Video sebuah trotoar yang dicat semprot di Pasar Wiradesa Pekalongan yang baru beroperasi viral di media sosial. Aksi mengecat semprot itu terjadi karena trotoar itu diduga diperjualbelikan secara kaplingan oleh oknum yang belum diketahui.
Dijelaskan, kapling-kaplingan di trotoar tersebut, yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki, diperjualbelikan oleh oknum ke para pedagang, dengan harga Rp 1 juta.
Video yang diunggah di sosial media di akun Instagram @pekalonganinfo ini, berdurasi 54 detik dan telah ditonton lebih dari 93,2 ribu sejak diposting dua jam yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain video, juga bertuliskan keterangan maksud cat semprot tersebut. Begini tulisannya: "Pekalonganinfo Sejumlah pedagang di Pasar baru Wiradesa mengeluhkan adanya oknum / preman yang menjual belikan lahan dagangan di sepanjang jalan trotoar. Sepetak lahan itu dipatok dengan harga satu juta rupiah. Nampak beberapa lahan sudah diberi nama dengan cat putih yang menandakan bahwa lahan sudah dibeli. Sepetak lahan itu juga nampak kecil namun demikian banyak pedagang yang membeli lahan di sana karena dinilai lebih ramai dibanding lapak di dalam. Hal ini sekaligus menjadi salah satu penyebab sepinya kondisi pasar bagian dalam karena pembeli lebih memilih belanja di sekitar trotoar," tulis postingan Instagram @pekalonganinfo.
Dalam penelusuran detikJateng Rabu (15/11/2023) di lokasi, cat semprot dengan warna hitam, putih dan kuning, pada pukul 12.20 WIB, masih nampak tercoret di trotoar pasar Wiradesa setempat. Belum jelas aksi jual beli ini dilakukan oleh siapa.
Disperindag Usut Pelaku
Saat dimintai konfirmasi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Pekalongan, Sutanto Widodo, menjelaskan terkait kaplingan trotoar atau fasilitas umum (fasum), pihaknya tidak mengetahuinya. Namun ia menekankan akan menelusuri temuan tersebut.
"Nah terkait dengan kejadian yang sempat ramai, adanya fasilitas umum trotoar yang di coret-coret pilox kayak di kapling ini, terus terang saja yang pertama adalah, tidak pas atau bahasa saya tidak sepatutnya fasum yang ada di pasar untuk tempat jualan," kata Sutanto Widodo, pada awak media saat ditemui di Kantor Dinas Perindag Kabupaten Pekalongan, Rabu (15/11/2023).
Menurutnya, lokasi coretan cat semprot kapling tersebut berada di Blok D dan C yang berada di sebelah timur Pasar Wiradesa.
"Ada yang bilang sudah beli senilai Rp 1 juta, namun tidak tahu belinya sama siapa dan pembelian atas nama siapa, sehingga sedang ditelusuri kebenarannya," kata Widodo .
Ia berjanji dalam waktu dekat ini akan mengungkap siapa pelakunya. Jika oknum bawahannya terlibat, maka akan ditindak tegas.
"Misalnya itu merupakan oknum dari Disperindag, yang berarti tindakannya sudah tidak sejalan dengan kebijakan dinas, akan kami tindak tegas. Bila terjadi indikasi, jual beli dan lain sebagainya, itu jelas melanggar. Akan tindak tegas, jelas dilarang berjualan di situ (trotoar)," tambahnya.
Pihaknya kini masih tengah menelusuri siapa pelaku aksi jual beli kaplingan di trotoar tersebut.
Sementara itu, sejumlah pedagang yang mempunyai Kartu Tanda Pemakaian (KTP) sudah mulai menempati lapak jualannya lagi sejak pasar tersebut mulai dibangun akibat peristiwa kebakaran yang terjadi pada 2018. Sebelumnya, pedagang pasar Wiradesa menempati pasar darurat.
"Ya, hari ini bertepatan dengan waktu para pedagang Pasar Wiradesa menempati kembali lokasi di pasar tersebut yang telah direnovasi. Kesepakatan awal dengan para pedagang, pada tanggal 1-14 November 2023 merupakan waktu persiapan untuk pindahan, sehingga ketika 15 November 2023 pedagang sudah bisa langsung menempati lokasi yang telah disediakan," ungkapnya.
Adapun total pedagang yang menempati Pasar Wiradesa diperkirakan 1.900 pedagang.
"Hari ini pedagang makanan mulai menempati di Blok F, Blok C (Pedagang basahan seperti ikan dan daging) sudah operasional, sementara Blok D dan Blok E (pedagang semi kering), serta Blok B masih belum begitu ramai, sudah kami evaluasi. Sementara Blok A merupakan zona kering yang berada di lantai 2," jelas Widodo.
(apu/ams)