Eks Menag hingga Eks Pimpinan KPK Sowan Gus Mus Curhat Kondisi Bangsa

Eks Menag hingga Eks Pimpinan KPK Sowan Gus Mus Curhat Kondisi Bangsa

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Minggu, 12 Nov 2023 16:39 WIB
Konferensi pers sejumlah tokoh usai sowan Gus Mus di Rembang, Minggu (12/11/2023).
Konferensi pers sejumlah tokoh usai sowan Gus Mus di Rembang, Minggu (12/11/2023). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng
Rembang -

Sejumlah tokoh nasional sowan ke kediaman Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Kelurahan Leteh, Rembang, pada Minggu (12/11) siang. Pertemuan sejumlah tokoh itu untuk curhat ke Gus Mus, mengadukan kondisi terkini bangsa.

Koordinator acara, Alif Iman Nurlambang mengatakan, pertemuan sejumlah tokoh di kediaman Gus Mus ia namai dengan sebutan Majelis Permusyawaratan Rembang atau MPR.

Alif menyebutkan, para tokoh yang hadir untuk sowan Gus Mus itu antara lain ada istri mendiang Nurcholish Madjid yakni Omi Komaria Majid, mantan Menag Lukman Hakim Syaifuddin, budayawan Goenawan Mohamad, Nong Mahmada, mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekasa, dan Prof Sulistyowati Irianto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJateng di kediaman Gus Mus, Lukman Hakim dan Goenawan Mohamad tiba di kediaman Gus Mus pukul 10.30 WIB. Mereka ditemui Gus Mus di ruang tamu utama kediaman Gus Mus.

Pertemuan yang digelar secara tertutup itu, berlangsung selama satu setengah jam lebih. Setelah selesai sowan, awak media diberi kesempatan konferensi pers di tempat terpisah dari kediaman Gus Mus.

ADVERTISEMENT

Kepada awak media, Goenawan Mohamad mengatakan agenda dia dan rombongan ke Rembang adalah untuk sowan Gus Mus. Selain itu juga untuk berbagi rasa atas kondisi bangsa yang ia rasakan sekarang ini.

Menurut Goenawan, saat ini kepercayaan antarsesama kian tergerus oleh banyaknya kebohongan-kebohongan yang ada.

"Kita ke Gus Mus untuk sowan tapi juga untuk berbagi rasa untuk saling menularkan semangat supaya kembali lagi ada kepercayaan, menurut saya kepada sesama. Karena zaman sekarang itu kepercayaan kepada sesama itu sangat tipis. Pertama banyak sekali kebohongan yang juga diucapkan oleh Presiden dan orang-orang lainnya," terang Goenawan.

"Kedua karena sekarang ini kesetiaan bisa dibeli, suara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli. Jadi apa yang ikhlas itu sudah mengalami. Kalau sebuah masyarakat kehilangan saling percaya ya selesai. Kami ingin itu tercegah, setidaknya di kalangan yang sedikit kelihatannya tapi sebenar banyak pengaruhnya," imbuh Gornawan.

Sementara itu, Omi Komaria Majid menuturkan, saat sowan Gus Mus, banyak hal yang ia sampaikan. Menurutnya, Gus Mus adalah sosok guru baginya, setelah sepeninggalan sang suami.

"Saya tadi ke Gus Mus untuk urusan pribadi saya. Saya curhat kepada Gus Mus, sebagai guru saya setelah suami saya Cak Nur meninggal," ungkap Omi.

Omi juga mengungkapkan, salah satu hal yang ia sampaikan ke Gus Mus terutama soal perkembangan kondisi bangsa sekarang ini. Omi mengaku prihatin atas kondisi bangsa sekarang ini, yang dinilainya telah marak terjadi praktik KKN. Penentangan atas KKN yang diperjuangkan pada era Reformasi tahun 1998, sebutnya, sekarang ini tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh.

"Saya curhat karena saya merasa sedih kesal dan marah. Itu semua karena dipicu oleh suatu kenyataan, bahwa KKN korupsi kolusi nepotisme yang kita perjuangkan pada Reformasi pada 1998 dan itu merupakan tujuan utama untuk kelangsungan negara ini, itu tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh," ujar Omi.

Omi menambahkan, sekarang ini KKN justru kian meruyak terjadi di dalam berbangsa dan bernegara. Bahkan ia menyebut, negara sudah diselewengkan jauh, jadi ajang praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

"KKN justru semakin menggurita dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara. Negara saya pikir itu kan suatu wadah tempat pengabdian kepada rakyat, untuk kemajuan rakyat. Tetapi itu semua sudah tidak ada rasanya. Justru negara malah sudah untuk diselewengkan jauh sebagai ajang korupsi kolusi dan nepotisme," pungkas Omi.




(rih/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads