Berpulangnya Muhammad Shodiqin atau Cak Diqin meninggalkan duka mendalam, tak hanya keluarganya tetapi juga kalangan seniman. Pelawak, Kirun, mengenang Cak Diqin sebagai sosok yang pantang menyerah.
Kirun merupakan sahabat lama Cak Diqin. Menurut Kirun, mereka 40 tahun silam pernah tinggal bersama di Jayapura. Setelah itu mereka sama-sama pulang ke Jawa.
Sesampainya di Jawa, dirinya dan Cak Diqin sama-sama meniti karir di dunia seni. Dia melihat sosok Cak Diqin sebagai orang yang pantang menyerah dan selalu berkarya di dunia seni musik, khususnya campursari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesan saya, almarhum (Cak Diqin) ini pantang menyerah. Pokoknya selalu berkarya, selalu berkarya dan alhamdulillah lagu-lagunya itu terus, sudah jadi monumen. Sudah jadi pegangan, mengisi khasanah musik di Indonesia," jelas Kirun saat melayat Cak Diqin, di rumah duka, Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jumat (10/11/2023).
Ada banyak penyanyi campursari lain, namun menurut Kirun, lagu-lagunya Cak Diqin ini berbeda dengan lainnya. Lagu-lagu Cak Diqin dinilainya unik-unik dan bermakna.
"Lagunya Mas Diqin lain. Masalah percintaan, masalah alam, masalah pokoknya unik-unik lagunya. Lagunya syair-syairnya itu nyemu. Misalnya Mister Mendem. Syairnya luar biasa. Terus Mendem Wedokan. Jadi lagunya Cak Diqin syairnya banyak yang bermakna, banyak unsur daripada moral dan pendidikan. Itu kesan Kirun," ucap dia.
Dikemukakannya, dirinya bersama Cak Diqin memang jarang komunikasi. Terakhir saat Cak Diqin memintanya untuk mengisi di acara pengajian rutin di Pondok Tanah Jawi, yang rencananya akan dilaksanakan pada 5 Januari 2024 mendatang.
"Saya jarang komunikasi. Terakhir kapan yo lali aku. Cuma terakhir di pondoknya ini, di rumah ini pernah datang ke sini, untuk memberikan yo ora ceramahlah aku ora iso ceramah. Memberikan seni dan budaya, kaitannya ceramah seni dan budaya. Terus dia minta tanggal 5 Januari (2024) ini diminta sini lagi. Belum aku ke sini, beliaunya sudah kapundut duluan. Jadi komunikasi terakhir ya itu minta mengisi lagi dalam pengajian rutin di pondok tanah jawi ini, tanggal 5 Januari nanti," pungkasnya.
Cak Diqin meninggal dunia pukul 07.00 WIB pagi tadi di ICU RSUD Pandan Arang, Boyolali. Cak Diqin meninggal karena sakit. Jenazah Cak Diqin sudah dimakamkan di permakaman umum Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali pukul 14.00 WIB tadi.
Sementara itu Abah Lala menyebut Cak Diqin sangat banyak berkontribusi di dunia musik campursari. Bahkan lagu-lagu campursari yang dikenal sebelum era ambyar itu kebanyakan lagu-lagu Cak Diqin.
"Menurut saya Cak Diqin sebagai salah satu pahlawan kesenian campursari," kata Abah Lala saat melayat di rumah duka Cak Diqin.
(ahr/apl)