Baru Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Namun, masih akan dilakukan konfrontasi pada yang bersangkutan. Sekda mengungkap, dugaan pelaku bukan seorang ASN.
Hal itu diungkapkan Sekda Pekalongan, M Yulian Akbar, saat dikonfirmasi Kamis Sore (16/11/2023), melalui pesawat teleponnya.
"Indikasi yang menjual sudah ada. Besok kita konfrontir terkait dengan orang yang melakukan jual beli trotoar ini," ujar M Yulian Akbar.
Siapa pelakunya, ia tidak merinci lebih detail. Hanya saja, menurut M Yulian Akbar, pelakunya bukan seorang ASN dan pihaknya akan memastikan dengan melakukan konfrontasi terlebih dahulu.
"Bukan ASN ya, yang jelas warga sipil," jawabnya singkat.
Ditambahkan M Yulian Akbar, rencananya besok Jumat (17/11), pihaknya akan memanggil orang yang diduga menjual trotoar yang di kavling-kavling untuk para pedagang. Selain untuk dimintai klarifikasi, juga akan dilakukan penyelesaian terkait sejumlah pedagang yang telah membeli kavling di trotoar tersebut.
"Besok (Jumat) akan kita undang dalam pertemuan untuk di klarifikasi dan akan dibahas pula penyelesaian dari kasus jual beli trotoar tersebut," tambah Yulian Akbar.
Satu Kaveling Trotoar Dijual Rp 1 Juta
Sebelumnya diberitakan, heboh trotoar jalan yang berada di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, di kapling-kapling oleh seseorang yang belum diketahui, pelakunya. Lokasi trotoar yang dikapling dengan cara di corat-coret dengan cat minyak semprot ini berada di Blok D dan C yang berada di sebelah timur Pasar Wiradesa.
Satu kapling dijual Rp 1 juta. Saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan, masih mengusut tuntas siapa pelakunya.
Praktik tersebut membikin heboh setelah muncul video penampakan cat semprot di terotoar itu diunggah di medsos oleh akun Instagram @pekalonganinfo.
"Sejumlah pedagang di Pasar baru Wiradesa mengeluhkan adanya oknum / preman yang menjual belikan lahan dagangan di sepanjang jalan trotoar. Sepetak lahan itu dipatok dengan harga satu juta rupiah. Nampak beberapa lahan sudah diberi nama dengan cat putih yang menandakan bahwa lahan sudah dibeli. Sepetak lahan itu juga nampak kecil namun demikian banyak pedagang yang membeli lahan di sana karena dinilai lebih ramai dibanding lapak di dalam. Hal ini sekaligus menjadi salah satu penyebab sepinya kondisi pasar bagian dalam karena pembeli lebih memilih belanja di sekitar trotoar," tulis akun tersebut.
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
(apu/ahr)