Faiz yang keseharian guru seni budaya MTs Negeri 1 Pati menuai pujian karena prestasinya tingkat Internasional. Faiz menjadi peserta ajang International Art Contest (IAC) Season 12.
IAC merupakan ajang kompetisi bergengsi tingkat Internasional yang diikuti berbagai jenis seniman. Penyelenggara IAC adalah INNOVIZE Global Events dan Talent Search, sebuah firma yang didirikan di India.
Faiz membuat karya yang berjudul 'Diversity'. Karyanya itu mendapatkan predikat Best Digital Artwork dalam ajang International Art Contest (IAC) Season 12.
Faiz mengatakan karya lukisan digital itu ide awalnya adalah terkait keberagaman di Indonesia. Menurutnya bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Dari itu kemudian ia membuat karya yang berjudul 'Diversity'.
"Idenya dari Indonesia sendiri, ciri khas dari Indonesia itu kan beragam diversity, majemuk, itu menunjukkan karya memang dari manivestasi keberagaman itu sendiri," kata Faiz kepada detikJateng ditemui di MTs Negeri 1 Pati, Sabtu (11/11/2023).
Ia melanjutkan, karya berjudul 'Diversity' itu memadukan beberapa wajah yang mewakili orang Indonesia. Lalu dipadukan dengan unsur warna, tato, hingga garis.
"Kepikiran bagaimana nanti kalau bikin wajah dari beberapa orang mewakili Indonesia dengan berbagai elemen seperti warna, tato, dan sebagainya," ujarnya.
Faiz mengaku tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat karya digital itu. Sebab ia menggunakan kecanggihan teknologi untuk membuat karya yang mendapatkan penghargaan di kancah Internasional itu.
"Proses tidak lama, karena ini tidak dari manual. Karena kategori digital art, saya memanfaatkan kemajuan teknologi saya memanfaatkan Dall-e, kemudian saya masukan gambar saya ambil, lalu saya editing, kemudian saya upload di lomba itu," kata Faiz.
Faiz mengirim karyanya itu pada Agustus 2023 lalu. Awalnya pengumuman pada Oktober 2023. Akan tetapi mundur baru diumumkan 5 November 2023 lalu.
"Sesi 12 dimulai akhir Agustus 2023, pengumumannya awal Oktober kemungkinan banyaknya yang masuk sampai 5 November 2023," ujarnya.
Bersaing dengan Ribuan Peserta Sedunia
Ia menceritakan karyanya harus bersaing dengan ribuan seniman di dunia lainnya. Ia awalnya tidak memiliki target apapun. Sebab menurutnya ikut menjadi partisipasi pun lebih penting. Sedangkan juara adalah hadiah.
"Di IAC ini karya yang masuk tidak di ekspos, hanya memberikan jumlah karya yang masuk sekitar seribu lebih. Kita hanya menerima pengumuman dari sosmed mereka," jelasnya.
"Target tidak juara, yang penting saya ikut berpartisipasi, juara itu hadiah tambahan, yang penting mau berpartisipasi," ungkap Faiz yang mulai mengajar di MTs Negeri 1 Pati sejak tahun 2019 silam.
Kepala Sekolah MTS Negeri 1 Pati, Ali Musyafak mengaku bersyukur karena ada gurunya yang meraih prestasi di ajang Internasional. Hal tersebut sebagai upaya untuk mewujudkan madrasah yang bertaraf Internasional.
"Alhamdulillah, saya selaku kepala madrasah bersyukur, sangat berterima kasih kepada bapak Faiz yang telah mengangkat nama madrasah ini di kancah Internasional," jelas Ali ditemui di kantornya.
"Sesuai madrasah kami untuk mewujudkan yang uswatul kasanah, unggul ilmu pengetahuan dan teknologi, peduli lingkungan dan bertaraf Internasional, sehingga didapatkan prestasi di tingkat Internasional untuk mewujudkan visi-misi," ia melanjutkan.
Dengan prestasi itu, ia pun berharap agar bisa ditularkan kepada para peserta didik di MTs Negeri 1 Pati. "Insya Allah kita akan mengembangkan potensi guru dan siswa, banyak siswa berprestasi di kancah Internasional, itu berkat kemampuan tinggi dari kami untuk mewujudkan visi itu," tambahnya.
(apu/apl)