Belum Tersentuh Renovasi, Begini Kondisi Taman Gesang di Solo Safari

Belum Tersentuh Renovasi, Begini Kondisi Taman Gesang di Solo Safari

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Sabtu, 11 Nov 2023 15:30 WIB
Patung Gesang yang tetap berdiri kokoh di tengah kerangka-kerangka bangunan Taman Gesang, Sabtu (11/11/2023).
Nasib Taman Gesang Samping Bengawan Solo yang Kini Tampak Gersang. Patung Gesang yang tetap berdiri kokoh di tengah kerangka-kerangka bangunan Taman Gesang, Sabtu (11/11/2023). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo -

Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) kini sudah disulap menjadi kebun binatang cantik dengan nama Solo Safari. Akan tetapi, Taman Gesang yang terletak di salah satu sudutnya kini tampak gersang dan mulai dilupakan.

TSTJ sendiri sudah direnovasi total sejak Mei 2022 dan berganti nama menjadi Solo Safari. Kebun binatang di Kota Bengawan itu kini tampak menawan dengan pengunjung yang datang silih berganti.

Sementara di sisi lain, Taman Gesang yang terletak di sisi musala Solo Safari tampak gersang dan terbengkalai. Keberadaannya pun cenderung diabaikan pengunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tinggal keberadaan patung sang maestro, Gesang, yang masih berdiri dengan gagah di tengah rerumputan liar yang tumbuh di sekitarnya. Tertulis pula lirik dan balok nada Bengawan Solo di bagian bawah patung.

Direktur TSTJ, Prihanto mengungkapkan, Taman Gesang sendiri menjadi salah satu area yang nantinya akan turut direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Solo.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita lihat dari perjalanan pasca-TSTJ bekerja sama dengan Safari itu kan termasuk kajian yang dikerjasamakan, jadi dari Mas Wali (Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka) menyampaikan bahwa kerja sama dengan Taman safari itu termasuk merevitalisasi Taman Gesang," kata Prihanto kepada detikJateng, Sabtu (11/11/2023).

Dari pantauan detikJateng, area Taman Gesang sendiri memang sudah dirobohkan dan hanya menyisakan kerangka-kerangka bangunan.

Tumbuhan-tumbuhan kering di sekitarnya membuat taman yang dulu bersejarah ini menjadi terkesan gersang dan tak menarik perhatian.

Prihanto mengatakan, hal itu karena Taman Gesang memang belum memasuki tahap revitalisasi.

"Kondisi sekarang ya karena belum masuk objek yang direvitalisasi, masih belum ada pekerjaan di tempat itu. Karena kemarin fokusnya di area satwa, ada pengerjaan kandang, trek, danau, resto. Jadi area Taman Gesang sampai hari ini belum termasuk area yang dikerjakan atau direvitalisasi," terangnya.

Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa sudah ada rencana untuk merevitalisasi Taman Gesang menjadi museum yang akan lebih menarik.

"Dalam rencana itu ada wacana konsep yang berkembang bisa jadi namanya Museum Gesang, konsepnya galeri, tidak merubah aslinya," tutur Prihanto.

"Nanti diperbaiki ada area galeri, tempat perform, tentunya di situ yang jadi ikon patung Pak gesang. Kalau patung Pak Gesang kan masih ada sekarang, persis seperti aslinya," imbuhnya.

Ia menambahkan, terdapat tahapan untuk dilakukan renovasi sehingga kini Taman Gesang masih belum tersentuh.

"Kebetulan Taman Gesang itu kan di area exit ya mau luar, jadi memang belum dikerjakan karena belum masuk masa pengerjaan," ungkapnya.

Melansir dari detikJateng, Taman Gesang sendiri merupakan taman yang dulunya dibangun atas kerja sama Pemkot Solo dengan Perhimpunan Dana Gesang di Jepang pada medio 1990-an. Letaknya di sebelah Sungai Bengawan Solo, persis seperti lagu ciptaan Gesang.

"Memang betul-betul di samping Bengawan Solo, seperti lagu Pak Gesang. Aslinya dibuat seperti itu malah lebih membuat semakin kuat konsep museum, malah lebih bagus. Jadi nggak merubah aslinya cuma mempercantik, menambah koleksi," tutur Prihanto.

Kini, Taman Gesang sendiri masih dalam tahap di bawah konstruksi. Perawatan seperti membersihkan rumput dan tanaman liar pun masih dilakukan.




(apu/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads