Heboh trotoar jalan yang berada di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, di kapling-kapling oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya. Lokasi trotoar yang dikaveling dengan cara di corat-coret dengan cat minyak semprot ini berada di Blok D dan C yang berada di sebelah timur Pasar Wiradesa.
Satu kaveling ini dijual seharga Rp 1 juta. Saat ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan masih mengusut tuntas siapa pelakunya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Pekalongan, Sutanto Widodo, menjelaskan saat ini pihaknya masih melakukan penelusuran atas informasi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
''Ada yang bilang sudah beli senilai Rp1 juta, namun tidak tahu belinya sama siapa dan pembelian atas nama siapa, sehingga sedang ditelusuri kebenarannya," kata Widodo.
Pihaknya berjanji akan menindak tegas siapapun yang memperjualbelikan trotoar yang dikavelingi untuk para pedagang tersebut. Termasuk jika ada oknum di dinasnya yang ikut bermain.
"Misalnya itu merupakan oknum dari Disperindag, yang berarti tindakannya sudah tidak sejalan dengan kebijakan dinas, akan kami tindak tegas. Bila terjadi indikasi, jual beli dan lain sebagainya, itu jelas melanggar. Akan tindak tegas, jelas dilarang berjualan di situ (trotoar)," tambahnya.
Diakuinya, adanya kavelingan di jalan trotoar di lingkungan Pasar Wiradesa tersebut diketahui sejak Selasa kemarin (14/11). Dengan menggunakan trotoar yang semestinya digunakan untuk pejalan kaki, di cat minyak semprot berwarna putih, hitam dan ada juga yang kuning, sebagai pembatas kaveling.
Selain penanda berupa garis, ada juga tertulis nama orang yang telah membelinya.
"Terus terang saja yang pertama adalah, tidak pas atau bahasa saya tidak sepatutnya fasum yang ada di pasar untuk tempat jualan," kata Widodo.
Sebelumnya diberitakan, sebuah trotoar yang berada di pasar yang baru beroperasi yakni di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, nampak di cat semprot. Aksi cat semprot ini diduga terkait praktik jual beli kaveling trotoar yang dilakukan oleh oknum yang belum diketahui.
Dijelaskan, kavelingan di trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki, dijual belikan oleh oknum ke para pedagang dengan harga Rp 1 juta.
Praktik tersebut membikin heboh setelah diveo penampakan cat semprot di terotoar itu diunggah di medsos oleh akun Instagram @pekalonganinfo.
"Sejumlah pedagang di Pasar baru Wiradesa mengeluhkan adanya oknum / preman yang menjual belikan lahan dagangan di sepanjang jalan trotoar. Sepetak lahan itu dipatok dengan harga satu juta rupiah. Nampak beberapa lahan sudah diberi nama dengan cat putih yang menandakan bahwa lahan sudah dibeli. Sepetak lahan itu juga nampak kecil namun demikian banyak pedagang yang membeli lahan di sana karena dinilai lebih ramai dibanding lapak di dalam. Hal ini sekaligus menjadi salah satu penyebab sepinya kondisi pasar bagian dalam karena pembeli lebih memilih belanja di sekitar trotoar," tulis akun tersebut.
(ahr/apl)